Dua hati risau berkendara
Melesati kekalutan
Kita berpendar, berpacu, bicara
Mengisi kehampaan
Â
Kuharap lantunanmu mekar, melekat di batin
Namun rasa sepenurut padi tertiup angin
Sejujur denyut nadi yang nyaring bertutur
Semakin indah bersemi, aku kian terkubur
Â
Kegetiranku tak berdasar
Bagai rumah terbakar
Bagai kolam, aku hanyut di dalamnya
Â
Seolah satu celah ciptakan ribuan cela
Aku perlu merekatkan retakanku
Kala aku tersenyum, seperti yang sediakala
Kitalah dua hati merayu
Beruntungnya aku
Kau disini, walau berada pada lika-liku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H