Mohon tunggu...
Radiman Siringoringo
Radiman Siringoringo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang keseharian saya adalah menulis, dengan tujuan untuk menuangkan ide saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengetahui Kristus Korban yang Sempurna Berdasarkan Ibrani 10: 1-18

9 Februari 2023   22:42 Diperbarui: 9 Februari 2023   22:45 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                                                                                           Kristus Korban yang Sempurna ( Ibrani. 10:1-18)

                                                                                                                        

Oleh Radiman Siringoringo

                                                                                                                               BAB.I

                                                                                                                   PENDAHULUAN

        Suatu teka-teki yang lebih besar adalah penulis kitab ini. Penulis tidak menyebutkan namanya sendiri, atau menyebutkan suatu keadaan atau hubungan yang akan mengungkapkan  jati dirinya secara pasti. Pengamatan terhadap surat ini menunjukkan bahwa penulis adalah orang yang memiliki kemampuan sastera yang tinggi. Ia bukanlah seorang Rasul Kristus (Ibrani  2:3)[1]. Banyak nama  lain yang telah diajukan sebagai penulis surat ini, yang paling menonjol diantaranya  adalah Barnabas, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Tertulianus, dan Apolos, menurut dugaan Martin Luther[2]. Hal-hal yang menguatkan Barnabas adalah kenyataan bahwa ia seorang Yahudi, seorang Lewi, seorang rekan Paulus yang ajarannya pasti sangat menyerupai ajaran Paulus, dan seorang dapat melayani baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Di sisi lain, ada yang berpendapat surat ini ditulis oleh Paulus hal ini dikatakan oleh Clement dari Alexsandria berdasarkan pendapatnya dari “penatua terberkati”, yang umumnya dianggap sebagai pendahulunya. Pendapat ini didukung oleh Origen ia mengatakan bahwa surat Ibrani adalah pemikiran Paulus[3]. Akan tetapi pandangan ini dipatahkan oleh Subandrijo, ia mengatakan bahwa gaya bahasa Paulus sangat begitu berbeda dengan retorika surat Ibrani yang sangat bagus[4].

          Dari pandangan para Ahli ini tidak ada yang membuat alasan yang begitu jelas tentang kepenulisan surat Ibrani ini.  lalu siapa penulisnya? Dari pengamatan penulis, banyak yang menyimpulkan bahwa penulis kitab Ibrani bukan Paulus, dan Barnabas akan tetapi mereka kebanyakan mengatakan bahwa kitab ini ditulis oleh Apolos adapun alasan-alasannya anatara lain :

 

  • Kaitan erat antara Apolos dan Paulus menjelaskan munculnyapengaruh Paulus di Surat Ibrani
  •  
  • Kaitan Apolos dengan Aleksandria menjelaskan nuansa Aleksandria di Surat Ibrani
  •  
  • Pengenalan Apolos akan KitabSuci menjelaskan akan sifat Alkitabiah dan argumentasi surat Ibrani dan pemakaian versi LXX
  •  
  • Keindahan gaya bahasa Apolos sesuai dengan bentuk otoritas surat Ibrani.
  •  
  • Kontak Apolos dengan Timotius
  •  
  • Pengaruh Apolos yang cukup besar di berbagai jemaat.[5]

 

             Seluruh pendapat para Ahli ini masih belum ada yang memberikan kepastian serta masih diperdebatkan. Tepat seperti yang dikatakan Origen “Hanya Tuhan yang tahu siapa penulis kitab ini”. Yang jelas kitab ini ditulis oleh orang yang memiliki gaya pikiran yang cukup baik dalam pengenalan akan perjanjian Lama. Sehinggga penafsir perjanjian Baru mengatakan yang menulis kitab ini adalah orang Yahudi diaspora[6]. Lalu di mana ditulis kitab ini dan kapan ditulis?

               Menurut Ibrani 13: 23-24, penyebutan Italia memberikan kesan bahwa surat ini ditulis di Roma[7]. Di sisilain ada yang mengatakan bahwa kitab ini ditulis di Palestina dengan penyebutan “tabernakel” sebagai ganti “bait suci” dan menegaskan bahwa bait Yerusalem masih berdiri dan pembaca hidup disekitarnya[8]. Dengan melihat berbagai asumsi para ahli penulis lebih setuju bahwa kitab ini ditulis di Roma. Adapun alasanya:

 

  • Fakta bahwa surat Ibrani pertama kali dikenal di Roma, seawall abad pertama.
  • Salam terakhir dipahami sebagai salam dari orang Italia.
  • Timotius, yang disebut di 13:24, dikenal oleh jemaat Roma.
  • Perampasan harta atau penganiayaan kaisar Nero, yang keduanya dialami oleh Kristen Roma

 

            Surat ini sebenarnya ditulis sebelum tahun 96M, sebab Clemen, seorang Bishop dari Roma, dalam suratnya atas nama gereja di Roma kepada Jemaat di Korintus[9]. Di sisi lain, ada yang menyebutkan ditulis di tahun sebelum 70 M. dengan itu penulis lebih setuju dengan pandangan ini, karena surat Ibrani tidak menyebutkan keruntuhan Bait Allah di Yerusalem pada tahun 70. Karena itu surat ini diperkirakan ditulis diantara tahun 60-70, sebelum keruntuhan Bait Allah.

 

            Tujuan penulisan kitab Ibrani ini yaitu untuk mengajak menyelidiki Perjanjian Lama, agar mengerti bagaimana kitab Ibrani mengibaratkan dan menggambarkan pekerjaan Mesias(Kristus).  Dalam hal ini menyediakan keselamatan, melalui pengorbana-Nya di kayu salib. Menarik untuk diperhatikan, bahwa kitab Ibrani menjelaskan pengorbanan Yesus lebih besar dari korban-korban di dalam Perjanjian Lama.

 

            Dalam paper ini, penulis membahas Yesus sebagai Korban yang sempurna. Mengapa Yesus disebut korban yang sempurna? Apa perbedaanya dengan Korban-korban di Perjanjian Lama? Ini lah yang akan dibahas penulis di pembahasan selanjutnya.

 

 

 

 BAB. II. PEMBAHASAN

 2.1. Pengorbanan Kristus menghapuskan Dosa.(ay. 1-10)

 

            Tentu dosa merupakan masalah manusia terbesar. Tidak menjadi soal agama apa pun yang dianut seseorang, jika agama Kristen itu tidak dapat menyelesaikan masalah dosa, agama Kristen itu tidak ada artinya. Pada dasarnya, manusia adalah seorang berdosa. Sehingga kerap kali, manusia melalukan segala cara untuk membersihakan dosa tersebut. Hal ini lah yang di lakukan oleh bangsa Israel, Mereka melakukan ritual penghapusan dosa, dengan mengorbankan berbagai-berbagai binatang. Akan tetapi, semuanya korban-korban itu tidak dikehendaki oleh Allah. Lalu korban apa yang berkenan dan  sempurna di hadapan Allah? Inilah yang  bahas dipoin selanjutnya

 

 2. 1. 1. Korban di dalam hukum taurat (1-4)

 

          Pada bagian ini disebutkan “di dalam hukum Taurat hanya terdapat banyangan saja keselamatan itu bukan hakekat keselamatan itu”. Untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan itu penulis mengunakan dua kata. Pertama, disebut sebagai bayangan yang kabur. Kata bayangan dalam bahasa aslinya ialah “∑κιαν” yang artinya adalah “pantulan dalam kabut yang tidak jelas”,  sedangkan kata hakekat dalam bahasa aslinya ialah  “εικόνα” yang artinya perwakilan, bentuk yang lengkap, sebuah gambaran,  jelas dari keselamatan.  Hal ini yang ingin disampaikan  bahwa korban-korban binatang tidak cukup untuk penghapusan dosa manusia. Sehingga, Allah sendiri yang menyediakan korban yang lebih baik itu. Yaitu korban Anak Allah sendiri. Menarik untuk diperhatikan, mengapa penulis kitab Ibrani menyebutkan demikian? Barcley mengatakatan bahwa seluruh korban di Perjanjian Lama hanya merupakan tiruan kabur yang sebenarnya[10]. Selanjutnya, dia mengatakan hakekat dan maksudnya ialah membawa manusia dekat kepada Allah; dan hal itu tidak mungkin dilakukan oleh korban-korban itu. Bagi Wiersbe, hukum Taurat hanya merupakan “ merupakan banyangan dari keselmatan yang akan datang”(1), dan bukan kenyataan yang sesungguhnya. System korban itu hanya merupakan gambaran atau lambang dari apa yang akan dilakukan Tuhan Yesus di  kayu salib, dan system itu bersifat sementara[11].

 

      

 

         2. 1. 2. Korban-korban Perjanjian Lama lebih rendah dibangdingkan Korban Yesus (ayat.2-3)

 

          Pada pembahasan sebelumnya, disebut bahwa Yesus adalah korban yang terbaik. Hal ini didasarkan dengan  apa yang dicatat oleh penulis kitab Ibrani ini. Mengapa Yesus disebut korban yang terbaik?, apa yang yang membedakan dengan korban yang di Perjanjian Lama? Penulis Ibrani sendiri mengatakan bahwa “Yesus adalah kurban  sekali dan untuk selama-lamanya (2)” sedangkan “korban-korban diperjanjian Lama yang dalam bentuk binatang yang hanya dapat meningatkan manusia, bahwa ia adalah berdosa, belum disucikan, dan bahwa dosa masih tetap merupakan penghalang antara manusia dan Allah”. Brill mengatakan, bahwa korban hewan itu bukannya menghapuskan dosa, tetapi malah menonjolkannya. Selanjutnya dia mengatakan, satu-satunya pengorbanan yang efektif adalah pengorbanan Yesus Kristus[12]. Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh Cockerill, dia menghubungkan dengan fungsi kurban para Lewi dan kurban Kristus, dimana dia mengatakan bahwa  korban dalam Perjanjian Lama dianggap sebagai pengingat dosa dari tahun tahun[13]. Dengan jelas menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk melakukan penghapusan dosa permanen. Kata sama juga juga ditemukan dalam penetapan perjanmuan terakhir, dalam memnggambarnya sebagai peringatan kematian Kristus. Pengingat kebebasan penuh dari dosa melalui kematian itu. Perbadingannya Korban-korban Perjanjian Lama dengan Kristus jangan jelas, bahwa Kristus menangani akibat-akibat dosa secara permanen.

 

2. 2. 2. Penyediaan Korban yang lebih baik (5-9)

 

            Pada pembahasan sebelumnya (lih. Pem, 2. 1.1) penulis sudah membahas bahwa tidak ada korban-korban bintang yang baik di hadapan Allah. Sehingga Ia sendiri yang menyediakan korban itu bagi-Nya. Pada bagian ini dimulai  dengan kata “karena itu”. Menarik untuk diperhatikan kata “karena itu” berhubungan erat dengan ayat sebelumnya. Bahwa, korban-korban di Perjanjian Lama bersifat sementara. Sehingga Ia datang kedunia. Pada ayat 5-7, penulis kitab Ibrani mengkutip dari  Mazmur 40:7-9.  Barclay mengatakan bahwa yang dimaksudkan di sini adalah Yesus Kristus menjelma menjadi manusia (ay.5), dan Yesus sendiri adalah pengenapan-penggenapan dari korban-korban Perjanjian Lama[14]. Akan tetapi, mengapa Allah sendiri yang menjadi Korban untuk dosa manusia? Inilah yang kita bahas di poin selanjutnya

 

            2. 2.1. Korban Perjanjiaan lama tidak dikehendaki Allah  

 

            Pada bagian ini disebut, “korban dan persembahan tidak engkau kehendaki”. Tuhan tidak menghendaki korban-korban yang dipersembahkan oleh orang-orang Yahudi dan tidak berkenaan atas korban korban itu sebagai korban yang menghapuskan dosa. Mengapa Tuhan tidak mengkehendaki korban-korban Perjanjian Lama? Seperti pembahasan yang sudah dibahas penulis di atas bahwa Korban-korban di perjanjian Lama, tidak mampu mengahapus dosa mereka, malahan sebagai pengingat akan keberdosaan mereka. Yang dikehendaki Tuhan ialah korban manusia yang tidak berdosa, tetapi orang demikian itu tidak ada di dalam dunia ini; lalu Ia mengutus Anak-Nya untuk menjadi manusia agar menjadi Korban-Nya.

 

 

            2. 2. 2 Kristus sebagai korban yang dikehendaki Allah.

 

            Korban –korban di Perjanjian Lama tidak berkenan di hadapan Allah, sehingga Ia sendiri yang menyediakan korban bagiNya. Hal ini dapat kita lihat dari bahasa aslinya “είσχόμενος” (Pres. Mid. Part.) yang artinya When He Come. Kata ini menunjukkan bahwa ketika Kristus datang kedunia, Ia yang sebagai Allah yang mengosongkan diriNya mengambil rupa manusia (Filp 2:6-7). Mengapa korban Kristus di kehendaki Allah? Barclay mengatakan bahwa hidup dan kematian Yesus adalah suatu tindakan ketaatan yang sempurna[15].  Oleh karena itu, Yesus merupakan satu-satunya pengorbanan yang sempurna. Menarik untuk diperhatikan, Alkitab pada dasarnya menegaskan, bahwa satu-satunya korban yang dikehendaki Allah adalah ketaatan pada-Nya.

 

 

 

2. 2. 3. Efektivitas pengorbanan Kristus (ay. 14)

 

Pada bagian ini Penulis kitab Ibrani menggarisbawahi apa yang telah dicapai oleh Yesus,  ketika Yesus sebagai korban untuk Allah. Akan tetapi, sejauh mana korban Kristus mempengaruhi hidup manusia? Raymond Brown mengatakan Kristus adalah Korban yang sempurna, melalui kematian Yesus, dosa manusia dihapuskan sekali dan untuk selamanya[16]. Dia menghubungkan dengan Para imam dalam perjanjian Lama (10:11), di hadirat Allah tugas mereka belum selisai, tetapi Kristus duduk, pekerjaan sudah selisai (10:12). 

 

 2. 3. Roh Kudus memberikan kesaksian kepada dunia tentang pengorbanan Yesus (15)

 

            Pada bagian ini disebut “Roh Kudus memberikan kesaksian tentang Yesus kepada kita “manusia”. Lalu, yang menjadi pertanyaan, bagaimana bisa kita dapat mengetahui secara pribadi bahwa kita sudah sempurna dihadapan Allah, oleh karena kematian Yesus? Menarik untuk diperhatikan, Brill mengatakan Karena kesaksian Roh Kudus didasarkan karena pekerjaan Anak Allah, dan diberikan melalui kitab suci, firman Allah[17]. Hal ini terjadi pada peristiwa pentakosta. Dimana, Yesus menyuruh Roh Kudus turun kedalam hati mereka yang telah berkumpul bersama-sama dan dengan demikian Yesus mulai berkerajaan di hati manusia. Dan dari tahta-Nya di sorga, Ia menetapkan perkataan perjanjian yang baru itu dan Roh Kudus  menyuratkan hukum Allah di atas hati manusia dan memberikan kuasa kepada manusia untut mentaati hukum Sangat jelas bahwa tugas Roh Kudus berasal dari Yesus Kristus, Dia “bersaksi” dalam bahasa Aslinya berasal dari kata “Мαρτυρει” (Pres. Aktif. Ind), yang artinya Roh Kudus terus menerus memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus sebagai korban keselamatan umat manusia yang sempurna.  

 

           2. 3. 2.  Perjanjian dan jaminan pengampunan  kekal (ay.  16-18)

 

            Di poin sebelumnya, Allah melalui Roh Kudus telah memberi kesaksian tentang korban Kristus, yang sekali untuk selama-lamanya. Dimana melului korban Kristus dosa-dosa manusia di hapuskan. Kemudian dalam 16, disebut bahwa Allah juga membuat perjanjian dengan umat-Nya, “Inilah perjanjian yang Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu, Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam akal budi mereka dan Aku tidak lagi mengingat akan dosa mereka dan kesalahan mereka.  Bagian ini ingin menyatakan bahwa Allah berjanji akan menaruh hukum di dalam hati, dan menuliskan di dalam pikiran manusia. Sehingga dengan ini semuanya ini ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa. Hal ini dikarenakan akan pengorbanan Kristus yang sekali untuk selamanya.

 

 

  Kesimpulan

 

 

               Pada paper ini sangat jelas menujukkan sifat Allah yang kudus, terlihat ketika semua korban-korban di Perjanjian Lama tidak berkenan di hadapan-Nya . Sentralisasi kekudusan Allah tidak bisa terlepas dari pribadi-Nya yang kudus. Sehingga semua korban yang dipersembahkan tidak mampu untuk menembus kekudusan-Nya itu. Dengan demikian, Allah menyediakan bagi-Nya korban yang kudus dan sempurna yaitu, Yesus. Dia yang sebagai Allah, mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba supanya kita kudus di hadapa-Nya. Pengorbanan Yesus, merupakan puncak dari segala pengorbanan untuk Allah, sebagai korban persembahan untuk penebusan dosa yang sekali dan untuk selama-lamanya. Oleh karena itu, kita tidak memerlukan korban-korban persembahan yang lain.

 

                                                                                                                 

   Daftar Pustaka

 

Brown The Message of Hebrews, England:Inter Versity Press, 1986

 

Cockerill The Epistle to The Hebrews, Cambrigde: Grand Rapids, Michigan, 2012

 

C. Tenney, Survei Perjanjian Baru Malang: Gandung Emas, 2009

Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru, Surabaya: Momentum, 2021

 

Subandrijo, Meyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru, Bandung : Anggota IKAPI Jabar, 2010

 

William Barclay, Pemahaman Alkitab setiap hari (Surat Ibrani), Jakarta:Gunung Mulia, 2011

 

Wierbe, Pendalaman Perjanjian Baru-Ibrani,  Bandung: Anggota IKAPI, 2008                            

 

Wesley Brill Tafsiran surat Ibrani, Bandung:  Anggota IKAPI, 2004

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun