Gelombang penolakan Timnas Israel pada perhelatan FIFA U-20 World Cup 2023 semakin tidak terbendung, penolakan itu datang dari berbagai kalangan termasuk para anggota dewan yang ada di Parlemen kita saat ini. Di Solo misalnya, ada masyarakat yang menamakan dirinya Aliansi Solo Raya yang mendatangi kantor DPRD Solo. Di Parlemen pusat, Mardani Ali Sera anggota Komisi II DPR-RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyampaikan argumennya secara gamblang dan jelas
1. Bukan hanya sekedar tunduk kpd FIFA, seharusnya @PSSI juga bisa tunduk dan menjaga harga diri bangsa dan konstitusi kita, UUD45 tentang penjajahan. Jelas kok kalimatnya. Cc mas @erickthohir https://t.co/OvZcoLc5P8--- Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) March 4, 2023
Sontak, ada pula yang menganggap Israel adalah 'tamu' yang harus dihormati. Padahal, sejatinya mereka bukanlah 'tamu' yang harus dihormati. Melainkan penjajah yang menyamar menjadi tamu. Salah satunya ialah Ekky Erdiansyah, penggemar JKT48 yang hobinya membully bakal calon presiden Anies Baswedan dan juga sering kali menjelek-jelekkan PKS di sosial media. Sebagai mana kita ketahui, JKT48 mempunyai peraturan larangan membawa identitas ataupun atribut yang berkaitan dengan politik di setiap eventnya, namun hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saja yang ditolak. Sedangkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) malah dibebaskan masuk ke event JKT48
Pada intinya, apa yang beliau ocehkan di bawah, kita harus mendukung upaya sebaliknya https://t.co/NSDH5Vouao--- E. Erdiansyah (@ekky1995) March 7, 2023
Ada pula akun twitter @spektrumku yang dengan bangganya dirinya adalah kelompok Atheist, dengan nyiniyir nya dan penuh kebanggaan dia mentweet dengan asal jeplaknya saja. Saya bisa memakluminya karena sepertinya akun tersebut terindikasi akun BuzzeRp 'bayaran' Istana, mirip lah sama atasannya dia yaitu Denny Siregar, Permadi Arya, Eko Kuntadhi. Tidak lupa, mentor mereka bertiga, Mohamad Guntur Romli dan Ade Armando. Serta guru besarnya, Yazid Qodir Abdul Jawwaz, Dzulqarnain M. Sunusi dan Riyadh Badr bin Bajrey
Ya sudah! Kalo Indonesia ngga mau tunduk pd peraturan FIFA dng ngga mau fair menerima kedatangan kesebelasan Israel yg udah susah payah lolos ke piala dunia, gw setuju cabut hak Indonesia sbg tuan rumah! Negara2 Arabnya aja sejauh ini ngga ada yg protes! https://t.co/JXHsFbHBSV--- KNY (@spektrumku) March 7, 2023
Lalu kenapa, kita sebagai masyarakat Indonesia secara umum apalagi secara khusus bagi Generasi Z dan Milenial membela Palestina habis-habisan bahkan hingga titik darah penghabisan? Tentu kita masih ingat dengan quote legendaris dari founding father kita, Ir. Soekarno (Bung Karno). Dalam pidatonya, secara lantang Bung Karno mengatakan bahwa selama Palestina masih dijajah Israel, disitulah bangsa Indonesia akan melawannya dan tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel
"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel" - Ir. Soekarno, 1962
Selain itu, Indonesia juga punya hutang budi dengan Palestina. Tercatat bahwa Palestina memberikan dukungan Kemerdekaan Indonesia pada 6 September 1944 oleh Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini secara terbuka melalui siaran radio di Berlin. Sejak dukungan itu, jalanan di Palestina dipenuhi oleh gelombang aksi solidaritas untuk kemerdekaan Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah. Tidak hanya itu, saudagar kaya asal Palestina Muhammad Ali Taher menyerahkan seluruh kekayaannya untuk membantu kemerdekaan Indonesia. "Terimalah kekayaan saya ini untuk kemerdekaan Indonesia" begitulah kata Ali Taher
Maka dari itu, hutang budi bangsa Palestina yang sampai detik ini belum meraih kemerdekaannya dan belum mendapatkan pengakuan kedaulatan dari berbagai negara di dunia sangatlah besar bagi Indonesia. Karena itu, sudah sewajarnya penolakan kedatangan Timnas Israel pada perhelatan FIFA U-20 World Cup 2023 adalah Gerakan Akal Sehat