Umpan balik atau yang kerap disebut feedback adalah masukan yang dapat berupa kritik konstruktif dan atau penguatan dari seseorang yang disampaikan kepada orang-orang lain atau kelompok. Umpan balik ini sangat penting tersebab dapat dijadikan bahan renungan atau pijakan untuk tindakan selanjutnya lebih baik.
Umpan balik kali pertama tumbuh di dunia kedokteran. Seorang dokter harus dibekali umpan balik positif tersebab mereka berhadapan dengan pasien dengan kondisi pasien yang bermacam macam. Mereka harus diberikan umpan balik positif agar kondisi pasien tidak semakin drop. Melalui umpan balik positif diharapkan kondisi psikologis pasien menjadi stabil sehingga diharapkan berpengaruh positif terhadap penyakit yang dideritanya.
Dalam perkembangannya, umpan balik masuk ke dunia pendidikan. Bahkan kerap diterapkan pada program guru penggerak (PPGP). Saya tidak tahun persis penyebabnya. Yang jelas, umpan balik ini diperlukan agar fasilitator guru penggerak dapat bertindak tidak hanya bener tapi juga "pener" kepada Calon Guru Penggerak (CGP). Umpan balik ini diharapkan mampu memberikan daya ungkit sehingga mereka adaptif terhadap perubahan. Umpan balik menjadi sangat penting tersebab pada setiap diri kita dilingkupi kekuarangan sehingga perlu umpan balik atau masukan.
Kenapa harus umpan balik? Ketika kita memberikan umpan balik, sudah barang tentu kita menjadi terlatih memberikan masukan atau gagasan postif. Kemudian mengonfirmasi sejumlah prasangka yang terjadi. Kecuali itu, umpan balik yang kita berikan akan membantu orang lain (murid, sejawat) tidak melakukan kesalahan atau tindakan yang sama. Ketika ketika menerima umpan balik, maka umpan balik itu dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kapasitas diri. Di samping itu kita juga dapat mencari solusi terbaik atas masukan tadi. Dus, pikiran kita akan selalu tumbuh dan berkembang (growth mindset)
Selain melakukan penilaian, tugas fasilitator guru penggerak adalah memberikan umpan balik. Hal ini sangat penting tersebab berkelindan dengan out put dan transformasi belajar. Artinya, feedback ini memberikan andil yang cukup besar terhadap kualitas Calon Guru Penggerak (CGP
Umpan yang dilakukan secara tepat dan sesegera mungkin sangat efektif melejitkan potensi orang lain. Sebaliknya, menunda memberikan umpan balik, --apalagi dilakukan secara asal-asalan--, bisa jadi akan mengendorkan semangat bahkan mematikan kreativitas. Umpan balik seyogianya dilakukan secara berjenjang. Sebagaimana dirilis sonyaterborg.com, setidaknya ada 5 jenjang dalam memberikan feedback.
Pertama, klarifikasi. Ini adalah umpan balik jenjang paling dasar. Ngisor dhewe. Dalam KKBI, klarifikasi artinya penjernihan, penjelasan, dan pengembalian kepada apa yang sebenarnya. Mengklarifikasi artinya menjernihkan, menjelaskan, dan mengembalikan sesuatu kepada yang sebenarnya. Misalnya begini: Komite sekolah menjelaskan bahwa tarikan yang dilakukan itu bukan pungutan, melainkan sumbangan yang sifatnya sukarela.
Dalam hal memfasilitasi CGP kawan-kawan dapat melakukan umpan balik dengan melakukan klarifikasi. Misalnya dengan mengajukan pertanyaan begini: apa yang bapak dan ibu maksud tentang....... ; Bisa dijelaskan lebih detail perihal....... ; Bagaimana ini bisa terjadi..... bisa sedikit diberikan tambahan penjelasan?
Kedua, penilaian. Ini merupakan jenjang yang setingkat blebih tinggi dari klarifikasi. Penilaian itu selalu bersifat subyektif. Oleh sebab itu profesional judgment perlu dihadirkan untuk meminimalisir subyektivitas. Terhadap hasil unggahan CGP, kawan kawan dapat memberikan umpan balik dengan mengatakan begini: Bagian ini sangat efektif tersebab........ Atau begini: Ini menarik karena......... Atau begini juga boleh: ini gagasan yang smart untuk.......
Jenjang selanjutnya adalah perhatian. Perhatian disebut juga atensi. Artinya, memusatkan atau konsentrasi penuh terhadap sebuah obyek. Menurut Walgito (1997) perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dalam hal hasil unggahan CGP kawan-kawan dapat memberikan umpan balik berupa perhatian dengan menyusun pernyataan begini: saya membayangkan bagaimana jika...........; Atau begini juga tidak apa apa: Apa mungkin jika......... ; alternatif lain juga bisa begini: saya belum paham, bagaimana.......
Berikutnya adalah saran. Saran inilah yang kerap dijadikan sebagai umpan balik. Kawan-kawan yang sudah terbiasa memberikan saran, sejatinya telah melakukan umpan balik pada jenjang yang tinggi. Saran kalau dalam bahasa Inggris disebut advise. Artinya, memberitahu kepada orang lain mengenai hal seharusnya dilakukan. Hati hati dalam memberikan saran agar tidak menimbulkan kesan menggurui.
Kita juga tidak tahu seperti apa yang terjadi dalam benak CGP. Mungkin fasilitator dianggap sebagai sosok yang menyeramkan. Dalam menggambarkan sosok seperti ini selalu dilihat dari bawah. Coba kita ingat ingat, kalau melihat film itu selalu diawali dari bawah (low angel) utamanya untuk menggambarkan tokoh yang menakutkan.
Oleh sebab itu ketika memberikan umpan balik berupa saran, kita harus memosisikan diri sejajar dengan mereka. Hindari mengatakan CGP-ku. Rasanya ada strata di situ. Lebih baik mengatakan CGP yang saya fasilitasi. Dengan begini kehadiran kita akan membuat CGP merasa aman dan nyaman. Kecuali itu, jangan lupa tampakkan wajah bahagia ketika masuk ke ruang kolaborasi. Sebab CGP akan membangun ingatan bahwa fasilitatornya selalu bahagia ketika bertemu dengan mereka (CGP)
Untuk mewujudkan semua itu, kawan kawan bisa memberikan umpan balik dengan bertanya begini: pernahkah bapak dan ibu berpikir tentang.......... ; atau begini: bagaimana kalau menambahkan...... ; alternatif pertanyaan lainnya bisa begini: bisakah bapak dan ibu menghapus bagian......
Terakhir adalah Apresiasi. Ini merupakan umpan balik jenjang tertinggi. Apresiasi disebut juga penghargaan. Mengapresiasi berarti memberikan penghargaan terhadap seseorang kepada sesuatu. Atas hasil kerja CGP, kawan kawan dapat memberikan umpan balik berupa apresiasi dengan membuat pernyataan seperti ini: ide panjenengan mengingatkan saya pada............. ; atau begini: hasil karya panjenengan juga bisa saya gunakan untuk.......... ; atau juga begini; saya belajar........... dari hasil karya panjenengan.
Ada beberapa teknik memberikan umpan balik. Di antaranya teknik sandwich, ada teknik ATA (Ask-Tell-Ask), ada juga teknik the bridge, dan ada juga teknik SBI (Situation Behavior Impact).
Dari beberapa teknik di atas yang kerap dilakukan adalah teknik sandwich Teknik ini terdiri dari 3 lapis. Lapis atas, kalimat positif, penguatan atau pemberian apresiasi. Lapis lapisan tengah berupa masukan/kritik membangun terhadap perilaku yang akan ditingkatkan. Dari lapis atas ke lapis tengah hindari penggunaan kata "tapi", "namun", "meskipun". Sementara lapis bawah adalah kalimat positif atau penguatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI