Metode dakwah dapat di artikan sebagai suatu jalan atau cara yang di lakukan da'i dalam menyampaikan dakwahnya kepada mad'u (jamaah). Penggunaan metode yang benar merupakan unsur yang paling penting dalam menunjang proses berhasilnya suatu kegiatan dakwah.Â
Pesan dakwah yang baik jika tidak di dukung dengan metode yang benar tidak akan dapat sampai dan di terima dengan baik.
Pada dasar nya metode dakwah tertuang dalam Al-Qurab surat An Nahl Ayat 125
Pada ayat ini, Allah SWT memberikan pedoman kepada Rasuln-Nya tentang cara supaya mereka mengajak dan menyeru kepada manusia kepada jalan Allah, jalan yang di maksud adalah Agama Allah, yaitu syariat islam yang di turunkan kepada Nabi Muhhamad SAW.
Baca juga: Penolakan Dakwah Nabi Nuh, Ketika Manusia Lebih Mendahulukan Akal Dibanding Iman Mereka
Nabi Muhammad di utus oleh Allah sebagai Nabi Terakhir yang di beri tanggung jawab untuk menyerukan Agam Allah kepada seluruh umat manusia dan menyelamatkan manusia dari kegelapan dan kesesatan.
Allah meletakkan dasar-dasar dakwah untuk pegangan bagi umatnya di kemudian hari dalam mengemban tugas dakwah.
Allah menjelaskan kepada Rasul-Nya agar berdakwah dengan hikmat dan pengaran yang baik.
Adapun pengertian hikmat adalah, sebagai berikut:
- Mengetahui hakikat tentang sesuatu sebagaimana adanya, dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya
- Perkataan yang tepat dan benar, yang menjadi dalil untuk menjelaskan mana yang hak dan mana yang batil.
- Mengetahui hukum-hukum Al-Quran,paham Al-Quran,paham agama,takut kepada Allah,serta benar perkataan dan perbuatan.
Baca juga: Tingkatkan Skill Produksi Konten Youtube, Dakwah Digital Makin Keren
Arti hikmah yang paling mendekati kebenaran ialah arti  pertamah yaitu pengetahuan tentang rahasia dan faedah sesuatu, yakni pengetahuan yang bermanfaat.
Kemudian Allah juga memerintahkan supaya dalam menyampaikan dakwah hendaknya dengan cara yang baik,lemah lembut dan menyejukkan, sehingga apa yang di sampaikan dapat di terima dengan baik.
Dalam berdakwah juga kita tidak boleh menimbulkan rasa gelisah,cemas,dan ketakutan dalam jiwa manusia. Orang yang melakukan perbuatan dosa karena kebodohannya dan ketidaktahuan, tidak wajar jika kesalahannya itu di buka di hadapan orang lain sehingga menyakitkan hati orang tersebut dan membuat dia malu.
Selanjutnya Allah juga menjelaskan bahwa bila terjadi perdebatan dengan kaum musyrikin ataupun ahli kitab, hendaknya Raul membantah mereka dengan cara yang baik.
Dalam berdebat hendaknya tidak memancing lawan dengan kata-kata yang tajam, karena demikian menimbulkan suasana yang panas, sebaiknya diciptakan suasana nyaman dan santai sehingga tujuan dalam perdebatan untuk mencari kebenaran itu dapat tercapai dengan memuaskan.
Dalam berdebat hendaknya dapat menghambat sifat manusia yang negatif seperti sombong dan tingi hati. Kemudian dapat membuat lawan bicara merasa dirinya di hormati dan dai menunjukan bahwa tujuan yang utama adalah menemukan kebenaran kepada agama Allah.
Dan terakhir yang terpenting adalah iman kepada Allah, karena hanya Dialah yang menganugrahkan iman kepada jiwa manusia, bukan orang lain maupun dai itu. Dialah Tuhan yang Maha Mengetahui siapa diantara hamba-Nya yang tidak dapat mempertahankan fitrah insaniahnya (iman kepada Allah) dari pengaruh yang menyesatkan, hingga dia menjadi sesat, dan siapa pula di antara hamba yang fitrah insaniahnya tetap terpelihara sehingga dia terbuka menerima petunjuk (hidayah) Allah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI