Pak Sastro melihat dirinya yang sangat kesepian, terbelenggu oleh perasaan gelap yang menyelimuti karena ditinggalkan, termasuk oleh burung perkututnya yang tiba-tiba hilang.
2. The Imaginary
Pak Sastro merasakan belenggu kesepian atas ditinggalkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya tersebut semakin merasa bahwa dia tidak bisa terus menerus dalam kegelapan itu yang membuatnya khawatir, cemas, bahkan berdampak pada warga desa tempat tinggalnya. Pak Sastro sadar ia menginginkan kebebasan daripada belenggu kesepian yang mengikatnya tersebut.
3. The Simbolic Order
Pak Sastro mengembara mencari perkututnya yang hilang. Pak Sastro meninggalkan semua hartanya, hanya membawa bekal sedikit untuk mencari perkututnya, bersikeras mengembara sampai bertemu dengan perkututnya. Namun, perkututnya pun tak kunjung ketemu, justru dia tidak ingin kembali lagi ke desanya ataupun memiliki kembali seluruh hartanya.Â
Pak Sastro yang mengembara merasakan kebebasan yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya. Ia melanjutkan mengembara sampai akhir cerita hingga memutuskan untuk hidup 'bebas' dengan burung perkutut sebagai simbol dari kebebasan yang Pak Sastro inginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H