Mohon tunggu...
Rafael Albert Renato Panjaitan
Rafael Albert Renato Panjaitan Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMAN 28 Jakarta

XI MIPA 4

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kehidupan dan Kematian

22 November 2020   00:22 Diperbarui: 23 November 2020   09:52 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bisa merasakan rintik hujan turun di bahuku, payung kecil ini tidak cukup menutupi aku dan Selia. Teman-teman ibu sudah mulai pergi, sekarang hanya ada aku dan Selia, juga pria aneh dengan mantel dan topi hitam.

"Ken, aku-"

"Tidak apa-apa Selia, aku tahu kamu sibuk."

"Kamu yakin tidak apa-apa? Aku bisa meminta temanku untuk mengurusmu jika kamu mau."

"Jangan, aku gak mau ngerepotin kamu terus."

"Oke jika itu maumu, pastikan kamu menjaga diri ya."

"Iya"

Kami pergi bersiap untuk kembali ke rumah. Namun pria itu masih berdiri disana, ia melihat ke arahku. Aku menoleh mencoba tidak menghiraukan.

Kami tiba di rumahku. Selia mengemas barang bawaannya bersiap untuk pergi, namun sepertinya dia masih ragu untuk meninggalkanku.

"Beneran nih kamu bisa sendiri?"

"Iya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun