Tak terasa waktu begitu cepat berlalu..Setelah masa-masa Sekolah Menengah terlewati, ananda kini sudah berusia 15 tahun dan 2 (dua) tahun ke depan ia akan merayakan ulang tahunnya ke-17. Sebuah masa yang ditunggu tiap remaja dimana mereka (remaja-pen) seolah-olah akan memiliki "dunia sendiri", dan orang tua menjadi sosok asing bahkan kurang diminati sebagai tempat berbagi kehidupan sosial anak-anak remaja. Apakah masa pubertas anak menjadi momen yang menakutkan bagi orang tua? Bagaimana strategi yang tepat agar anak-anak tetap aman di masa pubertas mereka?
Menanggapi masalah ini, Hanny Muchtar Darta, seorang Parenting and Organizational Coach dari Radani EI Center mempunyai trik jitu untuk para orang tua agar masalah pubertas anak dapat disikapi secara bijak. Berikut tipsnya:
1. Komunikasikan awal
Berikan pembelajaran tentang pubertas sejak awal, sampaikan perubahan yang terjadi dari sisi fisik, emosi dan juga kognitif. Semua perubahan adalah bagian dari proses tumbuh kembang dari anak-anak menuju remaja dan dewasa muda. Segalanya berubah. Yang tidak berubah adalah perasaan cinta dan kasih sayang dari orang tua kepada anak.
2. Tingkatkan Kemampuan Anda
Kesabaran Anda sebagai orangtua harus ditingkatkan 2-3 x lipat. Karena ketika anak memasuki pubertas, sepertinya ia merasa menjadi orang “asing” bagi Anda. Kelola emosi negatif dan yakinkan diri Anda bahwa keadaan ini hanya sementara dan segalanya akan lebih baik.
3. Berikan Kepercayaan.
Ketika Anda memberikan kepercayaan bahwa anak-anak bisa menjaga diri dengan baik maka merekaakan merasa lebih nyaman untuk berinteraksi dengan Anda. Dan sampaikan bahwa Anda adalah pendukung setia mereka.
4. Tetap Konsisten dengan Nilai
Pastikan Anda tetap konsisten dalam nilai-nilai (value) yang Anda ajarkan. Misalnya mengenai pentingnya kejujuran, komunikasi terbuka, saling menghargai, kerjasama dengan baik dan adil. Nilai serta pola asuh positif merupakan imunisasi mental untuk anak-anak.
5. Berikan Pilihan
Selalu berusaha untuk memberikan pilihan pada anak. Biarkan ia memilih dan membuat keputusan. Karena ketika ia memilih dan membuat keputusan, maka ia akan belajar bertanggung jawab.
Keajaiban tidak akan terjadi jika tidak ada daya, upaya, serta doa yang tulus dari orang tua untuk anak-anak tercinta di rumah. Jadi, sebelum terlambat akan lebih baik jika kita mulai sekarang. Semoga masa-masa pubertas anak dapat orang tua hadapi dengan bijak sehingga memberikan dampak positif bagi anak-anak.