Mohon tunggu...
Rafasha Oktaviani
Rafasha Oktaviani Mohon Tunggu... Penerjemah - Translator dan Content writer

Halo, saya Rafasha Oktaviani. Saya adalah seorang penerjemah dan penulis konten di sebuah fasilitas kesehatan. Saat ini saya menulis artikel bertema-kan topik kesehatan dan berkolaborasi dengan para dokter di tempat saya bekerja sebagai peninjau artikel kesehatan yang saya buat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kematian Akibat Kemoterapi

18 Maret 2023   11:42 Diperbarui: 18 Maret 2023   11:46 2899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kemoterapi dapat menyebabkan kematian? 

Kemoterapi merupakan salah satu tindakan penanganan kanker yang dilakukan dengan memberikan bahan kimia yang sangat kuat ke dalam tubuh. 

Pemberian bahan kimia ini bertujuan untuk membunuh sel kanker yang berkembang dalam tubuh atau bisa bertujuan paliatif : hanya untuk mengurangi gejala yang dirasakan pasien. 

Sayangnya, pengobatan kemoterapi belum bisa mengobati kanker secara pasti. 

Banyak kasus di mana pasien kanker sembuh setelah kemoterapi namun kembali mengidap kanker di tahun-tahun berikutnya, atau malah sembuh tapi mendapat kanker jenis lain.

Kemoterapi bersifat meracuni dan merusak tubuh karena tidak hanya meracuni dan membunuh sel kanker, tapi sel sehat dalam tubuh juga. 

Sampai saat ini, angka kesembuhan dan angka kematian akibat kemoterapi masih menjadi perdebatan karena jumlah angka nya hampir sama besarnya. 

Riset Angka Kematian Akibat Kemoterapi Dari Tahun ke Tahun

Sebuah riset mengenai kematian pasien kanker akibat kemoterapi telah dilakukan dan dipublikasi oleh The Lancet Oncology berjudul England's 30-day chemotherapy mortality: a measure of quality of care? pada September 2016 lalu.

Hasilnya menunjukan bahwa tindakan kemoterapi telah menewaskan hingga 50% pasien penderita kanker di berbagai rumah sakit di Inggris. Rumah sakit yang termasuk adalah rumah sakit di Milton Keynes, Lanceshire, Blackpool, Coventry, Derby, Tyneside Selatan, Surrey dan Sussex. 

Jumlah besar kematian pasien kanker yang terjadi dalam 30 hari pertama setelah melakukan kemoterapi mengindikasikan bahwa penyebab kematian pasien-pasien tersebut adalah obat kemoterapi, bukan penyakit kanker itu sendiri.

Kekhawatiran dan Tanggapan Dokter Onkologis

Hal itu membuat Dr Jem Rashbass selaku Kepala divisi kanker di Public Health England (PHE) menghubungi pihak rumah sakit untuk menyampaikan kekhawatirannya. 

Menanggapi Dr Jem Rashbass, Profesor David Cameron dari Western General Hospital Skotlandia menjelaskan "Terkait pasien kanker yang meninggal di kurun waktu 30 hari kemoterapi mungkin memang sebaiknya saat itu tidak diberikan tindakan kemoterapi. Tapi hal ini sulit ditentukan karena jika kita tidak memberikan tindakan kemoterapi pada pasien kanker, pasien tidak akan tertolong. Jika kita memberikan tindakan kemoterapi pada pasien kanker, pasien juga ada yang tidak tertolong. Hal tersebut memerlukan keseimbangan yang tepat dengan bantuan lebih banyak data."

Professor David Dodwel dari ST James Hospital juga menambahkan "Selain perihal data, masalahnya juga bisa terdapat di praktek klinis. Penting sekali bagi pasien untuk tahu bahwa kemoterapi memiliki efek samping yang berpotensi membahayakan nyawa. Para dokter juga harus lebih berhati-hati dalam menentukan tindakan penanganan kanker pada pasien."

Pengobatan Kanker Tanpa Efek Samping Mematikan

CMI Hospital, sebuah klinik utama spesialisasi kanker di Bandung menyediakan pengobatan kanker tanpa efek samping yang mematikan seperti kemoterapi. 

Jika kemoterapi bekerja dengan meracuni sel kanker namun juga meracuni sel sehat di tubuh, obat kanker CMI Hospital dapat membunuh sel kanker tanpa mengenai sel sehat di tubuh. 

Untuk info lebih lanjut dan konsultasi gratis, kunjungi halaman website CMI Hospital langsung.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun