Pada tahun 2008, sebuah temuan mengguncang komunitas medis, memaksa para peneliti untuk secara cepat menghentikan uji coba klinis yang bertujuan menyelidiki hubungan antara diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Sebuah metode perawatan yang para ahli pikir akan membantu pasien diabetes berisiko tinggi untuk masalah jantung dapat menurunkan kadar gula darah mereka secara cepat berakhir dengan jatuhnya beberapa korban dari mereka.
Temuan terbaru dari percobaan ini, studi ACCORD, diterbitkan di New England Journal of Medicine. Mereka menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi ini secara intensif, biasanya melibatkan beberapa obat, masih memiliki risiko tinggi kematian beberapa tahun kemudian. Temuan ini juga banyak banyak ilmuwan bingung.
Hubungan antara diabetes dan penyakit jantung
Penelitian yang mencakup lebih dari 10.000 orang seharusnya bisa membantu mengklarifikasi apakah pengobatan diabetes secara agresif bisa membantu kesehatan jantung.
Mengapa? Orang yang mengidap diabetes dua sampai empat kali memiliki resiko penyakit jantung. Beberapa penelitian besar juga menemukan pasien dengan gula darah tinggi cenderung memiliki serangan jantung dan masalah kardiovaskular lainnya. Para ilmuwan berpikir bahwa dari waktu ke waktu, kadar glukosa tinggi yang merusak dinding pembuluh darah. Mereka kemudian lebih rentan terhadap penumpukan plak arteri-blocking, penyebab paling umum penyakit jantung, menjelaskan Om Ganda, MD, dari Joslin Diabetes Center dan Harvard Medical School di Boston.
"Apa yang kemudian menyebabkan adalah asumsi sederhana bahwa jika glukosa darah tinggi dan itu buruk bagi jantung, kemudian menurunkan pasti baik untuk jantung," kata David Kendall, MD, petugas ilmiah dan medis kepala di American Diabetes Association dan salah satu peneliti asli ACCORD's klinis.
Yang ternyata menjadi asumsi fatal.
Mengobati diabetes = lebih banyak kematian?
Penelitian ini diberikan kepada beberapa subyek dengan jenis terapi diabetes standar. Ini berarti perubahan gaya hidup, diet, olahraga dan obat. Grup ini ditujukan untuk mengukur tingkat hemoglobin A1C-sebuah kontrol gula darah atas sebelumnya 2 sampai 3 bulan-7 hingga 7,9 persen. (Kebanyakan penderita diabetes harus menjaga kadar mereka di bawah 7 persen, sesuai dengan pedoman.)
Kelompok kedua menerima intervensi lebih intens. Mereka juga mendapat nasihat diet dan olahraga, tetapi mengambil sebagai obat yang diperlukan untuk mendapatkan kadar gula darah mereka serendah yang orang tanpa diabetes-sebuah HbA1c lebih rendah dari 6 persen. Untuk kedua kelompok, dokter dapat menentukan tindakan pengobatan yang disetujui FDA yang diperlukan untuk mencapai sasaran, seperti metformin, Actos, Avandia, dan insulin. Sekitar setengah dari orang di kelompok kedua akhirnya mengambil tiga atau lebih obat ditambah insulin, dibandingkan dengan 16 persen dari mereka dalam kelompok standar.
Temuan asli, yang diterbitkan pada tahun 2008, memang menunjukkan bahwa pasien dalam kelompok kedua memiliki 21 persen lebih sedikit serangan jantung yang tidak fatal. Namun, 22 persen lebih dari mereka meninggal akibat berbagai sebab termasuk stroke, serangan jantung, dan kardiovaskular lainnya. "Ini menunjukkan bahwa ada sesuatu tentang perawatan intensif, sementara itu mungkin telah melindungi beberapa jantung dari serangan jantung, mungkin telah menyebabkan beberapa peristiwa yang lebih serius yang menyebabkan kematian," kata Dr Kendall. Jadi peneliti mengambil mereka dari rejimen ketat dan terus mengikuti mereka.
The kicker: "Saya dapat memberitahu Anda bahwa pada tanggal ini, belum ada penjelasan yang jelas untuk menemukan itu," kata penulis studi Hertzel C. Gerstein, MD, dari Universitas McMaster dan Hamilton Health Sciences di Kanada.
Mencoba untuk menemukan penyebab
Para ilmuwan telah mengesampingkan setidaknya satu kemungkinan, bahwa gula darah rendah adalah penyebab atas kematian. Mereka sekarang menduga bahwa jumlah pasien berat diperoleh pada rata-rata beberapa obat yang hampir 8 £ dibandingkan dengan kurang dari satu pound dalam standar kelompok-mungkin memainkan peran. Berat badan merupakan efek samping yang dikenal dari beberapa jenis obat diabetes populer, termasuk Avandia kontroversial, yang telah dikaitkan dengan risiko jantung.
Atau, sesuatu tentang jenis atau kombinasi obat yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang rendah mungkin telah terbukti mematikan, berspekulasi Dr Ganda.
Untuk memperumit masalah, dua uji coba lainnya yang diterbitkan dalam beberapa tahun terakhir juga tidak menemukan pendekatan agresif membantu ke jantung. Tapi mereka tidak menunjukkan uptick sama dalam kematian, baik.
Hal lain yang perlu diingat: Untuk orang-orang dalam studi ini, kerusakan jantung mungkin sudah dilakukan pada saat mereka mulai terapi intensif, Dr Ganda mengatakan. Para pasien dalam penelitian ini adalah kelompok memilih berisiko tinggi untuk masalah jantung. (Cari tahu resiko anda dengan kami Jantung Quiz.) Mereka tipe 2 diabetes selama 10 tahun, dan banyak yang sudah mengalami serangan jantung. "Ini seperti memadamkan api setelah api telah terbakar untuk waktu yang lama," kata Dr Ganda. "Ini bukan hal yang sama dengan seseorang yang dimulai dengan diabetes baru didiagnosa."
Peran diet dan olahraga
Ini bisa saja yang sederhana adalah lebih baik ketika datang untuk menurunkan risiko jantung bagi pasien dengan diabetes tipe 2. "Cara terbaik adalah cara lama yang baik-mempertahankan berat badan yang sehat dan aktif. Bahkan jika Anda tidak bisa menurunkan berat badan, olahraga teratur akan membuat Anda lebih sensitif insulin, sehingga Anda tidak akan berakhir membutuhkan insulin atau obat beberapa di tempat pertama, "kata Dr Ganda. (Butuh bantuan Pelajari bagaimana Lean Belly Resep dapat membantu Anda menurunkan berat badan dan mencegah diabetes.?)
Namun, orang-orang dalam penelitian ini tidak dapat mengontrol diabetes mereka melalui langkah-langkah gaya hidup-itulah sebabnya banyak dari mereka berpaling ke obat-obatan, bahkan mereka pada kelompok kontrol non-agresif. "Memilih perawatan yang tepat ketika diet dan olahraga tidak bekerja masih sangat penting, terutama sebelum komplikasi yang diatur di," jelas Dr Ganda.
Mungkin Takeaway terbesar dari penelitian ini adalah pesan bahwa ilmu selalu berkembang. Bahkan sebagai tipe 2 diabetes mengancam lebih dari kita-yang diperkirakan satu dari tiga orang Amerika telah pradiabetes-dokter masih belajar bagaimana cara terbaik untuk mengontrolnya. Kata Dr Gerstein: "Pesan paling penting yang keluar dari sidang ini adalah bahwa kita perlu benar-benar melakukan uji coba seperti ini, untuk menguji hal-hal yang dokter percaya mungkin atau mungkin tidak benar."
Apa yang harus Anda lakukan?
Jika Anda memiliki diabetes, berbicara dengan dokter Anda tentang langkah-langkah hati-sehat terbukti: perubahan gaya hidup dan obat-obatan, jika diperlukan. Dan mempertimbangkan obat diabetes yang lebih baru seperti Byetta, yang mengurangi gula darah tanpa berat badan, kata Dr Ganda.
Tentu saja, pencegahan adalah yang terbaik. Makan benar, berolahraga, dan berada di berat badan yang sehat mencegah diabetes dan masalah jantung.
