Mohon tunggu...
Rafa Oktaviani
Rafa Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Book

Kritik Psikoanalisis pada Novel Kooong Karya Iwan Simatupang

29 Oktober 2024   12:50 Diperbarui: 29 Oktober 2024   12:55 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Kritik psikoanalisis merupakan bentuk kritik yang menggunakan sejumlah teknik psikoanalisis dalam menafsirkan sastra. Dalam Peter Barry (2010), terdapat dua tokoh yang mengemukakan konsep kritik psikoanalisisnya, yakni Sigmun Freud dan Jacques Lacanan. Sigmun Freud dalam konsepnya memiliki model yang terdiri dari tiga bagian, yakni ego, super-ego, dan id. 

Ketiga 'level' kepribadian ini secara berurutan sama dengan pikiran sadar, hati nurani, dan pikiran tak sadar. Selanjutnya Jacques Lacanan memiliki konsep the real, the imaginary, dan the simbolic order. 

The real, yaitu pemikiran sadar oleh manusia dengan identitas aslinya, tidak menemukan suatu kurang apapun dalam dirinya. The Imaginary merupakan tahpa lanjutan dimana seseorang mulai mengenal kelebihan dan kekurangan dengan membandingkan dirinya kepada sesuatu yang dipersepsikan lebih baik. 

Tahap terakhir yakni The Simbolic Order, dalam hal ini seseorang dengan perbuatannya berusaha mengubah dirinya menjadi sebuah entitas yang dia anggap memiliki sesuatu yang lebih baik dari dirinya. 

Novel Kooong karya Iwan Simatupang ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1975. Novel ini menceritakan seseorang yang terkenal akan disegani warga desanya dengan kekayaannya, Pak Sastro. 

Pak Sastro ini diceritakan seorang kaya raya yang kehilangan istri dan anaknya. Lalu suatu hari dia membeli burung perkutut yang tidak bisa Kooong seperti perkutut pada umumnya. 

Perkututnya ini menemani hari hari kesepian Pak Sastro setelah ditinggalkan anak dan istrinya meninggal. Namun suatu hari, perkututnya pun 'meninggalkannya'. Pak Sastro merasa kembali ke dalam belenggu kesepian. 

Pak Sastro memutuskan untuk mengembara mencari perkututnya, sampai akhirnya Pak Sastro merasakan kebebasan yang belum pernah dia rasakan. Di akhir cerita, Pak Sastro memutuskan untuk menikmati kebebasan yang dia dambakan dengan mengembara mencari perkututnya.

Dalam novel Kooong karya Iwan Simatupang ini, kritik psikoanalisis akan dibahas pada konsep kritik Lacan yakni the real, the imaginary, serta the simbolic order. 

1. The Real

Pak Sastro yang melihat diri sendiri sebagai seorang kesepian karena ditinggal istri dan anaknya. Lalu dia juga kehilangan perkututnya yang dibeli di pasar yang mana perkutut tersebut tidak bisa kooong atau berbunyi seperti perkutut lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun