Ros,
Depan halaman rumahmu
Kau ciptakan belukar
dengan duri dan mawar
Tak seorang pun mengira
Kau bangun taman dengan itu
Kepadaku
Kau ciptakan mimpi
Yang tak pernah kupikirkan begitu tinggi
Senyummu adalah rembulan bagiku, Ros
Rembulan yang paling ingin kumiliki
***
Adipati. Namanya bagus sekali.
Atau karena aku menyukainya, namanya menjadi bagus?
Ah, tapi aku membenci diriku sendiri setiap kali bertemu dengannya. Karena tiba-tiba aku menjadi bodoh.
Dia itu kenapa ya, ketika menemuiku selalu saja berbicara banyak hal sampai-sampai aku lupa apa yang ingin kulakukan hari itu.
Dia tidak membiarkan aku menjadi diriku sendiri, namun aku menyukai tiap detik saat kita bersama. Entah kenapa. Aku sangat bingung. Bisa-bisanya aku menyukai seseorang yang membuatku tak mengenali diriku lagi. Dan aku nyaman dengan situasi ini.
Ya Tuhan!
Dia membuatku tidak bisa menafsirkan apa yang terjadi pada diriku.
Dia membuatku gila!
***
Kamu adalah sebuah khayalan paling menyenangkan sekarang. Delusiku tersempurna. Kamu mimpi yang tak dapat kupastikan dapat kuraih atau kulepaskan.
Karena kamu---mampu menghidupkan dan membunuh perasaanku pada saat yang sama.
Ros, Biarkan aku hadir di mimpimu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H