Percakapan dengan teman dulu kuliah melalui telepon :
Piyu Napitu : Halo, ini Radot kan?
Radot : Halo, ini siapa?
Piyu Napitu : Bah, sombong kali kau, gak tanda kau sama aku?
Radot : ampun, nomor ini belum tersimpan di hapeku...
Piyu Napitu : aku tulangmu, teknik Energy 97, yang kost di pembangunan, gak kenal kau suaraku?
Radot : sambil mikir lama, mencoba nebak, begitu lah pengaruh keras nya hidup, otak dah gak secepat dulu mikir...
Piyu Napitu : ...gak tahan juga dia menunggu, akhirnya dia bilang, aku Piyu...
Radot : oh paman Piyu, apa kabar paman?
Piyu Napitu : dimana kau kerja sekarang?
Radot : di MoGawe
Piye Napitu : maksudku dimana kau kerja sekarang?
Radot : iya paman, di MoGawe
Piyu Napitu : apa itu mogawe? semuanya orang mau kerja, hahahaha, ada-ada aja kau
Radot : Paman, MoGawe adalah perusahaan Start Up
Piyu Napitu : Maksudnya apa Starup?
Radot : Perusahaan baru didirikan paman
Piyu Napitu : Bidang apa itu? gak pernah saya dengan nama perusahaan itu
Radot : Crowd Management Paman
Piyu Napitu : apa lagi itu? kok makin bingung aku kau bikin, hahaha
Radot : MoGawe itu perusahaan swasta yang mengelola Crowd Source, istilah Indonesia nya Urun Daya Paman
Piyu Napitu : Udah berapa tahun kau disitu kerja?Â
Radot : kan Start Up paman, jadi baru satu tahun lebih dikit...
Piyu Napitu : kenapa kau pindah dari perusahaan lama? dikasih gaji besar kau yah?
Radot : tantangan baru paman, gaji kan relatif paman...
(diakhir telepon, Piyu Napitu, paman itu masih bertanya apalah arti Mogawe itu?)
Awal tahun 2017, saya memutuskan meninggalkan perusahaan lama dan bergabung dengan MoGawe, dipikiranku saat itu adalah Crowd Management itu sesuatu yang sangat menantang, bagaiaman tidak menantang. Crowd itu bebas tanpa ikatan, tak ada kontrak, tak ada pulu benefit seperti yang didapatkan oleh pekerja/buruh, kalau disederhanakan tenaga kerja bebas tanpa hambatan.Â
Kalau ditilik dari sudut pandang undang-undang ketenaga-kerjaan, hubungan kerja sipemberi dengan sipenerima hanya ada dua, Pekerja Kontrak Waktu Tertentu dan Pekerja Kontrak Tanpa Waktu Tertentu (tetap), sebagai mana dijelaskan pada UU No. 13 Tahun 2003 Â Urun Daya ini bukanlah sebagai Pekerja/Buruh. Lalu kalau dalam undang-undang ketenaga kerjaan sudah dijelaskan, pemahaman para Urun Daya masih saja mendefensikan bahwa Crowd Source itu mirip-mirip dengan Out Source.Â
Terlepas dari persepsi orang tentan Urun Daya tersebut, bagi saya waktu itu, mengelola Crowd Source pastilah sangat menantang, karena ini sebuah disrupsi dalam ketenagakerjaan.Â
Pendekatannya pun mesti berbeda, pemberdayaannya pun demikian, komunikasinya, model pengupahannya, sistem pembayarannya, dan banyak hal harus dirubah, baik sipemberi kerja maupun si Urun Daya. Yang sangat menantang, mengetahui komitment mereka tanpa ada surat kontrak, jadi tak ada tekanan apalagi hukuman, masing-masing pihak, Urun Daya dan Perusahaan sama-sama mengenal konsekuensi.Â
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H