Mohon tunggu...
Rafael Kaisar Gultom
Rafael Kaisar Gultom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 7 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Saya adalah mahasiswa Semester 7 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Selama kuliah saya memiliki ketertarikan pada bidang ekonomi, perbatasan dan organisasi internasional. Disaat waktu luang saya suka memilih untuk bermain game khususnya CS2 (Counter Strike 2) dimana bermain game bisa dikatakan merupakan hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ulasan Konsep Limology, Konsep Baru Studi Perbatasan? Seberapa Dapat Diandalkan Konsep ini?

16 Desember 2024   20:28 Diperbarui: 16 Desember 2024   20:41 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.rri.co.id

Dengan pendekatan ini, para akademisi dapat menganalisis kompleksitas interaksi, hubungan, dan ketegangan yang muncul di wilayah perbatasan. Contohnya, Newman (2006) menjelaskan bahwa perbatasan tidak hanya memisahkan wilayah geografis, tetapi juga menciptakan pembeda antara "kami" dan "mereka," "di sini" dan "di sana," serta "di dalam" dan "di luar." 

Selain aspek sosial dan politik, dampak ekonomi juga menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, Limology menawarkan perspektif yang sangat berharga dalam memahami tantangan dan peluang yang ada dalam dunia yang semakin terhubung ini. Dengan demikian, Limology atau studi perbatasan menjadi alat penting untuk memahami bagaimana perbatasan memengaruhi masyarakat dan bagaimana masyarakat, pada gilirannya, membentuk dan mendefinisikan ulang perbatasan. 

Selanjutnya, Kelebihan dari artikel ini yaitu pertama, menonjolkan sifat multidisipliner dari Limology, mencakup berbagai bidang seperti geografi, politik, sosiologi, dan antropologi. Hal ini memberikan perspektif yang luas dan mendalam tentang konsep perbatasan. Kedua, penjelasan tentang sejarah munculnya Limology dan hubungannya dengan konteks global pasca-Perang Dingin sangat komprehensif. 

Referensi terhadap tokoh seperti Kolossov & O'Loughlin, serta karya akademik lainnya, memperkuat argumen tulisan. Ketiga, Tulisan ini mencakup banyak aspek perbatasan, termasuk fungsi (barrier, contact, filter), dampak ekonomi, identitas nasional, dan pengaruh globalisasi.

Hal ini memberikan pemahaman holistik tentang studi perbatasan. Sedangkan, kelemahan pada artikel ini antara lain pertama, Tidak ada grafik, peta, atau tabel yang bisa membantu pembaca memahami konsep-konsep kompleks yang dijelaskan, seperti fungsi perbatasan atau dampak globalisasi. 

Kedua, Tulisan lebih berfokus pada teori dan sejarah, tetapi kurang memberikan contoh nyata atau kasus spesifik yang bisa mengilustrasikan bagaimana konsep Limology diterapkan dalam situasi praktis. Terakhir yaitu Penyampaian informasi cenderung monoton, sehingga kurang menarik bagi pembaca yang mengharapkan variasi bentuk penyampaian, seperti narasi, analisis, atau cerita kasus. 

Evaluasi dari kelebihan artikel ini dimana dapat dikembangkan lebih baik lagi yaitu pertama dapat menambahkan analisis spesifik tentang perbatasan Indonesia, seperti perbatasan di Kalimantan, Papua, atau Natuna, yang memiliki tantangan unik terkait keamanan, migrasi, dan identitas nasional. 

Kedua, dapat menggunakan kasus nyata yang mengilustrasikan bagaimana Limology diterapkan, misalnya bagaimana teknologi diterapkan dalam pengawasan perbatasan, atau bagaimana perbatasan memengaruhi identitas masyarakat di wilayah perbatasan.

Ketiga, mungkin bisa menambahkan analisis kritis terhadap konsep-konsep yang ada, seperti apakah dunia tanpa perbatasan (borderless world) benar-benar dapat dicapai.

Temuan Review Artikel dan Saran Improvisasi

Sedangkan, di sisi lain kelemahan yang dimiliki artikel ini secara lebih dalam berada pada hal pertama jika tidak ada grafik, peta atau tabel Konsep-konsep yang dijelaskan, seperti polymorphic borders atau dinamika geopolitik perbatasan, akan lebih mudah dipahami jika didukung oleh diagram atau peta yang menjelaskan wilayah atau fungsi perbatasan dalam konteks tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun