Lalu berikutnya adalah Ajay M. Priatna, ia merupakan seorang politisi PDIP sekaligus Wali Kota Cimahi. Ajay ditangkap oleh KPK terkait dengan proyek pengadaan pembangunan rumah sakit di kota Cimahi. Ia ditangkap pada hari Jumat, 27 November 2020 silam.
Ajay terjaring dalam OTT KPK, ia pun didakwa menerima suap dari proyek pengadaan pembangunan rumah sakit tersebut sebesar 1,6 miliar rupiah.
4. Sri Hartini
Berikutnya masih di jajaran eksekutif, ia adalah seorang perempuan kepala daerah, Sri Hartini. Sri Hartini merupakan politisi PDIP dan Bupati Klaten yang terlibat dalam kasus suap jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ia tertangkap setelah menggelapkan uang sebesar Rp 2 miliar dan kemudian divonis 11 tahun penjara.
5. Muhammad Samanhudi Anwar
Muhammad Samanhudi Anwar adalah Wali Kota Blitar dan sekaligus politisi PDIP yang terjerat kasus korupsi proyek pembangunan sekolah lanjutan pertama di Blitar. Ia menerima suap sebesar Rp 1,5 miliar dari kontraktor Susilo Prabowo pada tanggal 8 Juni 2018. Samanhudi Anwar divonis 5 tahun penjara.
6. Harun Masiku
Harun Masiku merupakan politisi PDIP yang hingga detik ini masih menjadi buronan KPK. Ia diduga memberikan uang sebesar Rp 850 juta kepada Komisioner KPU Wahyu Setiawan sebagai uang suap.
Tujuan Harun Masiku memberikan uang itu untuk memuluskan rencana pergantian antar waktu Nazarudin Kiemas, yang merupakan caleg yang meraih suara terbanyak yang meninggal tiga pekan sebelum pencoblosan.
Harun Masiku tidak sendirian, ikut terlibat pula di dalamnya nama kader PDIP lainnya, yakni Saeful Bahri yang menjadi eksekutor penyerahan uang. Saeful Bahri diduga memiliki kaitan dengan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dalam kasus ini.
7. Damayanti Wisnu Putranti