Mohon tunggu...
Raden Ajeng Sofiyah
Raden Ajeng Sofiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Melalui Media Audio Visual

13 Mei 2024   08:00 Diperbarui: 13 Mei 2024   08:02 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

      3. Fungsi Kebudayaan

      Banyak aspek kehidupan masyarakat, khususnya dalam bidang seni dan budaya, yang dapat diturunkan dari generasi ke generasi melalui media audiovisual. Rangkuman perubahan kehidupan manusia juga bisa didapat dari media ini, selain itu.

      4. Fungsi Ekonomi

Media audiovisual adalah cara yang lebih efektif untuk mencapai tujuan. Hal ini disebabkan fakta bahwa materi atau informasi dapat disampaikan dengan waktu, uang, atau usaha yang paling sedikit. Namun hal ini tidak mengurangi efektivitas pencapaian tujuan.

Sejarah Tari Muang Sangkal

Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang mempunyai kultur yang berbeda diantara kabupaten yang lain di Pulau Madura. Keraton Sumenep merupakan salah satu peninggalan sejarah di Kabupaten Sumenep. Seni tari merupakan menjadi salah satu unsur tradisi yang dimiliki oleh Keraton Sumenep. Salah satunya adalah tari Muwang Sangkal. Tari Muwang Sangkal merupakan tari klasik di Keraton Sumenep yang masih mempunyai eksistensi sampai sekarang di Kabupaten Sumenep.

Dahulu, diKeraton Sumenep mempunyai tradisi ritual dalam menyambut tamu yaitu Muwang Sangkal, tradisi tersebut dilakukan oleh 40 beberapa orang dengan membuang beras kuning secara beramai-ramai pada tamu-tamu agung di keraton. Beras kuning merupakan perlambangan menolak malapetaka atau musibah.

Berdasarkan ritualMuwang sangkal yang ada di Keraton Sumenep,pada tahun 1972 bapak Taufikkurrahman mulailah menciptakan tari Muwang Sangkal yang mempunyai gerak-gerak Tayub Keraton Sumenep yang bertitik tolak pada gerak tari gaya Yogyakarta dan dipadukan dengan gerak-gerak ciptaanya yang lain namun tidak menyimpang dari nafas-dan ciri khas Keraton Sumenep. Pola gerak tari Muwang Sangkal sudah mempunyai Konsep yang tertata dan sudah di bakukan. Gerak yang sangat lemahgemulai, halus, serta tidak terlalu dengan dinamis dengan tekanan-tekanan yang sangat luruh (Wawancara dengan Bapak Taufikkurrahman 16-03-2016).

Bupati Sumenep mengutus Bapak Taufikurrahman selaku pencipta tari Muwang Sangkal untuk pertama kalinya menampilkan tari Muwang Sangkal pada acara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-27 tahun 1972 di Pendopo Agung Keraton Sumenep, dengan pendukung tari para puti-putri kerabat Keraton Sumenep. Sejak saat itu, tari Muwang Sangkal mulai sering dipentaskan terutama pada acara yang sifatnya seremonial kenegaraan di Kabupaten Sumenep, hingga akhirnya pada tahun 1975 tari tersebut diakui sebagai ikon tari di Kabupaten Sumenep. Pada saat itu pula tari Muwang Sangkal dipentaskan di Pendopo Agung Keraton Sumenep untuk menyambut tamu negara yaitu Presiden Soeharto dan ibu Tien Soeharto yang berkunjung ke Sumenep (Wawancara dengan Bapak Taufikurrahman 16-03-2016). Masyarakat Sumenep sangat antusias terhadap tari Muwang Sangkal setelah pementasan tersebut. Tari Muwang Sangkal yang menggambarkan gadisgadis remaja yang memanjatkan doa, permohonan, dan harapan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar terhindar dari bencana-bencana dengan cara penari menaburkan beras kuning menjadi puncak dan tanda akan berakhirnya tarian ini. Masyarakat mulai mempercayai bahwa tari Muwang Sangkal itu mengandung makna atau menggambarkan harapan dan doa masyarkat Sumenep kepada Tuhan yang Maha Esa agar terhindar dari bencana dan juga menjadi sebuah harapan besar dengan adanya tari Muwang Sangkal ini masyarakat Sumenep menjadi sadar dan pada akhirnya memang benar-benar terhindar dari berbagai bencana. Sejak saat itulah masyarakat Sumenep menjadikan tari Muwang Sangkal sebagai simbol pengharapan dan tarian khas Kabupaten Sumenepyang sering ditampilkan di Keraton Sumenep pada upacara-upacara yang bersifat sakral serta sebagai penyambutan tamu-tamu agung(Wawancara dengan Bapak Taufikkurrahman, 18-03-2016)

Istilah Muwang Sangkal diambil dari bahasa Madura-Sumenep yang mempunyai arti, Muwang = membuang, Sangkal = malapetaka, bahaya atau musibah. sehingga, tari Muwang Sangkal mempunyai makna tari yang membuang atau mencegah malapetaka atau tolak bala (Wawancara dengan Bapak Taufikurrahman, 18-03-2016).

Fungsi Tari Muang Sangkal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun