Indonesia adalah negara yang menganut self-assessment system, yang mana  Wajib Pajak memiliki kewenangan untuk menghitung pajaknya secara mandiri. Namun, dalam prosesnya, Wajib Pajak terkadang melakukan kesalahan dalam menjalani kewajiban pajaknya. Untuk membantu Anda meminimalisir terjadinya kesalahan tersebut, berikut kami berikan ulasan mengenai 3 kesalahan umum dalam pengelolaan PPh 22 serta cara pencegahannya.
3 Kesalahan Umum dalam Pengelolaan PPh 22
Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah pajak yang dipotong oleh pemotong pajak atas penghasilan dalam bentuk bunga, royalti, hadiah, hadiah undian, dan sejenisnya yang dibayarkan kepada penerima penghasilan. Dalam pengelolaan PPh Pasal 22, terdapat beberapa kesalahan umum yang sering terjadi. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Pemotongan Pajak yang Salah
Salah satu kesalahan yang sering terjadi dalam menjalankan kewajiban PPh 22 adalah salah menentukan besaran pajak terutang. Hal ini umumnya disebabkan oleh kekeliruan dalam memahami tarif pajak yang berlaku atau tidak menyesuaikan dengan ketentuan tarif terbaru.Â
2. Ketidaksesuaian Pengenaan PPh Pasal 22
Kesalahan lain yang sering kali terjadi adalah memungut PPh Pasal 22 pada penghasilan yang seharusnya tidak dikenai pajak. Pasalnya, ada beberapa jenis penghasilan yang dikecualikan dari objek PPh 22. Sementara PPh 22 sendiri dikenakan atas penghasilan dalam transaksi impor, ekspor, dan re-impor.
3. Kesalahan dalam Penyampaian dan Pelaporan
Tidak menyerahkan bukti potong kepada penerima penghasilan adalah salah satu kesalahan umum dalam pengelolaan PPh Pasal 22. Hal ini tentu akan berimbas pada proses pelaporan SPT. Pasalnya, bukti pemotongan adalah dokumen bukti yang harus dilampirkan saat penyampaian laporan pajak.
5 Tips Efektif Mengelola PPh 22
Pada pembahasan sebelumnya, Anda telah mengetahui beberapa kesalahan dalam pengelolaan PPh 22. Kesalahan tersebut tentunya akan berdampak buruk bagi Wajib Pajak jika berlangsung terus-menerus. Oleh karena itu, Anda perlu menerapkan beberapa tips efektif dalam mencegah terjadinya kesalahan dalam mengelola PPh 22.
1. Pemahaman Terhadap Ketentuan Perpajakan
Setiap prosedur dalam perpajakan pada dasarnya diatur dalam peraturan. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami ketentuan terkait PPh Pasal 22 yang di dalamnya mencakup tarif pajak yang berlaku, objek pajak, hingga pengecualiannya.
2. Identifikasi Transaksi yang Dikenai PPh Pasal 22
Sebelum memotong PPh 22, pastikan Anda telah mengidentifikasi transaksi apa saja yang dikenai pajak tersebut sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Selain itu, pastikan Anda selalu update informasi mengenai tarif pajak yang berlaku.
3. Hitung PPh Pasal 22 dengan Akurat
Setelah memahami objek dan tarif PPh 22, hitunglah pajak secara akurat sesuai tarif yang berlaku. Lakukan pemotongan sesuai mekanisme yang telah diatur. Yang terpenting, setorkan jumlah pajak yang telah dipotong sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
4. Konsultasi dengan Ahli Perpajakan
Menemukan kendala dalam menjalankan kewajiban PPh 22 adalah sesuatu yang wajar terjadi. Wajib Pajak pun sering kali merasa kesulitan dalam menangani hal tersebut. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Anda bisa menggunakan jasa konsultan atau ahli perpajakan yang kompeten untuk membantu mengatasi kendala tersebut.
Kesimpulan
Pada intinya, pengelolaan PPh Pasal 22 yang baik dan benar merupakan hal penting untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan perpajakan yang berlaku. Dengan memahami kesalahan-kesalahan yang sering terjadi, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegahnya dan menjaga keteraturan dalam pengelolaan PPh Pasal 22.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H