Mohon tunggu...
Ekel Sadsuitubun
Ekel Sadsuitubun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng Manado dan Politeknik Negeri Ambon

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Sebuah Pamit 'Selamat Tinggal'

15 April 2023   08:48 Diperbarui: 15 April 2023   08:55 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk Sebuah Pamit 'SELAMAT TINGGAL'

Kawan...

Ini masih terlalu pagi untuk suara-suara tangis yang pecah di jiwa

Ini masih terlalu pagi, air-air mata itu harus tumpah dari hati lalu membubung di atas atap rumah kita

Ini masih terlalu pagi cerita tentang jubahmu yang masih kemilau

Ini masih terlalu pagi mengenang tentang seperempat jalan yang berujung pamit 'selamat tinggal'

Ah... Pamit ini terlalu pahit

Jika ditanya apa artinya pergi, kalau tak ada tempat kita pulang?

Apa artinya hilang, kalau kita lupa saling berpamitan?

Memang hidup direnggut waktu terlalu kejam untuk dimengerti, terlalu sakit untuk diingat

Datangnya hanya menyisahkan luka-luka di batin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun