Suku Baduy sendiri terdiri dari dua kelompok utama, yaitu suku Baduy Luar dan Baduy Dalam. Suku Baduy Dalam merupakan kelompok yang memegang teguh adat dan tradisi sehingga mereka menolak segala pengaruh dari budaya luar.Â
Sementara itu, Baduy Luar merupakan kelompok yang secara umum lebih terbuka terhadap pengaruh modern. Masyarakat Baduy sendiri menganut suatu kepercayaan unik yang dikenal sebagai Sunda Wiwitan yang menghormati nenek moyang dan kekuatan alam.Â
Dalam kesehariannya, masyarakat Baduy memanfaatkan alam di sekitar sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi. Mulai dari bangunannya, bahan yang dijadikan pakaian, dan makanan semua dimanfaatkan dari alam di sekitar mereka.Â
Satu komoditas yang menjadi kebanggaan suku Baduy adalah madu. Madu yang dijual oleh suku Baduy ada dua jenis, satu yang manis dan satu lagi yang sangat pahit. Madu manis dihasilkan oleh lebah dari spesies Apis dorsata, sementara madu pahit berasal dari sumber nektar yang berbeda tetapi berada di sarang yang sama.Â
Madu Penyembuh Penyakit
Berdasarkan penjelasan dari masyarakat setempat, madu hitam pahit Baduy adalah madu yang dihasilkan oleh lebah hutan Baduy dari nektar bunga-bunga liar di sekitar hutan Baduy, Banten.Â
Madu ini memiliki rasa pahit yang berasal dari kandungan zat alkaloid yang tinggi, dan memiliki banyak manfaat kesehatan. Salah satu manfaat kesehatan yang diberikan adalah sifat anti-inflamasi yang diberikan berkat konsumsi madu tersebut.Â
Kunjungan pada Suku Baduy membuka mata para Kanisian bahwa terdapat dunia yang lebih luas di luar zona nyaman mereka. Terdapat keindahan dan keunikan pada setiap suku bangsa di negara Indonesia, dan hal tersebut sangat ditunjukkan oleh masyarakat Baduy yang memiliki keunikan budayanya sendiri.Â
Sifat keterbukaan yang dimiliki oleh suku Baduy Luar terhadap pengaruh budaya lain merupakan hal yang sangat baik karena memungkinkan mereka yang berasal dari luar Suku Baduy untuk dapat mengapresiasikan kekayaan dan keunikan budaya yang dimiliki oleh suku Baduy.Â