Mohon tunggu...
Himawan Pradipta
Himawan Pradipta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Copywriter

Teknisi bahasa di perusahaan konsultasi teknologi di Jakarta Barat. Suka membaca, nonton film, dan berenang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

4 Alasan Film "Ini Kisah Tiga Dara" Wajib Ditonton!

2 September 2016   10:11 Diperbarui: 2 September 2016   10:19 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poster-ini-kisah-daraPoster Ini Kisah Tiga Dara| SUmber gambar: sumber: bioskoptoday

Sebagai remaja yang hidup di abad ke-21, saya melihat industri film Indonesia sudah semakin maju dalam banyak hal: sinematografi, musik, teknik narasi, dan bahkan dialog. Niatan saya bukan ingin membandingkan film-film yang ada di jaman ini dengan jaman misalnya tahun 1950 hingga 1980an, karena masing-masing era memiliki masa emasnya sendiri. Ditambah film itu masalah selera dan rasa tiap orang, jadi saya gak mau bilang film jaman ini relatif lebih baik dari film di jaman lain.


Setidaknya ada tiga film yang jadi perhatian saya di daftar box office minggu ini: Aku Ingin Ibu Pulang, Surat Untukmu, dan Ini Kisah Tiga Dara, dan pilihan saya jatuh ke film terakhir. Saya tertarik karena ini adalah film remake atau yang terinspirasi dari film Tiga Dara tahun 1956. Kapan lagi? Pikir saya. Posternya yang penuh warna, sedikit futuristik, ditambah disain judulnya yang retro-looking, membuat saya langsung memilihnya tanpa pikir dua kali. Belum lagi melihat nama Nia Dinata di posisi sutradara, wah udah deh hehe. Dan benar saja, saya tidak kecewa dibuatnya.

Dan inilah beberapa alasannya:

  • Cerita

Dari Arisan! dan Arisan! 2, saya langsung jatuh cinta dengan karya-karya Nia Dinata. Ia banyak mengangkat isu-isu yang belum terekspos atau dianggap tabu atau mungkin "pamali" oleh sebagian orang awam yang juga penikmat film. Di film Ini Kisah Tiga Dara, isu keluarga, kepercayaan, dan kemandirian perempuan menjadi poin sentral. Masing-masing isu itu kemudian dapat dikemas dengan baik tanpa kesan menasihati melalui cara yang tidak kaku.

Gendis (Shanty Paredes) sebagai anak pertama yang mendominasi dua adiknya, Ella (Tara Basro) dan Bebe (Tatjana Akman), bisa dibilang adalah perwakilan perempuan umur 30-an yang independen dan ingin "serba sendiri." Sementara Ella, sebagai anak kedua, adalah perwakilan mereka yang butuh pengakuan dari anggota keluarganya, bahwa ia bisa melakukan sebaik dan setelaten kakaknya. Ia juga digambarkan selalu tak mau kalah dalam persaingan dengan kakaknya menggaet Yudha (Rio Dewanto). Semuanya ia anggap kompetisi yang harus ia menangkan. Terakhir, Bebe adalah gambaran perempuan muda yang masih senang bermain-main dengan kehidupan cintanya, seperti kebanyakan cewek-cewek 19 tahun, tapi untungnya, percaya bahwa apa yang dilakukannya akan berujung pada konsekuensi yang entah menguntungkannya atau malah membahayakannya.

Tiga karakter ini bisa dibilang wakil bagi perempuan-perempuan abad ke-21 di Indonesia. Punya bisnis sendiri, hidup sendiri, atau berpacaran dengan orang asing, terlepas dari tuntutan sosial, atau tuntutan "Oma", yang mengekang mereka, dan Nia Dinata berhasil mengeksplor karakter-karakter ini dalam porsi yang pas.

Sumber gambar: mubi.com
Sumber gambar: mubi.com

  • Sinematografi

Setelah Petualangan Sherina (2000), Ini Kisah Tiga Dara menawarkan sinematografi yang epik! Mengambil latar tempat di Maumere, sebuah kabupaten di pulau Flores, film ini sudah punya nilai jual lebih tak hanya di mata orang Indonesia tapi juga di mata orang asing. Hampir di sepanjang film tampak lanskap luas pegunungan atau laut khas Nusa Tenggara Timur yang membentang dari kiri ke kanan layar bioskop. Jika mungkin orang asing sudah bosan dengan fakta bahwa Indonesia adalah Bali dan sebaliknya, maka kini mereka sudah punya referensi lebih.

Berbagai lokasi di Maumere seperti Gereja Katolik di Kabupaten Sikka, lalu Pasar Alok atau Pasar Geliting, dan Lepo Gete atau rumah besar panggung khas Sikka, benar-benar memanjakan mata. Montage-montage yang ditampilkan membuat saya sadar: wah ternyata Indonesia punya yang begini? Hehe.

sumber: phinemo
sumber: phinemo

sumber gambar: hai online
sumber gambar: hai online

  • Musik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun