Mohon tunggu...
Radix WP Ver 2
Radix WP Ver 2 Mohon Tunggu... -

Saya seorang liberal-sekuler. Akun terdahulu: http://www.kompasiana.com/radixwp

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Risma Sebaiknya Tetap di Surabaya

2 Agustus 2016   22:42 Diperbarui: 8 Agustus 2016   23:30 1789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Risma sampai menang di Jakarta, PKS bukan saja menggusur Ahok. Mereka juga bakal minta aneka konsesi politik kepada Gubernur Risma sekaligus kepada Fraksi PDI-P di DPRD Jakarta. Misalnya, orang PKS jadi kepala dinas atau semacamnya. Tak ada istilah “dukungan ikhlas” dalam kamus mereka.

Keuntungan lain bagi PKS adalah di level Surabaya dan level Jawa Timur. Kota Surabaya akan jatuh ke tangan Wisnu Sakti Buana yang tak terlalu disukai oleh warga Surabaya. PKS jadi lebih mudah menebar isu yang menjauhkan warga Surabaya dari PDI-P. Sedangkan di level Jawa Timur, tiadanya Risma berarti PKS lebih leluasa mencari calon gubernur dalam pilkada 2018.

Seandainya Risma ternyata kalah di Jakarta, maka hubungan antara Gubernur Ahok dan PDI-P bakal makin buruk. Di Surabaya pun, warga akan jengkel kepada PDI-P yang memaksakan Risma ikut petualangan politik ke Jakarta. Warga Surabaya mungkin akan berusaha menjauhkan Risma dari PDI-P.

Apapun hasilnya, pengaruh PDI-P di Jakarta, Surabaya, dan Jawa Timur akan melemah. Hal ini akan memudahkan PKS berkonsolidasi dan mempengaruhi masyarakat luas demi pemenangan dalam pemilu berikutnya. Inilah misi besar yang diusung oleh Neno Warisman dan kelompok Jaklovers-nya.

PDI-P harus mewaspadai hal ini. Jangan pernah berpikir bahwa warga Surabaya akan sudi didikte oleh elite partai. Kami arek Suroboyo memang rata-rata abangan dan sejalan dengan ideologi PDI-P, tapi kami ingin partai melayani kepentingan kami. Bukannya kami sekadar jadi stempel legitimasi—lewat suara dalam pemilu—demi agenda para elite PDI-P.

Beberapa tahun terakhir, saya aktif mendukung PDI-P. Misalnya, merekomendasikan PDI-P sebagai partai yang paling layak dipilih dalam pemilu legislatif. Juga mendukung para tokoh yang diusung oleh PDI-P. Mulai dari Risma-Bambang DH di Surabaya 2010, Jokowi-Ahok di Jakarta 2012, Ganjar Pranowo di Jawa Tengah 2013, Jokowi-JK dalam pilpres 2014, dan terakhir Risma-Wisnu di Surabaya 2015.

Sampai saat ini, saya masih menaruh harapan kepada PDI-P. Partai ini pasti bisa melihat bahwa Risma adalah kandidat terbaik dalam pilgub Jawa Timur 2018, yang jauh lebih besar peluangnya ketimbang Bambang DH yang sudah gagal pada pilgub 2013. Saya masih percaya Megawati akan mengambil langkah paling bijak demi kepentingan partai, warga Jakarta, dan warga Surabaya.

Artikel terkait:

- Cinta Risma? Atau Cuma Karena Benci Ahok?

- PDI-P dan Ahok: Vox Populi Vox Dei

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun