Mohon tunggu...
Ekel Sadsuitubun
Ekel Sadsuitubun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng Manado dan Politeknik Negeri Ambon

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Sebuah Pamit 'Selamat Tinggal'

15 April 2023   08:48 Diperbarui: 15 April 2023   08:55 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dan di jiwa kami ada protes mengajakmu pulang

Mengusap air mata yang jatuh dari atap rumah kita

Kawan...

Ada tangisan rindu memanggil lembut namamu

Ada doa-doa syadhu membubung seperti asap dupa yang mewangi

Ada suara ratap tangis menggema merdu dari hati yang belum ikhlas menerima

Semuanya tak henti terucap dari suara-suara yang mencintaimu

Memanggilmu pulang ke rumah, tempat kita memulai segala yang belum tuntas

Kawan...

Kapan lagi kata-kata 'bakusedu' itu mengepul bersama segelas kopi setengah pahit yang kita minum di sudut-sudut teras rumah kita?

Kapan lagi kita saling sapa saat bersua di lorong-lorong rumah kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun