Kaum menengah di Indonesia sudah sangat banyak dan sangat kuat posisinya. Mereka terbiasa dengan mudahnya aspirasi politik—terutama lewat dunia maya—serta banyak yang familier dengan kehidupan hedonis khas liberalisme. Keberadaan mereka inilah yang membuat peluang komunis berkuasa di Indonesia jadi nol persen.
Jika niatnya melindungi Pancasila—sebagaimana klaim Badrodin—maka yang perlu diwaspadai adalah suatu golongan lain. Ada pengurus MUI terang-terangan menentang upacara bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan, polisi diam saja. Begitu banyak situs internet menjelek-jelekkan Pancasila, dengan tujuan menggusurnya dengan ideologi keagamaan, dibiarkan saja. Bahkan, organisasi transnasional yang berambisi merobohkan Republik Indonesia dan menggantinya dengan rejim theokratis khilafah islamiyah, malah diizinkan menggelar acara di Gelora Bung Karno. Apa-apaan tuh..
Ada kenalan saya beraliran kiri bilang begini, “Seandainya kaum bigot sampai berkuasa, ketika kaum pro-Pancasila terpaksa jadi buronan politik, maka ajakan bersekutu dari kaum komunis untuk merobohkan rejim bigot tersebut bakal terasa sangat melegakan..”
sumber gambar: Youtube <https://i.ytimg.com/vi/EzdY2LmlTQc/maxresdefault.jpg>
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H