Indonesia menjadi pusat pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara. Dengan lebih dari 200 juta pengguna internet, Indonesia memiliki ekosistem digital yang berkembang pesat, ditandai dengan kehadiran enam unicorn (startup dengan valuasi lebih dari $1 miliar), seperti Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.
Ekonomi digital Indonesia bernilai sekitar $77 miliar pada 2023 (Google & Bain, 2023) dan diproyeksikan mencapai $130 miliar pada 2025. Sektor ini berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru, inovasi, dan daya saing ekonomi nasional.
3. Kekayaan Sumber Daya Alam dan Hilirisasi Industri
Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, serta salah satu eksportir utama batubara dan minyak sawit. Seiring dengan tren transisi energi global, pemerintah berupaya meningkatkan nilai tambah dengan mendorong hilirisasi industri, seperti pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV).
Kebijakan larangan ekspor bijih nikel dan dorongan investasi dalam industri pemrosesan nikel di dalam negeri menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
4. Investasi Infrastruktur dan Konektivitas
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran besar untuk pembangunan infrastruktur, termasuk proyek strategis seperti:
* Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai pusat ekonomi baru.
* Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatra yang meningkatkan konektivitas antarwilayah.
* Pelabuhan Patimban dan Makassar New Port untuk memperkuat sektor logistik dan perdagangan.