4. Politik Dan Ekonomi Dalam Dialog Untuk Pemenuhan Manusia (Artikel 189-198)
      Pada dialog ini, Paus Fransiskus menegaskan akan bagaimana cara kerja dari politik dan ekonomi baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Politik dan ekonomi harus saling menunjang dalam pemenuhan manusia, namun keduanya perlu menyesuaikan dengan lingkungan (alam) agar tidak membawa dampak buruk bagi alam.  Artikel 189 berisi tentang dimana politik tudak harus tunduk pada ekonomi dan ekonomi tidak harus tuntuk pada perintah atau paradigm efisiensi teknokrasi.  Dalam artikel 190, pola pikir profit tidak ada ruang untuk berpikir tentang irama alam, fase layu dan regenerasi, atau tentang kompleksitas ekosistem yang dapat serius diubah oleh campur tangan manusia.
      Artikel 192 dan 193 mengungkapkan bahwa diversifikasi produksi membuka amat banyak kesempatan bagi kecerdasan manusia untuk berkreasi dan berinovasi, sambil serentak melindungi lingkungan serta menambah lapangan kerja. Artikel 194 dalam hal ini mengulas jalan tengah hanya sedikit menunda keruntuhan. Yang diperlukan adalah mendefinisikan ulang pengertian kita tentang kemajuan. Artikel 195 berprinsip maksimalisasi keuntungan yang cenderung dipisahkan dari pertimbangan lain, mencerminkan salah paham akan konsep ekonomi. Artikel 196 mengungkapkan benar bahwa saat ini beberapa sector ekonomi menjalankan kekuasaan lebih besar daripada negara-negara sendiri. Artikel 197 dan 198 mengungkapkan dimana politik tidak mampu mendobrak cara berpikir yang sesat itu, dan tetap terjebak dalam wacana yang tidak konsisten, kita terus tidak akan menanggapi masalah-masalah utama umat manusia.
5. Agama-Agama Dalam Dialog Dengan Ilmu (Artikel 199-201)
        Pada dialog ini, Paus Fransiskus berbicara tentang hubungan antara Agama dan Ilmu dalam kaitannya dengan lingkungan (alam). Kita sebagai orang beriman dituntut untuk mencintai alam dan Agama serta Ilmu pengetahuan berupaya untuk secara bersama-sama membangun dialog ekologis. Artikel 199 melihat bahwa tak dapat diklaim bahwa ilmu pengetahuan empiris memberikan penjelasan lengkap tentang kehidupan, hakikat terdalam semua makhluk dan keseluruhan realitas. Artikel 200 melihat bagaimana pun juga, orang-orang beriman harus diundang untuk konsisten dengan iman mereka sendiri dan tidak menyangkalnya dengan tindakan mereka. Artikel 201 melihat dimana mayoritas penduduk planet ini menyatakan dirinya beriman; hal ini harus mendorong agama-agama untuk masuk ke dalam dialog dengan maksud melindungi alam, membela orang miskin, dan membangun jaringan persaudaraan yang saling menghormati. Sebuah dialog di antara pelbagai ilmu sendiri juga diperlukan karena masing-masing cenderung menutup diri dalam batas-batasnya sendiri, dan spesialisasi mengarah ke isolasi dan pemutlakan bidang pengetahuannya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H