Mohon tunggu...
Radius Kalbar
Radius Kalbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Berita dari Kalimantan Barat

Penulis Berita dari Kalimantan Barat

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kisah Memilukan Ketupat Berdarah Parit Setia, Jawai-Sambas 1999 Kalimantan Barat

21 November 2023   21:00 Diperbarui: 21 November 2023   21:03 7343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana menjadi mencekam, penuh ketakutan, ibu-ibu histeris mencari anak-anaknya. Rumah-rumah, kios-kios tutup , sementara anak laki-laki mempersiapkan diri dalam rumah untuk menjaga anggota keluarga masing-masing dari kemungkinan penyerangan.

Dari beberapa sumber diketahui bahwa kedatangan warga Madura semula diketahui bahwa akan menemui kepala Desa Parit Setia guna menyelesaikan masalah perselisihan antara warga Parit Setia dan warga Rambayan beberapa minggu lalu sebelum hari penyerangan itu, menurut Haji Madia hal itu dilakukan hanya sekedar taktik belaka seharusnya jika berunding secara baik, tidak dengan cara membawa massa yang dilengkapi dengan senjata tajam, ini yang membuat warga setempat menjadi takut dan marah. 

Sebagian mereka ketemu Kepala Desa, sebagian yang lainnya mencari Pak Ayub yang dianggap mereka merupakan orang yang bertanggung jawab atas penganiayaan warga Madura Rambayan. Sementara warga kelompok yang lain masih bergerombol di tengah pasar Parit Setia. Pada saat itu pasar Parit Setia benar-benar mereka kuasai, padahal di situ ada aparat keamanan tetapi tak berdaya dihalau oleh ratusan warga Madura.

Di tengah pasar Parit Setia mereka langsung menyerang Mahli yang sedang berada di dekat jembatan, terjadi adu mulut dengan Mahli. Ketegangan tidak dapat dihindari, Mahli dikejar dan dikeroyok. Perlawanpun terus terjadi, satu melawan puluhan orang bersenjata tajam. Akhirnya karena tidak berimbang, Mahli tewas ditikam, dibacok dengan sangat mengganaskan, Mahli gugur dalam posisi telungkup menuju arah jalan masuk Desa Parit Setia.

Melihat perkelahian tidak seimbang itu warga Melayu semakin ketakutan dan marah, sebagian warga Melayu ada yang ingin membatu tetapi kalah dan lari ke ladang dan ke rumah penduduk sekitar dan ke Desa Pelimpaan dalam keadaan luka-luka. Warga setempat merawat mereka yang terluka.

Wasli adalah korban kedua yang saat itu mencoba lari karena ketakutan dan berusaha menyelamatkan diri, akan tetapi karena terpojok dan terkepung akhirnya dia melakukan perlawanan dengan sepotong kayu. Namun karena perkelahian tidak seimbang, Wasli terjatuh dan sempat lari ke pasar ikan dalam keadaan luka parah, perut tercabik, tangannya hampir putus, Wasli gugur sebagai syuhada menyusul menyusul sahabatnya Mahli.

Sementara rumah Ayub juga didatangi oleh beberapa warga Madura, yang pada awalnya ingin menanyakan dan menyelesaikan kasus pemukulan atas warga Madura Desa Rambayan. Tiba-tiba berubah menjadi gaduh setelah sekelompok warga Madura lainnya menyerang, di sini terjadi perlawanan antara bapak ayub dan anaknya melawan puluhan warga Madura yang dilengkapi senjata tajam. Sementara Ayub dan anaknya tidak menggunakan senjata karena tidak menyangka adanya penyerangan. Anak ayub terluka di bagian kepala dan sempat meyelamatkan diri, sementara Ayub sang ayah lari ke luar untuk menyelamatkan diri tetapi dikejar dan jatuh serta roboh di rumah bakal di sebelah rumahnya. 

Pak ayub meninggal seketika dalam keadaan mengerikan dan mengenaskan setelah ditikam, dibacok dan ditebas menggunakan parang, celurit dan tombak tanpa ada rasa kemanusiaan sedikitpun dari warga Madura. Pak Ayub gugur sebagai syuhada menyusul sahabatnya Mahli dan Wasli.

Di tengah perkelahian yang sedang berlangsung, warga Parit Setia mencoba meminta bantuan tambahan kekuatan dengan memanggil orang-orang yang dianggap jago dan memiliki ilmu kebal di Desa tetangga seperti Desa Pelimpaan. Di antara yang sempat datang adalah Pak Pani atau Ngah Pani yang membawa sebatang kayu andalannya. Ngah Pani mengira orang-orang kuat Desa Parit Setia datang dan berkumpul melawan kekuatan warga Madura. 

Akan tetapi apa yang terjadi sungguh di luar perkiraannya, karena terlanjur datang dan berhadapan dengan warga Madura, Ngah Pani mencoba melawan kemudian dikejar dan lari ke lapangan sepak bola yang penuh semak. Di sana terjadi pertempuran yang sungguh di luar dugaan, satu melawan puluhan orang Madura, kekuatan dan kekebalan ngah pani benar-benar teruji. Akan tetapi karena terjatuh dan tidak mungkin melawan akhirnya melarikan diri dan ditolong oleh beberapa warga Melayu. Ngah Pani terluka dan warga Madura ada yang terluka.

Melihat beberapa warga Melayu berjatuhan dan meninggal 3 orang serta sudah puas melampiaskan kemarahannya warga madura mundur dan kembali menuju kendaraan masing-masing untuk selanjutnya pulang ke Desa asalnya tanpa ada rasa menyesal dan bersalah bahkan berteriak sambil mengangkat senjata. Mereka beranjak menuju kendaraan dan ke kampong rambayan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun