Mohon tunggu...
Pandu Tribudi Laksono
Pandu Tribudi Laksono Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

saya ingin meningkatkan kualitas diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cupak Gerantang, Teater Tradisional Lombok

19 Januari 2023   18:25 Diperbarui: 19 Januari 2023   18:36 2524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pementasan Cupak Gerantang oleh Kapas Putih (Dokumentasi Pribadi)

Lombok merupakan sebuah pulau dengan tradisi dan kebudayaan yang unik. Tradisi dan kebudayaan tersebut melahirkan sebuah seni, salah satunya seni pertunjukan. Melalui pertunjukan drama dan teater, para penggiat kebudayaan dan seni berusaha untuk memperkenalkan kebudayaan dan tradisi daerah Lombok yang unik juga memiliki pesan moral. 

Teater tradisional merupakan sarana masyarakat yang membawa nilai-nilai tradisi yang diwariskan yang hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut kemudian ditanamkan kepada anak cucu  melalui tutur kata teater atau akting. 

Semoga ini bisa menjadi pelajaran tentang sikap masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat. Hadirnya berbagai teknologi di tengah masyarakat semakin memperkecil ruang gerak kesenian tradisional khususnya di Lombok. 

Minimnya pengetahuan dan minat masyarakat dalam mengarsipkan tradisi  mereka dibuktikan dengan minimnya buku dan  dokumentasi lainnya yang secara khusus melestarikan kesenian tradisional asli daerah Lombok. Misalnya, Cepung, teater kata yang diucapkan pertama di Lombok, lebih dikembangkan oleh orang Bali daripada penduduk asli. 

Meski seniman Lombok juga terlibat dalam pembangunan Bali, hal itu menimbulkan ketakutan di antara mereka yang menginginkan perubahan, termasuk Zulfan Rohman, lulusan Institut Kesenian Yogyakarta. Setelah lulus dari Seni Teater, Zulfan Rohman kembali ke Lombok Timur dan mendirikan komunitas teater bernama Kapas Putih. 

Cupak Gerantang merupakan sebuah cerita drama asli Lombok yang menceritakan permasalahan keluarga dengan latar belakang tradisi Lombok, termasuk bahasa pada dialog yang digunakan adalah bahasa sasak penutur asli. Sebelum menjadi sebuah pementasan drama, Cupak Gerantang merupakan sebuah dongeng yang biasa diperdengarkan untuk anak-anak kecil agar mendapatkan pesan moral. 

Seiring berjalannya waktu, Cupak Gerantang dianggap menjadi sebuah drama keluarga yang juga layak untuk dipertontonkan untuk berbagai usia. Akhirnya, Cupak Gerantang menjadi sebuah pementasan yang biasanya digunakan sebagai sarana hiburan dan pengajaran. Karena cerita dari Cupak Gerantang ini merupakan sebuah kisah sederhana yang mengandung pesan moral, pementasan dramanya pun tidak memiliki tujuan khusus untuk upacara adat. Pementasan drama ini bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Dikarenakan Cupak Gerantang pada awalnya adalah sebuah dongeng, maka masyarakat Lombok pun tidak begitu asing dengan cerita yang ditampilkan, sehingga pementasan ini bisa dilakukan kapan saja dan murni untuk memberikan sebuah hiburan kepada masyarakat. 

Karena menjadi salah satu sarana hiburan, naskah dari Cupak Gerantang akan disajikan dengan konsep multimedia ekspresi, yaitu aktor dituntut untuk bernyanyi dan menari disamping dia berakting. Pementasan Cupak Gerantang ini kemudian diterapkan dengan bentuk penggarapan komedi-tragedi. 

Cupak Gerantang dikenal sebagai  teater tradisional. Mengutip  Jurnal Penciptaan Tokoh Cupak dalam Naskah Cupak Gerantang  Lalu Gede Suparman, karya Wahyu Kurnia, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2016, mengatakan A. Kasim Ahmad dalam  Teater Indonesia "Konsep Sejarah dan Masalah". . bahwa teater tradisional adalah bentuk teater yang dihasilkan dari kreativitas sastra lisan yang berakar dan bersumber dari tradisi budaya  masyarakat etnik di sekitarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun