Mohon tunggu...
Rafans Manado
Rafans Manado Mohon Tunggu... amtenar -

Aktivis ormas serta pemerhati bidang politik, pariwisata, dan kebudayaan Kota Manado,-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Zodiak Versi Tou Minahasa – Manado

29 Oktober 2010   01:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:00 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata Dotu-Dotu Minahasa dari dulu selalu mengawasi dengan cermat cuaca sehari-hari maupun setiap tahun dan juga kejadian di langit.

Tidak diragukan, orang tua dulu menghubungkan kejadian/perubahan di langit dengan ritus maupun pekerjaan mereka.

Menurut cerita peninggalan bahwa dunia ini berada ditengah-tengah “lumbung padi yang sangat besar (sangkor)”. Pada seputar bumi terdapat wujud/mahluk dari angkasa dengan nama “meie’et u tana” (pengikat/lingkaran bumi). Wujud dimaksud bukan manusia maupun ular, walaupun kelihatannya mirip kedua-duanya.

Lingkaran pengikat bumi tersebut membuntuti ujung yang lain – serupa seekor ular yang tak henti-hentinya mengejar ekornya. Ular rotan (sawa witin) surge ini selalu bergerak maju tanpa dapat menjangkau tujuannya. Warna mahluk yang penuh dengan rahasia adalah setengah kuning setengah hitam. Nama pengikat/lingkaran bumi ini suka disebut nie’etan (yang diberi memakai ikat) atau dengan kata lain yang diikat. Apakah yang dimaksud diikat disini?. Yang dimaksud adalah bintang-bintang. Pada lagu tua ada yang berjudul Nie’etan im bawo un bènè (diatas sana terikat padi). Disini pada dimaksud bintang-bintang.

Dalam istilah “bukan sehari-hari” tentang matahari suka makan nasi, pada saat ia kembali dari selatan menuju utara. Berarti musim hujan telah berlalu dan bintang-bintang terlihat pada malam hari seperti padi yang tersebar dalam kebun surge yang gelap. Mungkin dari sini kita di ingatkan tentang mitos asal-usul padi di dapat kan dari surga.

Bilamana padi telah dipetik, orang Minahasa merayakan pesta panen di pekarangannya, yang mana pesta ini dianggap penutup tahun. Karena ini pesta maka tua muda harus menari bersama-sama. Tarian ini selalu membentuk lingkaran yang tidak tertutup, selalu ada antara penyambung tangan. Mereka bergerak berputar terus-menerus. Ujung yang satu mengejar ujung yang lain, serupa wujud yang terlihat diatas sana.

Tarian ini yang disebut Maengket, dan kata ini walaupun terbentuk dari meie’et pasti berkaitan satu sama lain. Dengan sendirinya tarian ini tidak lain adalah bentuk pertunjukan dari zodiac yang berputar selamanya tanpa beristirahat mengejar dirinya sendiri.

1. Capricornus/Makara/Paileken en ta’un/ Ta’una weru Penunjuk tahun khusus disebut bintang tahun baru (Sirius). Sebagai symbol/lambang “kembang mulai mekar” pertanda permulaan tahun. Bintang ini timbul pada permulaan bulan Januari disebelah batas pandangan timur, bila matahari terbenam.

2. Aquarius/Kumba/Sim-sim Sejenis kumbang, sebutan ini juga dipakai untuk “tikus hutan”. Kata sim-sim adalah reduplikasi dari sim dengan arti mengerat. Nama bintang ini diperoleh karena bila matahari mulai terbit, tikus maupun kumbang mulai mengerogoti padi.

3. Pisces/Mina/Wèo Babi hutan/Bintang Barat. Dalam sajak bintang malam disebut “Ipengano ni wèo” artinya telah dimakan babi hutan. Awan yang saling susul secara tidak teratur diumpamakan babi hutan.

4. Aries/Beluku/(Wewuris/Ipemumuris) Bintang Ziarah; terbenam disebelah barat sesudah matahari terbit (Venus). Sebagai symbol (hièroglyphe-tulisan gambar Mesir kuno) adalah sepotong tabung, bertali untuk disandang, tempat saguèr/tuak se sudah disadap. Pada upacara posan/pelii tabung berisikan saguèr ditempatkan sedemikian rupa sehingga miring dari barat ke timur. Lagi pula hujan datang dari dari arah barat, telah tertelan bumi pada bulan April , seusainya musim hujan. Kata asal puris = muntahan (karena kurang sehat).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun