Lalu, siapa yang tak kenal Foke dan konsultan politik nya? Dibelakang Foke ada sejumlah lembaga riset dan survey antara lain Lingkaran Survey Indonesia(LSI) dan Jaringan Survey Indonesia(JSI), yang tentu nya tidak gratis. Pos ini bahkan bisa dibilang mungkin salah satu pengeluaran terbesar dalam upaya pemenangan ada di pos ini, karena mereka lah yang paling dominan dalam upaya meraup suara lewat penggiringan opini calon pemilih.
Oh ya, janga lupakan pula biaya politik terkait dukungan dari berbagai pihak secara politis maupun simbolis seperti Partai politik, Lembaga Swadaya Masyarakat, Yayasan, Paguyuban, Ormas dan lain sebagainya yang tentu nya pasti tidak gratis. Sebagai informasi saja, bahwa dalam bocoran 'wikileaks' yang sempat menghebohkan kemarin, menyebutkan bahwa dalam pilgub DKI tahun 2007 Foke paling sedikit mengeluarkan dana Rp 5 Miliar untuk masing-masing parpol(tergantung banyaknya kursi) pendukung agar memberikan dukungan nya maju sebagai Cagub DKI saat itu melawan Adang Darajatun (PKS).
Lalu salah satu pos biaya yang tak banyak orang tau mungkin adalah pos 'silent operation' baik itu yang ada di dunia nyata, maupun dunia maya. Tentu anda sebagai kompasiana paham apa yang saya tulis di sini, sebagai pembaca media online tentu nya apa yang saya katakan ini bukanlah hal yang asing. Anda tentu mengamati bahwa ada semacam gerakan terorganisir di dunia maya dalam bentuk pembuatan blog, akun anonim, akun media online yang dirancang khusus melancarkan kampanye sekaligus menetralisir sentimen negatif 'anti-foke' di dunia maya. Lihatlah survey KOMPAS.com terkait pilgub DKI, adakah yang aneh? Tentu nya anda pasti berpikir, kenapa angka tersebut tak sesuai dengan keadaan riil para pembaca KOMPAS.com yang di setiap artikel tentang Foke 9 dari 10 komentar pembaca nya menunjukkan sikap 'anti-foke', namun dalam survey Foke justru memperoleh 55-60% suara, sungguh aneh bin ajaib bin mustahil. Menurut analisis saya, ada semacam tim khusus yang ditugaskan mengelola opini masyarakat di dunia maya dengan cara membuat akun-akun palsu. Nah, tim ini lah salah satu pos biaya pemenangan Foke, yang tentu nya tak mungkin mau dibayar murah.
Masih banyak lagi pos-pos biaya yang tentu nya tidak bisa saya sebutkan satu persatu, karena memang saya sama sekali buta politik praktis, apalagi dalam hajatan se akbar Pilgub DKI. Namun tentu nya, tidak berlebihan jika saya menyebut angka ratusan Miliar rupiah sebagai gambaran betapa besarnya dana pemenangan Foke dalam pilgub kali ini. Angka tersebut bisa 100, 200,300 atau 500 miliar, entahlah yang jelas saya sangat yakin hitungan kasar saya tersebut.
Ada asap, pasti ada api. Ada pengeluaran, tentu ada pemasukan. Maka pertanyaan besar nya, DARIMANAKAH UANG SEBANYAK ITU?
Saya beberapa kali membaca info dari beberapa media online serta akun Twitter, bahwa selama tahun 2012 APBD DKI Jakarta menganggarkan dana Bantuan Sosial sebesar 1,3 Triliun yang menurut ICW mengalami kenaikan sebesar 500 Miliar dari tahun APBD 2011. Banyak pihak menengarai bahwa dana sebesar itu digunakan Foke sebagai sarana pembiayaan pemenangan dengan cara menyalurkan nya ke beberapa yayasan dan lembaga penerima yang berafiliasi dengan ormas dan yayasan yang dikelola orang-orang di lingkaran kekuasaan nya.
Entahlah, tentu nya hal semacam ini patut ditelusuri lebih lanjut kebenaran dan bukti nya karena selain menyangkut program Pemprov hal ini juga menyangkut unsur pidana Korupsi. Namun yang jelas saya 99,99% yakin dana kampanye Foke memang benar-benar 'tanpa batas'.
Sanggau, 15 Juli 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H