Mohon tunggu...
Bagus K. Anand
Bagus K. Anand Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa, penikmat kopi, perokok pasif, pecinta reggae, penghobi ngartun, pecinta damai. bagus.k.anand@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gesang: Sang Pahlawan Keroncong Indonesia

10 Januari 2016   08:37 Diperbarui: 10 Januari 2016   12:05 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesona lagu Bengawan Solo ternyata juga pernah menjadi lagu perjuangan rakyat Polandia pada tahun 1965-an. Lagu Bengawan Solo versi Polandia sendiri ditulis pada tahun 1964, saat Soekarno masih berkuasa dalam pemerintahan Indonesia.

“Lirik lagunya menggambarkan impian rakyat Polania akan tanah yang indah dan kemerdekaan yang tidak kami miliki kala itu,” kata Duta Besar Polandia untuk Indonesia tahun 2013 dalam acara peluncuran program kekhususan Eropa Tengah, Pusat Kajian Eropa UI di Wisma Antara.

Berkat lagu tersebut, Indonesia dan Polandia mempunyai hubungan yang sangat dekat kala itu. Lirik lagu Bengawan Solo versi Polandia ditulis oleh Marek Sewen dan Roman Sadowski dan dinyanyikan oleh Violetta Villas, diva music negeri Eropa Tengah saat itu. Menurut lirik lagu versi Polandia tersebut, tanah air diciptakan oleh Tuhan buat mereka yang bekerja keras dan berani untuk memperjuangkan nasib kemerdekaan sendiri.

[caption caption="Patung Gesang di Taman Gesang. Sumber foto : kfk.kompas.com oleh Adziz Nur Ahyana"]

[/caption]Pengabdian Gesang dalam perkembangan keroncong Indonesia pun diabadikan dalam sebuah film documenter bertajuk “Gesang Sang Maestro Keroncong”. Film documenter tersebut disutradarai oleh Marselli Sumarno pada tahun 2004.

Film dokumenter tersebut mengisahkan tentang kehidupan Gesang di masa senja. Meski jalannya mulai tertatih-tatih, tapi Gesang mempunyai semangat muda untuk ukuran seusianya. Dalam film documenter tersebut Gesang juga menuturkan tentang motivasinya untuk terjun ke dalam dunia keroncong yang katanya kampungan karena merakyat dan tidak pandang bulu. Tapi berkat Gesang, keroncong Indonesia dapat menunjukkan pesonanya di negeri sendiri dan juga luar negeri.

Kepopuleran lagu Bengawan Solo pun mengundang sejumlah orang yang mencoba mengklaim sebagai pencipta lagu legendaris ciptaan Gesang. Seperti warga negara Belanda bernama A. Holten yang menyatakan dirinya sebagai pencipta lagu Bengawan Solo tersebut yang heboh pada sekitar tahun 2010, saat Gesang telah wafat.

Berjuang memang tak harus menenteng senjata, berkarya pun salah sebagian dari perjuangan. Pengabdian Gesang memang pantas disebut sebagai perjuangan yang luar biasa. Yang awalnya Gesang hanyalah seorang penyanyi keroncong dalam pesta dan acara kecil di Kota Solo, tapi ternyata bisa memperjuangkan musik keroncong Indonesia ke dalam negeri sendiri dan juga negeri asing.

Semoga perkembangan keroncong di Indonesia akan tetap jaya, walaupun Sang Maestro harus meninggalkan riwayatnya pada hari Kamis, 20 Mei 2010. Semoga akan lahir Gesang-Gesang baru yang dapat meneruskan perjuangan Gesang lama yang telah tiada. Amin.

 

Indonesia, 10 Januari 2016

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun