Mohon tunggu...
Rafael Angwarmas
Rafael Angwarmas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STF-SP

"Sebesar apa pun motivasi yang kau tanamkan dalam dirimu, jika dibarengi dengan tindakan pasif, percayalah hasil tak akan pernah kau tuai"

Selanjutnya

Tutup

Diary

Trik Menghindari Bujuk Rayu Sales: Seni Menolak dengan Elegan

30 Agustus 2024   11:40 Diperbarui: 30 Agustus 2024   12:14 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua pastinya tahu momen itu: saat seseorang mendekati dengan senyum semanis madu dan antusiasme yang bahkan bisa membuat burung-burung berkicau lebih nyaring. Seorang sales tiba-tiba muncul dengan tawaran produk terbaru, mulai dari perawatan kulit ajaib hingga alat dapur yang katanya bisa mengubah hidup Anda. Dan, tanpa sadar, kita berada di tengah percakapan yang sepertinya akan memaksa kita mengeluarkan dompet. Bagaimana caranya kita bisa menolak dengan cara yang elegan tanpa menimbulkan rasa tidak enak? Yuk, kita pelajari beberapa trik berikut ini!

 

Pada jam ambulasi (waktu jalan-jalan bagi para seminaris), saya memutuskan untuk pergi ke Megamall. Niatnya hanya untuk refreshing menikmati secangkir minuman Boba Sundae dan berbelanja sedikit. Saya tahu betul, di tempat seperti ini, ada satu tantangan yang selalu menunggu, yakni para sales yang siap menyerang dengan senyum dan tawaran menarik mereka. Tapi kali ini, saya sudah siap. Hari ini, saya ingin mencoba menerapkan trik psikologi, seni menolak dengan elegan.

Norma Timbal Balik: Pertemuan dengan Penjaga Parfum

Baru saja saya melangkahkan kaki ke dalam mal, tiba-tiba seorang sales mendekati saya. Dia tersenyum manis layaknya bidadari, menawarkan sampel parfum di tangannya. "Selamat pagi, Kak! Ini parfum edisi terbatas kami, boleh dicoba?" katanya, sambil menyemprotkan aroma manis itu ke pergelangan tangan saya. Saya tahu trik ini: memberi sesuatu dulu seperti parfum, sampel gratis, atau pujian dengan harapan kita merasa berhutang budi dan akhirnya membeli produk mereka. Tapi kali ini, saya tidak akan terjebak. Saya tersenyum ramah dan menjawab, "Terima kasih, aromanya enak sekali! Tapi saya baru saja membeli parfum minggu lalu. Mungkin lain kali". Sales itu tampak sedikit kecewa, tapi saya tetap tersenyum, merasa cukup puas karena berhasil lolos dari jebakan pertama tanpa membuat siapa pun merasa tersinggung.

Door-in-the-Face: Tantangan Harga Pakaian

Selanjutnya, saya berjalan melewati tempat penjualan pakaian. Di bagian atasnya, saya melihat penawaran besar, sebuah poster bertuliskan "Diskon 50%!" Saya menghampiri, sedikit penasaran, dan seorang penjual dengan cepat menghampiri saya. "Kak, baju ini sepertinya cocok dengan kakak, ini biasanya Rp300 ribu sepang, tapi khusus hari ini hanya Rp100 ribu sepasang!". Saya tahu ini adalah teknik door-in-the-face (Mengajukan permintaan besar dengan harapan adanya penolakan, kemudian menyodorkan permintaan kecil). Penawaran awalnya dibuat seolah-olah sangat mahal, kemudian mereka menurunkan harga drastis agar terlihat seperti diskon besar. Saya memutuskan untuk bersikap ramah tapi tegas. "Wah, penawarannya menarik, Kak. Tapi saya masih punya stok baju di rumah. Terima kasih ya!". Penjual itu mencoba membujuk lagi dengan harga lebih murah, tapi kali ini saya berhasil menolaknya dengan sopan, tanpa perasaan bersalah atau tekanan.


Foot-in-the-Door: Penawaran Pulsa Gratis yang Aneh

Saat sedang duduk di Mixue sambil menikmati boba sundae, tiba-tiba ada pesan masuk di ponsel saya: "Selamat! Anda mendapat pulsa gratis Rp100 ribu, bagikan pesan ini ke 10 orang untuk mengklaim!" Saya tersenyum. Ah, ini dia teknik foot-in-the-door (Memicu kinginan dan kesetiaan seseorang, dengan berusaha membujuk untuk memenuhi permintaan kecil, kemudian mengajukan permintaan yang lebih besar). Mereka memulai dengan penawaran kecil untuk menarik perhatian saya, dan pasti ada langkah berikutnya yang lebih besar. Benar saja, beberapa detik kemudian, pesan kedua masuk: "Top-up Rp200 ribu sekarang dan dapatkan bonus tambahan". Selang beberapa menit, muncul pula chat dari nomor baru yang katanya dari tim Giveaway Baim Wong. Isi chat nya: "Anda terpilih masuk peserta kuis cek tunai {50jt}. Syaratnya tebak kuis, siapa nama panjang Kenzo...? Anak kedua dari Baim dan Paula. Kirim jawaban ke WA Admin". Saya tertawa kecil dan berpikir, Oh, ini bukan hari keberuntunganmu, sales. Dengan cepat, saya membalas dengan mengatakan "Jawabannya dikirim ke aku aja ya kak, nanti aku yang transfer 50jt nya". Saya melanjutkan minum boba, merasa bangga karena berhasil menghindari jebakan lagi.

Lowballing: Drama Harga Sepatu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun