Â
By: Rade A. Ludji
Edit : Eypul LH
Alkisah, Sahabat ku mengajak ke rumahnya. Moment perbincangan kelurga itu terasa sangat dekat seakan membawa ku pada keluarga. Ceria, gembira ria, ramah dan saling menasehati. Â Terharu rasanya melihat kegembiraan keluarga ini.Â
Â
Aku teringat pada sosok ayah Dady (alm) dan ibu serta adik (Gusty). Sekian lama tak pernah mengingat ayah. Dari keluarga tersebut, aku tak bisa Menahan menetes Air mata. Pengen ada di pelukan Ayah. Bertemu dan bercanda ria. Bercerita akan perjalanan hidup ini. Sedih rasanya.... Ihihihihhh.
Â
Puluhan (20-an) tahun menjalani hidup tanpa ayah. Rasanya pilu, di saat tertentu merasa tak kuat menjalani hidup ini. Namun itu semua di lewati dengan senyum dan syukur. Rasa sulit itu belum seberapa karena masih ada mama dan Gusty (adik laki2 ku). Terima kasih ayah untuk 6 tahun bersama yang begitu indah. Aku tidak sendirian, Mama dan Gusty masih ada untuk aku. Kami semua mengagumi sosok ayah.
Â
Wajah ayah  masih terbayang dengan jelas dalam ingatan kami. Suara ayah dan cara berjalan yang sudah samar-samar, tak teringat dengan jelas lagi. Hanya  cara ayah tertawa dan tersenyum. memanggil nama saya yg masih ingat, itupun nyaris hilang dari ingatan.  Cara ayah menyayangi dan menasehati kami yang selalu ku ingat. Itu pula yang membuat aku kuat dan bisa mandiri.
Â
Ayah pergi tahun 1996, selama kepergian bertahun - tahun itu. saya berharap ayah kembali dalam sosok yg berbeda. Bangkit laksana kisahnya Lasarus. setelah sekian tahun ku menunggu, sepertinya harapanku mulai pudar. Mungkin itu hanyalah mimpi yang tak akan terwujud. Tak mengapa, aku pun terus berharap dan kelak akan terwujud walau tak sempurna sosok ayah.
Â
 Beberapa tahun yang lalu, saya jatuh cinta dengan seorang pemuda. Darinya, aku melihat dan berharap akan sama dengan sosok ayah. Kehadirannya bisa menggantikan posisi ayah, tapi karena suatu kondisi rasanya itu tidak mungkin, aku berpisah lagi orang yang kusayang. Sangat menyakitkan rasanya.
Â
Kekecewaan yang mendalam harus aku tanggung. Rasanya ingin protes, namun kepada siapa?. Akupun terus bergumul kepada Tuhan. Suatu kelak akan ada sosok seperti ayah. Kehilangan dia (red.kekasih) mengajarkan ku banyak hal. Kini, kepergian ayah dan dia adalah titik awal pendewasaan. Â Ayah sungguh luar biasa, akupun bisa mandiri dan mengerti apa yang harus di lakukan.
Â
Begitu pula dengan Mama dan Gusty selalu mengajarkan ku banyak hal. Sosok Mama menjadi Wanita terhebat yang ku cintai. Mengajariku bagamana menghadapi sisi sulit dunia ini. Dari nya aku mengerti arti perjuangan seorang wanita. Merasakan menemukan wanita yang sebenarnya.Â
Â
Kisah cinta dan kasihnya dalam mencintai sungguh aku terpana. Janji setia dan rasa cintanya hanya untuk seorang, ayah selalu. Pesan ayah selalu dikenangnya. Hingga melakukan hal yang tersulit yakni tak pernah menikah lagi. Ayah memang telah pergi namun roh kasih sayang ayah takkan pernah pudar dari batin mama.Â
Â
kepergian ayah sungguh mengisahkan duka mendalam bagi mama dan kami semua. Apa lagi di saat aku dan adik ku masih kecil. Berjuang seorang diri rasanya tak sanggup. Tapi mama bisa melampui itu semua. Semua yang di luar dugaan ku tak akan bisa.Â
Â
Rasanya menangis mendengar cerita mama. Pesan ayah selalu di teruskan kepada kami. Semua itu telah menjadi komitmen mama hingga mama mau melihat kami seperti sosok ayah. Meraih impian sampai batas tertinggi. Ayah,,.! aku ingin mengadu bahwa mama sangat sayang sama ayah dan kami anak-anak. Terkadang mama merasa kesepian, merasa tak sanggup lagi menghadapi sisi sulitnya dunia.
Â
Cinta dan janji mama pada ayah yang membuatnya kuat, tetap tegar dalam kondisi apapun hingga aku melihat mama sebagai sosok Wanita terhebat. pada kami, mama selalu berpesan jadilah pribadi yang punya komitmen, tetap tegar dan bertahan dalam menghadapi sisi sulitnya dunia ini. Selalu sabar dan terus meminta tuntunan dari Tuhan.
Â
Masalah apapun, bagi mama selalu ada hikmah dan solusinya. Memang terkadang sulit di mengerti namun dengan kesabaran maka akan ada maknanya. Makna yang membuat mama kuat hingga kami mengerti arti dari sebuah perjuangan seorang wanita. Dimana Hidup itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Pengorbanan yang nanti membawa pada kebahagiaan.
Â
Kebahagiaan dalam kesederhaan dan penuh syukur. Itulah yang Kami selalu rasakan, disaat kami berkumpul bersama. Hanya di moment tertentu kami berkumpul oleh karena impian dan Jarak yang membuat kami harus terpisah. Impian yang membuat ku kagum dan bangga akan perjuangan sosok ayah.
Â
Kini impian itu telah membuatku dari Zero menjadi hero, mungkin bagi orang lain bukan apa-apa, tapi bagiku dan Gusty adalah hal mengagumkan dan luar biasa. Â Ayah dan mama adalah pria dan wanita terhebat yang kami kenal. saya bangga memiliki Mama dan Gusty. Kamipun terus berjanji dan saling menasehati satu dengan lain, bahwa kelak kami tetap bercerita dan terus mengenang sosok ayah dan mama.
Â
Teringat waktu saya dan gusty berjanji akan menemukan orang yang sama hebatnya seperti mama dan ayah.
Itu komitmen dan harapan bagi kami. kebersamaan dan kebahagiaan itu sangat penting. Kami ingin meneruskan cerita perjuangan ayah dan mama. Perjuangan yang tak mengenal kata menyerah. Berjuang, berjuang dan terus berjuang. No words can explain how amazing they are
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H