Mohon tunggu...
Radifa Rihadatul aisya
Radifa Rihadatul aisya Mohon Tunggu... Penjahit - Mahasiswi

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teori Attachment oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby: Pentingnya Keterikatan Emosional dalam Perkembangan Anak

22 Januari 2025   09:58 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:30 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Teori attachment (keterikatan) adalah salah satu teori psikologi paling penting yang menjelaskan bagaimana hubungan emosional antara anak dan pengasuhnya, terutama ibu, berdampak pada perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh John Bowlby, seorang psikoanalis, yang kemudian diperluas oleh Mary Ainsworth melalui penelitian empirisnya.

Attachment adalah ikatan emosional yang mendalam dan langgeng antara individu, yang dalam konteks anak, mencakup perasaan aman, nyaman, dan terlindungi ketika bersama pengasuh utamanya. Dalam artikel ini, kita akan membahas teori attachment Bowlby dan Ainsworth, jenis-jenis keterikatan, serta dampaknya terhadap perkembangan individu.

Teori Attachment Menurut John Bowlby

John Bowlby percaya bahwa keterikatan adalah bagian alami dari perilaku manusia yang berakar pada evolusi. Ia berpendapat bahwa keterikatan anak kepada pengasuhnya adalah mekanisme adaptif yang meningkatkan peluang kelangsungan hidup. Dengan merasa terikat pada pengasuh utama, anak memiliki perlindungan dari bahaya dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Bowlby mengemukakan tiga prinsip utama dalam teori attachment:

1. Keterikatan Sebagai Sistem Biologis:

Keterikatan adalah hasil dari naluri biologis untuk mencari kenyamanan dan keamanan dari pengasuh, terutama dalam situasi yang menimbulkan stres atau ketidakpastian.

2. Internal Working Model:

Anak mengembangkan pola pikir internal berdasarkan hubungan awal mereka dengan pengasuh. Pola ini akan memengaruhi bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar mereka di masa depan.

3. Krisis Keterikatan:

Bowlby menekankan bahwa kegagalan dalam membangun keterikatan yang aman pada tahun-tahun pertama kehidupan dapat menyebabkan masalah emosional dan sosial di kemudian hari.

Eksperimen Mary Ainsworth: "Strange Situation"

Mary Ainsworth, seorang murid dan kolega Bowlby, memperluas teori ini dengan eksperimen empirisnya yang terkenal, yaitu Strange Situation. Eksperimen ini dirancang untuk mengamati respons anak-anak terhadap situasi di mana mereka dipisahkan dari pengasuh mereka dan kemudian dipertemukan kembali.

Dalam eksperimen ini, Ainsworth mengidentifikasi tiga jenis keterikatan utama:

1. Keterikatan Aman (Secure Attachment):

Anak-anak dengan keterikatan aman merasa nyaman menjelajahi lingkungan mereka karena mereka percaya bahwa pengasuh akan kembali ketika dibutuhkan. Ketika pengasuh kembali, anak-anak ini biasanya mencari kenyamanan dan merasa tenang.

2. Keterikatan Cemas-Ambivalen (Anxious-Ambivalent Attachment):

Anak-anak dengan jenis keterikatan ini menunjukkan kecemasan yang berlebihan ketika pengasuh pergi. Ketika pengasuh kembali, mereka menunjukkan ambivalensi, kadang-kadang mendekati tetapi juga menolak kenyamanan.

3. Keterikatan Menghindar (Avoidant Attachment):

Anak-anak ini cenderung menghindari atau mengabaikan pengasuh mereka. Mereka tampak tidak terganggu ketika pengasuh pergi dan tidak mencari kenyamanan ketika pengasuh kembali.

Kemudian, pada penelitian lanjutan, para psikolog menambahkan jenis keterikatan keempat:

4. Keterikatan Tidak Terorganisir (Disorganized Attachment):

Anak-anak ini menunjukkan perilaku yang tidak konsisten atau kontradiktif terhadap pengasuh mereka, sering kali terkait dengan pengalaman traumatis atau pengabaian.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Attachment

Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi pola keterikatan anak:

1. Kualitas Pengasuhan:

Pengasuh yang responsif terhadap kebutuhan anak, memberikan kasih sayang, dan menyediakan lingkungan yang aman, cenderung menciptakan keterikatan yang aman.

2. Temperamen Anak:

Kepribadian dan temperamen anak juga memengaruhi bagaimana mereka membentuk keterikatan dengan pengasuh mereka.

3. Stres dan Trauma:

Stres atau trauma dalam hubungan keluarga, seperti kehilangan, perceraian, atau kekerasan, dapat memengaruhi pola keterikatan anak.

4. Faktor Sosial dan Budaya:

Norma budaya dan sosial tentang pengasuhan juga dapat memengaruhi cara keterikatan terbentuk. Misalnya, budaya kolektif mungkin lebih menekankan kedekatan fisik antara anak dan pengasuh.

Dampak Attachment terhadap Perkembangan

Keterikatan awal dengan pengasuh memiliki dampak jangka panjang pada berbagai aspek kehidupan individu, termasuk:

1. Kesehatan Emosional:

Anak-anak dengan keterikatan yang aman cenderung memiliki regulasi emosi yang lebih baik dan lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan.

2. Hubungan Sosial:

Pola keterikatan awal memengaruhi cara individu membangun hubungan dengan orang lain. Misalnya, orang dengan keterikatan aman lebih mungkin membentuk hubungan yang sehat di masa dewasa.

3. Prestasi Akademik:

Anak-anak yang merasa aman dengan pengasuhnya cenderung memiliki kinerja akademik yang lebih baik karena mereka merasa nyaman menjelajahi dunia dan belajar.

4. Masalah Psikologis:

Anak-anak dengan keterikatan yang tidak aman lebih berisiko mengalami masalah seperti kecemasan, depresi, atau gangguan kepribadian di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun