Mohon tunggu...
Rade A. Ludji
Rade A. Ludji Mohon Tunggu... Guru - Kisahku sejarahku. Sejarahku bisa jadi bagian dari sejarahmu

asal NTT, sabu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sosok Ayah

7 Februari 2016   23:52 Diperbarui: 8 Februari 2016   00:08 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ayah pergi tahun 1996, selama kepergian bertahun - tahun itu. saya berharap ayah kembali dalam sosok yg berbeda. Bangkit laksana kisahnya Lasarus. setelah sekian tahun ku menunggu, sepertinya harapanku mulai pudar. Mungkin itu hanyalah mimpi yang tak akan terwujud. Tak mengapa, aku pun terus berharap dan kelak akan terwujud walau tak sempurna sosok ayah.

 

 Beberapa tahun yang lalu, saya jatuh cinta dengan seorang pemuda. Darinya, aku melihat dan berharap akan sama dengan sosok ayah. Kehadirannya bisa menggantikan posisi ayah, tapi karena suatu kondisi rasanya itu tidak mungkin, aku berpisah lagi orang yang kusayang. Sangat menyakitkan rasanya.

 

Kekecewaan yang mendalam harus aku tanggung. Rasanya ingin protes, namun kepada siapa?. Akupun terus bergumul kepada Tuhan. Suatu kelak akan ada sosok seperti ayah. Kehilangan dia (red.kekasih) mengajarkan ku banyak hal. Kini, kepergian ayah dan dia adalah titik awal pendewasaan.  Ayah sungguh luar biasa, akupun bisa mandiri dan mengerti apa yang harus di lakukan.

 

Begitu pula dengan Mama dan Gusty selalu mengajarkan ku banyak hal. Sosok Mama menjadi Wanita terhebat yang ku cintai. Mengajariku bagamana menghadapi sisi sulit dunia ini. Dari nya aku mengerti arti perjuangan seorang wanita. Merasakan menemukan wanita yang sebenarnya. 

 

Kisah cinta dan kasihnya dalam mencintai sungguh aku terpana. Janji setia dan rasa cintanya hanya untuk seorang, ayah selalu. Pesan ayah selalu dikenangnya. Hingga melakukan hal yang tersulit yakni tak pernah menikah lagi. Ayah memang telah pergi namun roh kasih sayang ayah takkan pernah pudar dari batin mama. 

 

kepergian ayah sungguh mengisahkan duka mendalam bagi mama dan kami semua. Apa lagi di saat aku dan adik ku masih kecil. Berjuang seorang diri rasanya tak sanggup. Tapi mama bisa melampui itu semua. Semua yang di luar dugaan ku tak akan bisa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun