Birds of Paradise atau Burung dari Surga. Begitu julukan bagi salah satu Burung terunik di Pulau Papua ini. Burung ini merupakan burung paling unik di Papua, sehingga kelestariannya dan habitatnya sangat diperketat pengamanannya.Â
Menurut sejarahnya, julukan Birds of Paradise pertama kali diberikan oleh orang Inggris pada tahun 1522. Pada tahun ini, Cendrawasih sempat terkenal karena menjadi hadiah untuk para raja-raja di Eropa.Â
Tidak hanya bulunya yang cantik, pada akhir abad 19 dan awal abad 20, Cendrawasih sempat menjadi trend untuk komoditas perdagangan di eropa. Hal tersebut dikarenakan, bulu cendrawasih digunakan di Eropa untuk menghias topi para wanita disana.
Berdasarkan Keterangan Balai Konservasi Papua, Â dari 41 spesies Cendrawasih yang ada di Indonesia, 37 di antaranya hidup di hutan Papua. Sedangkan, habitat asli Burung Surga ini ada di hutan lebat yang berada di dataran rendah wilayah Papua dan Papua Barat.
Diketahui, Burung Cendrawasih hanya dapat ditemukan di Indonesia bagian timur seperti pulau-pulau di Selat Torres, Papua, Papua Nugini, dan bagian timur Australia.Â
Di Provinsi Papua dan Papua Barat sendiri hampir seluruh hutan kota dan kabupatennya menjadi habitat Burung Cendrawasih. Sehingga tidak heran jika Pulau Papua disebut dengan julukan Bumi Cendrawasih.Â
Karena keunikannya yang mengundang banyak wisatawan yang berkunjung, Pemerintah Provinsi Papua merekomendasi beberapa daerah tujuan wisata di Papua untuk dikunjungi wisatawan, seperti di daerah Mamberamo Foja, Merauke, Wamena dan Jaya Wijaya. Di beberapa wilayah ini, para wisatawan dapat mengamati Cendrawasih secara langsung.
Selain itu, di Provinsi Papua Barat terdapat salah satu destinasi wisata Burung Cendrawasih yang telah banyak dikunjungi wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri yaitu di Kampung Wakesi, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
Dikutip dari Antara News, di kawasan hutan Kampung Warkesi, wisatawan dengan mudah menjumpai dan menonton dua jenis burung cendrawasih yaitu cendrawasih merah dan cenderawasih botak endemik raja ampat.
Berdasarkan data lokasi pengembangan ekowisata konservasi dan pemantauan cenderawasih di Provinsi Papua, terdapat lima tempat di Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Yapen yang dijadikan sebagai habitat Burung Cendrawasih. Disana terdapat beberapa hutan lindung wilayah konservasi dan cagar alam yang dirawat Pemerintah Provinsi Papua untuk melindungi spesies cendrawasih.
Selain itu, berdasarkan hasil pelaksanaan Inventarisasi Populasi dan Identifikasi Habitat burung cendrawasih oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Fanamo Distrik Mimika Jauh selama beberapa hari.
Tim Inventarisasi menjumpai satu jenis cenderawasih yaitu spesies Cenderawasih minor dengan populasi sebanyak 8 ekor.
Cenderawasih Minor dikenal juga dengan nama Cenderawasih Kuning Kecil.
Burung ini mempunyai ciri-ciri berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan dan mempunyai iris mata berwarna kuning.Â
Burung jantan dewasa memiliki bulu di sekitar leher berwarna hijau zamrud mengkilap, pada bagian sisi perut terdapat bulu-bulu hiasan yang panjang berwarna dasar kuning dan putih pada bagian luarnya. Di ekornya terdapat dua buah tali ekor berwarna hitam.Â
Sedangkan untuk burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Burung betina memiliki kepala berwarna coklat tua, dada berwarna putih dan tanpa dihiasi bulu-bulu hiasan.
Diketahui, hutan belantara Papua merupakan tempat yang banyak dipilih burung cendrawasih untuk tinggal dan berhabitat. Biji-bijian, buah, dan serangga merupakan makanan yang dikonsumsi burung ini.
Selain itu, menurut Balai Konservasi, pada bulan September hingga November burung ini melakukan proses perkawinan untuk berkembang biak. Tentunya, ada berbagai ritual tarian dari burung ini dalam proses perkawinannya.
Kini, Burung Cendrawasih di Bumi Cendrawasih terancam punah. Karena kecantikannya, Cendrawasih menjadi sasaran perburuan liar. Belum lagi deforestasi untuk mengubah lahan hutan menjadi kebun yang tentu mengancam habitat mereka. Apalagi terjadi penebangan hutan dan pembukaan lahan kelapa sawit dimana-mana.
Adapun perburuan liar dari beberapa oknum tidak bertanggung jawab, untuk menjual burung surga ini hingga ke luar negeri dengan harga yang sangat mahal.Â
Selain dijual ke luar negeri burung ini biasanya dibunuh juga diawetkan dengan cara disuntik dan dikeringkan. Selain dijual untuk dijadikan hiasan yang sangat mahal, burung ini juga dijual sebagai aksesoris ataupun cenderamata.
Sebagaimana dilansir dari website resmi Pemprov Papua, Papua.go.id, bahwa
Pemerintah Provinsi resmi telah menerbitkan larangan penggunaan Burung Cenderawasih sebagai aksesoris maupun cinderamata.Â
Pelarangan ini sebagaimana terdapat dalam isi Surat Edaran Nomor 660.1/6501/SET tertanggal 5 Juni 2017, tentang larangan penggunaan Burung Cenderawasih asli sebagai aksesoris dan cinderamata kecuali pada prosesi adat di Papua.
Hingga kini masih terdapat berbagai perburuan liat terhadap Birds of Paradise, Cendrawasih di bumi Cendrawasi, Papua. Oleh sebab itu, PortalPapua mengajak, agar kita tetap melindungi spesies ini dari kepunahannya.
Tujuannya agar generasi muda Papua mendatang, dapat mendengar, melihat, dan melestarikan spesies Burung Cendrawasih sebagai Birds of Paradise di Papua dan Dunia. Selain itu, semoga keberadaan Burung Cendrawasih kedepan bukan merupakan sebuah cerita dongeng namun berdasarkan fakta yang benar-benar nyata.***
Rafael Fautngiljanan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H