Mohon tunggu...
Raden Rachmadi
Raden Rachmadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, adventure

Hobby menulis dan adventure

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Catatan Corona untuk Guru dan Ortu

2 April 2020   19:45 Diperbarui: 2 April 2020   19:50 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tentu saja ini menimbulkan kontraksi relasi dengan guru. Guru belum menemukan formulasi teknis belajar di rumah selama corona. Sementara orang tua merasa ada beban psikologis ketika harus mengajar anak di rumah. 

Pada situasi seperti ini, tentu saja tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru, akan dinilai beban bagi orang tua, meski sejatinya instrumen itu untuk alat pantauan dan evaluasi. 

Guru dan Orang Tua Kompaklah 

Situasi dikotomis itu, harus sesegera mungkin diakhiri. Dua stake holder pendidikan ini, harusnya memiliki common sense bahwa penyebab utama dari goncangan pendidikan ini adalah sebuah musibah (pandemik corona). Jangan sampai anak didik jadi korban tidak langsung dari pandemik corvid-19. Lantas, apa yang harus dilakukan? 

Tak ada jurus yang benar-benar jitu, saat goncangan tiba-tiba datang. Salah satu yang bisa diikhtiarkan adala pererat terus komunikasi antara guru dan orang tua demi kebaikan anak yang bersekolah. Carilah formulasi-formulasi kohesif untuk menghadapi situasi ini. 

Bagaimana caranya? Target teknis kegiatan belajar, target capaian kompetensi, dan capaian-capaian lain, harus dihitung ulang. Tentu saja, skema normal tidak akan sesuai dipakai dalam kondisi darurat seperti ini. 

Yang kedua, carilah angle-angle materi pelajaran yang benar-benar bisa ditemui dan dilakukan di dalam rumah oleh murid. Ketiga, partisipasi, tanggung jawab, dan kedisiplinan untuk tetap belajar di rumah, tentu harus menjadi value yang dihargai dalam situasi darurat seperti ini. 

Bagi orang tua, kerepotan karena anaknya dipaksa belajar di rumah, adalah keniscayaan yang tak terhindarkan. Untuk itu, perhatian lebih kepada anaknya yang tengah bersekolah di rumah tentu menjadi keharusan. Komunikasikan  secara baik kepada guru jika mengalami kesulitan-kesulitan teknis. 

Tentu saja, usulan teknis menyelesaikan tugas-tugas pelajaran, diusahakan seminim mungkin bukan untuk mengurangi tanggungjawabnya mendampingi anak belajar di rumah. 

Sekali lagi, semua itu harus dilandasi oleh common sense of crisis dan bergotong-royong agar spirit belajar anak didik tetap menggelora dalam situasi darurat seperti ini. 

Wassalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun