Saya terdiam. Ingin bicara banyak tapi sepertinya tidak tepat waktunya. Saya hanya berpikir, kalau begini caranya, saya tidak akan lagi menservis PC ke orang ini. Tapi kalau saya tidak memberikan saran, saya merasa bersalah juga. Akhirnya hanya dengan beberapa kalimat, saya katakan kepada dia.
"Mas, saya tidak mau ikut campur terhadap manajemen perusahaan mas sendiri. Tapi sebagai konsumen yang pernah dikecewakan, saya hanya ingin memberi masukan. Silakan mau dipakai atau tidak. Saran saya, kerjakan order yang dulu, order yang lain belakangan sesuai dengan nomor urut.Â
Kemudian, kalau memang tidak bisa mengerjakan tepat waktu, bilang atau katakan tidak bisa. Jangan bilang bisa tapi dalam perhitungan memang sudah tidak bisa. Sifat tidak enakan itu tidak jelek, tapi berkata "tidak" pun tidak buruk. Kalau memang benar-benar kita tidak bisa, katakan saja, maaf saya tidak bisa menerima order ini karena order yang lebih awal belum selesai," tutur saya agak panjang lebar.
Dia terlihat manggut-manggut. Entah apa yang ada dalam benaknya. Apakah dia mengerti yang saya katakan, atau dia manggut-manggut supaya saya cepet pulang dan tidak banyak bicara lagi. Harapan saya semoga dia bisa memahami apa yang menjadi titik krusial yang dihadapinya. Sebab jika tidak, maka pelanggannya akan distrust kepada dia.Â
Sayang-sayang, dia orang baik, jujur, tapi tidak berani berkata tidak. Semuanya diiyakan walaupun tidak bisa dikerjakan. Mungkin dia mempunya anggapan kalau berkata tidak bisa atau menolak, bisa menyakiti hati orang tersebut. Padahal ketika berkata iya namun kenyataannya tidak bisa, kondisi tersebut lebih menyakitkan dan membuat banyak orang tidak percaya lagi. Saya pamit pergi sambil membawa PC yang masih belum diinstal.
***
APAKAH cerita di atas pernah terjadi pada kita, Anda? Bisa ya, bisa juga tidak. Dalam mengelola waktu, memenuhi janji pada seseorang sampai tuntas jauh lebih penting ketimbang menampung banyak janji, tapi tidak bisa memenuhi sesuai waktu yang dijanjikan.Â
Artinya, kalau kita tidak siap atau tidak yakin kalau pekerjaan tersebut tidak bisa selesai tepat waktu, jangan coba-coba untuk membuat janji baru. Lebih baik buat janji pertama dan bisa memenuhi tepat waktu. Setelah itu boleh membuat janji berikutnya. Ini berlaku dalam hal apapun, baik bisnis, janji biasa atau janji yang lainnya.
Tidak jarang ada orang yang membut janji, ketika janji tersebut sudah sampai waktunya, malahan yang janji itu lupa akan janjinya. Ini kan parah. Mestinya kalau memang pada waktu yang dijanjikan tidak bisa dilaksanakan, kasih kabar kepada pihak yang bersangkutan bahwa hari itu janjinya tidak bisa dilaksanakan karena satu dan lain hal.
Bagaimana kalau yang meminta itu orang yang ternama, berpengaruh? Sama saja perlakuannya,  kalau kita bisa, katakan bisa. Tapi kalau kita tidak bisa, katakan mohon maaf permintaan tidak bisa dikabulkan karena sampai 10 hari ke depan ada order yang harus diselesaikan dalam jumlah banyak. Saya berpikir siapapun akan memahami kalau kita jelaskan secara apa adanya. Kalau sudah tahu tidak bisa dikerjakan tepat waktu tapi masih juga menerima order, ini  yang keliru.
Prinsipnya, berbuat baiklah kepada semua orang, kalau kita berkata tidak, itu tidak berarti kita menyakiti hati orang lain. Kalau kita bisa mengerjakan katakan bisa, kalau tidak bisa katakan mohon maaf tidak bisa sambil menawarkan opsi waktu yang kita bisa. Kalau minggu ini kita tidak bisa, sementara minggu depannya kita bisa, katakan saja, bagaimana kalau minggu depan saja.