Mohon tunggu...
Rafaela Geralda
Rafaela Geralda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Halo.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Platform Edukasi Feminisme untuk Meningkatkan Kesadaran Kesetaraan Gender di Lingkungan Kampus

23 September 2022   19:27 Diperbarui: 23 September 2022   19:53 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEMARANG (18/9/22) - Pergerakan feminisme di Indonesia dapat dikatakan telah berkembang dengan cukup pesat, didukung juga dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan penyebaran informasi dengan cepat dan meluas. Secara umum, Feminisme merupakan gerakan sosial dan juga ideologi, yang menuntut kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan.

Dapat kita lihat pada masa kini, pemerintah Indonesia juga sudah mulai serius  memperhatikan isu-isu mengenai kesetaraan gender. Baru-baru ini, pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang mengenai Tindak Pidana Kekerasan Seksual pada 12 Mei 2022, dan Permendikbud Nomor 30 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di lingkungan perguruan tinggi oleh Kemendikbud Ristek. 

Hal tersebut tentunya tidak lepas dari perjuangan para feminist Indonesia yang tidak henti menyuarakan hak-hak perempuan untuk mendapatkan kesetaraan dan rasa aman pada ruang publik.

Tidak bisa dipungkiri, penyebaran ideologi feminisme yang dibantu dengan kemajuan teknologi ini sangat mempengaruhi pola pikir generasi muda yang dapat dikatakan tumbuh bersama bersama adanya perkembangan internet. 

Dapat kita lihat telah muncul banyak platform-platform berbasis gender dan feminisme yang tidak sedikit diperkasai oleh para anak-anak muda untuk berkontribusi dalam penyebaran edukasi feminisme kepada masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah platform Girl Up Diponegoro yang bergerak dalam penyebaran edukasi feminisme pada lingkungan Universitas Diponegoro.

Didirikan pada tahun 2020 oleh Zahra Nur Aliya, salah satu mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Girl Up Diponegoro sendiri merupakan cabang dari gerakan Girl Up Campaign berbasis internasional, yang menjadi bagian dari United Nation Foundation. 

Gerakan Girl Up Campaign ini bertujuan untuk mendukung, mengedukasi, dan menyediakan berbagai macam kegiatan bagi para perempuan diseluruh dunia, guna mencapai potensi diri tertinggi dan mendapat kehidupan yang terbaik.

Mengikuti visi dan misi dari Girl Up Campaign, dalam pembentukannya Girl Up Diponegoro hadir sebagai platform edukasi kesetaraan gender untuk menasihati mahasiswa Universitas Diponegoro untuk bergerak bersama mempelajari isu-isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, serta memberikan wadah untuk memaksimalkan potensi properti unggulan yang dimiliki.

"Waktu itu aku sama temen-temenku merasa bahwa di UNDIP, baik organisasi mahasiswanya  maupun anak-anaknya masih belum cukup aware tentang kesetaraan gender, khususnya mengenai kekerasan seksual. Untuk itu, Girl Up Diponegoro bisa menjadi wadah bagi temen-temen mahasiswi-mahasiswa pada lingkungan kampus, untuk bisa mendapat ruang aman, ruang transparan, dan inklusif, untuk mempelajari dan mendiskusikan isu-isu kesetaraan gender." Ungkap Zahra Nur Aliya selaku founder dari Girl Up Diponegoro saat diwawancarai pada 18 September lalu.

Wawancara dengan Zahra Nur Aliya Via Zoom Meeting/dokpri

Untuk mendukung visi dan misinya, Girl up Diponegoro melakukan serangkain kegiatan seperti diskusi dan seminar dengan isu-isu kesetaraan gender, yang tidak sedikit bekerjasama dengan organisasi-organisasi dalam lingkup internal maupun external dari Universitas Diponegoro.

"Sudah mulai banyak, sampai saat ini juga, teman-teman ormawa yang sudah menjadikan isu kekerasan seksual, yang merupakan isu paling diangkat oleh Girl Up Diponegoro,  menjadi salah satu perhatian mereka. Walaupun ada beberapa ormawa yang kadang menjadikan hal tersebut sebagai alat politik, tetapi... seneng sih sebenarnya. Ternyata banyak yah sekarang, yang sudah giving attention kesitu (isu kekerasan seksual)"

"Dan dampak yang paling kelihatan sih, kita sering diajak kerjasama, contohnya kemarin aku ke LPM Opini FISIP UNDIP... terus anak-anakku yang sekarang (anggota Girl Up Diponegoro saat ini) juga sering diundang untuk menjadi pemantik diskusi, atau mengirim tulisan (mengenai isu-isu kesetaraan gender). Yang dampaknya itu sih... temen-temen di UNDIP sudah mulai terbuka soal kesetaraan gender, khususnya mengenai kekerasan seksual." Lanjut Zahra.

Untuk pemberdayaan para anggotanya, terdapat kelas-kelas internal rutin yang berisi pemaparan materi dan juga diskusi mengenai isu-isu kesetaraan gender, yang dibawakan oleh pusat Girl Up Indonesia untuk semua cabangnya. Bella Averina, yang merupakan anggota Girl Up Diponegoro periode 2020-2021, menyatakan bahwa setiap kegiatan yang ia ikuti selama menjadi bagian dari Girl Up Diponegoro sangat berkesan dan mengedukasi.

whatsapp-image-2022-09-18-at-5-07-31-pm-632da58408a8b57dcb4a3ee2.jpeg
whatsapp-image-2022-09-18-at-5-07-31-pm-632da58408a8b57dcb4a3ee2.jpeg

Kegiatan Web Seminar "Tackling the Stigma of Virginity and Reproductive Health" Girl Up Diponegoro/dokpri

"Selama jadi anggota Girl Up Diponegoro, meskipun ngga sering banget ikut, tapi kegiatan-kegiatannya menurut aku sangat membangun sih. Khususnya kelas-kelas dan diskusi internal yang sangat menambah wawasan aku mengenai isu-isu kesetaraan gender, dan mengenal lebih jauh tentang gerakan feminisme." ungkap Bella Averina pada wawancara 15 September lalu.

whatsapp-image-2022-09-22-at-11-48-53-pm-632da4fa97125e301f370bf2.jpeg
whatsapp-image-2022-09-22-at-11-48-53-pm-632da4fa97125e301f370bf2.jpeg

Sosial Media Instagram @girlup.diponegoro

Tidak hanya kegiatan-kegiatan seminar dan diskusi, Girl Up Diponegoro juga memanfaatkan platform digital seperti sosial media instagram, medium, dan issu.com, untuk menyebarkan edukasi mengenai kesetaraan gender dan feminisme. Dampak dari platform Girl Up Diponegoro bagi penyebaran edukasi kesetaraan gender dan peningkatan kesadaraan akan isu-isu gender di lingkungan kampus pun terlihat cukup signifikan. Hal ini menunjukkan pentingnya edukasi kesetaraan gender pada tingkat Universitas, sebagai satu langkah besar untuk perjuangan kesetaraan gender Indonesia.

Penulis : Rafaela Geralda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun