Sekalipun pernah ada perbedaan tajam sekali diantara Barth dan Brunner, kemudian pandangan kedua tokoh ini makin terpadu. Kedua tokoh pandangan relasi ini kemudian meyetujui beberapa prinsip:
- Gambar Allah da sifat manusia paling baik dipahami lewat penelitian pribadi Yesus Kristus, bukan sifat manusia.
- Pengertian gambar Allah kita peroleh dari pernyataan illhai
- Gambar Allah tak dapat dipahami dari sifat structural didalam diri manusia; Â gambar Allah bukanlah sesuatu yang adalah manusia atau yang dimiliki manusia. Sebaliknnya gambar Allah itu merupakan hubungan seseorang dengan Allah; itulah sesuatu yang dialami manusia.
- Hubungan manusia dengan Allah, ,mewujudkan gambar Allah, disejajarkan oleh hubungan antara manusia dengan sesamenya
- Gamabar Allah sifatnya universal; dapat ditemukan dalam gambar dapat ditemukan di dalam semua orang diman saja dan kapan saja. Oleh karena itu, gambar Allah juga terdapat didalam manusia yang berdosa.
Pendapat Fungsionl
      Pandangan ini mengatakan bahwa gambar Allah bukanlah sesuatu yang berada di dalam manusia, bukan pula pengalaman tentang hubungan dengan Allah atau dengan sesama  manusia.  Sebaliknya, gamabar Allah ialah sesuatu yang dilakukan oleh manusia. Gambar Allah merupakan sebuah fungsi yang dilaksanaknan oleh manusia, dan yang paling menonjol ialah pelaksanaan penguasa atas ciptaan Allah. Gagasan ini dikemukakan oleh jemaat di Socinia dan dicantumkan didalam Katekismus Racovian mereka. Sebagaimana Allah adalah Tuhan atas seluruh ciptaan, maka manusia mencerminkan gamabar Allah dengan melaksanakan kekuasaan atas bagian dari ciptaan Allah. Gambar Allah sebenarnya adalah gambar Tuhan.
       Bagian kedua yang menunjukkan hubungan erat antara gambar Allah di dalam manusia  dengan pelaksaan kekuasaan manusia adalah Mazmur 8:6-7 "Namun engakau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, yang telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala- galanya Kau letakkan dibawa kakimu.
Para Penafsir pada umumnya cukup puas dengan pendapat bahwa Mazmur 8 sangat tergantung pada Kej 1.yang mereka kemukakan adalah daftar mahluk ciptaan Allah dalam Mazmur 8 :8-9, binatang-binatang di padang, burung-burung di udara, dan ikan-ikan di laut. Kesimpulan yang kemudian ibuat adalah bahwa ayat 6 adalah sama dengan penyataan dalam Kejadian 1 bahwa manusia di ciptakan menurut gambar Allah. Â Â Â Â Â
      Sigmund Mowinckel mengatakan keserupaan dengan Allah dalam manusia menurut Mazmur 8 terdiri terutama kedaulatan dan kekuasaan manusia atas segala sesuatu, yaitu di dalam kemuliaan dan hormat'-Nya yang mirip Allah dan tidak dimiliki oleh mahluk lainnya. Norman Snaith menegaskan secara Alkitabiah, intilah 'gambar Allah' tidak ada sangkut paut dengan moral atau idaman tertentu, intilah ini hanya merujuk kepada kekuasaan manusia atas dunia serta segala isinya. Istilah ini tidak sama sekali meyinggung sifat Allah, melainkan segala sesuatu sebagai fungsi manusia. karya Leonard Verduin  yang berjudul Somewhat Less than GOG ; yang dengan tegas sekali menegemukakan," kembali pengertian kekuasaan menonjol sebagai ciri utama. Bahwa manusia mahluk ciptaan yang ditugaskan untuk mempunyai kekuasaan dan sebagai mahluk demikian dia merupakan dgambar Penciptanya- itulah pokok kisah ppenciptaan dalam kejadian 1, Kita basal-usul.
      Â
                  Evaluasi Tentang Pendapat-pendapat Tersebut
      Kini kita perlu mengevaluasi tiga pendapat umum tentang gambar Allah tersebut. Kita akan mulai dengan pendapat begitu Tradisional, yaitu pengertian tentang gambar Allah sebagai hubugan dan sebagai fungsi.
      Pendapat yang relasi dengan tepat sekali mencekam keberan bahwa hanya manusia saja, diantara semua mahluk lainnya, yang mengenal dan secara sadar berhubungan dengan Allah. Gambaran mengenai manusia di Taman Eden memberikan kesan bahwa Allah dan manusia biasanya bersekutu. Jelaslah bahwa manusia diciptakan bukan untuk menjadi sebuah karya seni saja, sebuah patung yang menunjukkan kreativitasan dan kebijaksanaan Allah. Manusia dijadikan untuk memenuhi maksud khusus Allah bagi dirinya.
      Terdapat beberapa persoalan yang berkaitan dengan pendapat bahwa gambar Allah itu selurunya merupakan masalah yang relative saja. Sala satu persoalan itu adalah universalitas gambar tersebut. Dalam arti bagaimakah orang yang sama selaki acuh tak acuh terhadap Allah, dan bahkan memusuhi serta mendurhaka kepada- Nya, masih dapat dikatakan gambar Allah ?