Mohon tunggu...
Radjali Amin
Radjali Amin Mohon Tunggu... Dosen - Diisi apa ya?

Karena hidup itu setiap hari dan mati hanya sekali maka sebisa mungkin kita manfaatkan hidup kita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahasa Daun So Di dalam Nrimo Ing Pandum

4 Oktober 2021   11:57 Diperbarui: 4 Oktober 2021   12:00 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat akan kata-kata bijaksana dari budaya Jawa "nrimo in pandum", yang artinya kurang lebih "pasrah menerima pemberian/rezeki dari Tuhan apa adanya", saya dapat merasakan bagaimana masyarakat Jawa yang masih tinggal di pedesaan mempraktekkan hal ini. Hari ini, saya melihat pohon mlinjo atau belinjo atau Gnetum gnemon dengan kenampakan yang menunjukkan kearifan alam budaya Jawa. Pemberian rezeki kepada kita oleh sebatang pohon melinjo.

Pada bagian bawah batang pohon melinjo, biasanya ditumbuhi daun-daun muda melinjo atau yang disebut daun so yang ditandai dengan warna daun yang lebih muda dan permukaan daun yang mengkilap. Daun ini merupakan bahan utama pembuatan sayur asem yang segar itu, sayur lodeh, sayur nangka, dan kadang dipakai untuk campuran gudeg juga. P

ada bagian yang rendah ini, so dengan mudah dipetik dan jumlahnya lebih banyak dari pada di bagian atas. Pohon ini memberikan akses/kemudahan kepada kita untuk menikmati daun so. 

Selanjutnya, di bagian atas, yang sukar diambil, so tidak banyak ditemukan tetapi daun-daun melinjo yang sudah tua dan tidak enak untuk masakan. Tidak terbanyangkan jika so ini banyak, justru, di bagian atas. Kemungkinkan sayur asem atau sayur lodeh kita tidak ada so-nya dan mengurangi citarasanya.

dokpri
dokpri

Bahkan, semakin sering diambil, maka so akan lebih banyak keluar di bagian bawah. Alam telah menyediakan makanan untuk kita secara arif, kita hanya cukup memetik dan menikmatinya.

Wates, 4 Oktober 2021

11:32 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun