Awal ditinggal pergi ibu kandungnya sepuluh tahun lalu, si lugu Sinta hanya memiliki seorang nenek. Nenek yang merupakan Ibu kandung dari Ayah sinta. Ayahnya sendiri menghilang dan enggan melirik sejenak keadaannya. Sinta ternyata telah kehilangan kasih sayang sejak dirinya lahir.Â
Bersama sang nenek tercinta, Sinta diasuh layaknya anak sendiri. Siang dan malam, susah dan senang mereka berdua bersama. Akhirnya Sinta menjadi familiar untuk memanggil neneknya dengan sebutan 'mama'.
2018 lalu, neneknya harus dipanggil Tuhan. Saat itu Sinta ditinggal sang nenek sejak berusia 7 tahun. Sang nenek yang setia memperhatikan makan minum dan aktivitas Sinta itu telah pergi untuk selama-lamanya.Â
Kini, Sinta hidup sendirian. Ayah dan ibu kandungnya tidak pernah datang mengunjunginya. Beberapa keluarga seperti Paman, Tante, dan sanak saudara lainnya berusaha untuk memperhatikan bocah kecil ini. Namun, mereka juga dihadapkan dengan segala tuntutan tanggung jawab atas kehidupan keluarga mereka masing-masing.
Lantas, siapa yang harus merawat dan menjaga bocah kecil ini tiap hari ? Siapa yang bertanggung jawab atas asupan gizi/makanannya ? Siapa yang  bersedia membersihkan kotorannya tiap jam ?
Beberapa keluarganya ternyata memperhatikan, namun lagi-lagi aktivitas keluarga mereka masing-masing menghambat perhatian mereka terhadap Sinta. Kini, sinta hanya dirawat oleh Kakak sepupunya, Takur.
Takur, seorang diri merawat adik sepupunya itu. Meskipun ia hanya seorang tukang ojek dengan tanggungan Istri dan seorang anak. Takur harus berjuang membantu Sinta yang hanya terbaring dengan aktivitas seluas tikar.
Takur sendiri, merasa sangat iba. Meskipun bukan adik kandungnya sendiri, namun ia tetap setia mengganti dan membeli pempers untuk adiknya. Mempertanggung-jawabkan makan minum Sinta adiknya. Tak pernah merasa bosan meski mencari uang di musim pandemi begitu sulit.
Kini, siapa yang peduli terhadap bocah tak berdosa ini ?
Menurut laporan keluarganya, selama ini Sinta tidak pernah mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah. Beberapa kali, kelompok seperti The Horror Tim dan beberapa warga sorong sering berkunjung dengan membawa pempers serta kebutuhan sinta lainnya. Dari sini, Sinta bisa mendapatkan penanganan dokter meskipun hanya sekali.Â
Melihat keadaannya yang sangat miris, tentunya menjadi sebuah kesedihan tersendiri bagi siapa saja yang hendak berbelas kasih kepada bocah yang satu ini. Sayangnya, Sinta masih tetap terbaring sendiri dengan dunia seluas tikar di kamarnya tanpa adanya kunjungan lagi.