Mohon tunggu...
Rachmawati Nurtriyana
Rachmawati Nurtriyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa prodi sosiologi fakultas ilmu sosial u iversitas negeri jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak dan Usaha Masyarakat dalam Mempertahankan Perekonomian di Masa Pandemi

16 Maret 2022   10:00 Diperbarui: 16 Maret 2022   10:06 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dua tahun silam semenjak virus covid 19 menggemparkan satu dunia. Awalnya virus mematikan ini ditemukan pada bulan Desember 2019 dan diduga berasal dari pasar ikan Huanan yang menjual binatang ternak dan hewan liar di Wuhan, China. Nampaknya virus ini bukanlah yang pertama kali ditemukan pada tahun 2019. Pada tahun 2002 ditemukan pula virus serupa yang menyerang sistem dan pernapasan yaitu severe acute respiratory syndrome (SARS) yang disebabkan oleh SARS-coronavirus (SAR-CoV) dan penyakit Middle East respiratory syndrome (MERS) pada tahun 2012.

Meningkatnya angka positif covid-19 pada negara negara di dunia menjadikan covid 19 bukan lagi sebgai masalah nasional di tetapi sudah menjadi masalah global. WHO (World Health Organization) sebagai organisasi kesehatan dunia mengategorikan virus ini sebagai wabah pandemi. WHO mengajurkan kepada seluruh negara di dunia untuk berupaya semaksimal mungkin dalam menekan penyebaran covid 19. Berbagai usaha setiap negara pun dilakukan untuk menekan angka tingginya positif covid, , mulai dari lockdown hingga pembatasan sosial yang diterapkan dalam aktivitas sehari hari.

Virus yang menyerang sistem imun ini tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia, tetapi juga menimbulkan permasalahan sosial berskala besar, akibatnya berdampak pada banyak sektor diantaranya yaitu kehidupan sosial dan melemahnya ekonomi masyarakat seperti yang akan dibahas pada kesempatan kali ini.

Mobilitas manusia menjadi penyebab utama virus ini cepat menyebar hingga mewabah dan masuk dalam kategori pandemi. Maka dari itu usaha yang dilakukan untuk mengurangi penyebarannya yaitu dengan pemberlakuan pembatasan mobilitas, seperti contohnya pemerintah menganjurkan untuk melakukan aktivitas, bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kerumunan.

Pembatasan ini menimbulkan perubahan sosial dan dampak ekonomi. Dampak sosial yang terjadi karena interaksi sosial mansuia menjadi terbatas dan membuat masyarakat menjadi jarang berkomunikasi secara langsung.

Pada bidang ekonomi dampaknya sangat terasa. Ekonomi merupakan pondasi dalam kehidupan manusia, pernyataan ini diperkuat oleh kehidupan sehari hari masyarakat yang selalu melibatkan ekonomi. Dengan adanya ekonomi membantu manusia dalam memenuhi kebutuhannya seperti Sandang (pakaian), Pangan (makanan) dan Papan (tempat tinggal/rumah) dan lain -- lain. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya masyarakat harus bekerja dan mendapatkan penghasilan seingga kebutuhannya bisa terpenuhi. Kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas namun kebutuhan manusia dibatasi dengan jumah pendapatan yang ia terima.

Dampak ekonomi yang terjadi menurut Stynes (Disbudpar Banten, 2013 : 20) dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu :

  • Direct Effect (dampaknya terhadap kesempatan kerja, pendapatan pajak, penjualan, dan tingkat pendapatan)
  • Indirect Effect (dampaknya terhadap perubahan mutu dan jumlah barang/jasa, perubahan tingkat harga, penyediaan properti dan variasi pajak serta perubahan sosial dan lingkungan)
  • Induced Efect (dampaknya terhadap pengeluaran rumah tangga dan peningkatan pendapatan).

Dampak lainnya menurut Cohen (Dwi, 2015 : 21) diantaranya :

  • Terhadap pendapatan
  • Terhadap Ekonomi
  • Terhadap pengeluaran
  • Terhadap aktivitas ekonomi

 Kebijakan pembatasan yang diterapkan pemerintah membuat perekonomian turun drastis khususnya perekonomian masyarakat, misalnya saja seperti para pedagang diminta untuk menutup toko toko, pabrik, pasar swalayan kemudian banyak karyawan yang tekena PHK (Pemberhentian Hubungan Kerja) sehingga pendapatan masyarakat dalam segala bidang profesi menjadi terhambat sedangkan masyarakat harus memenuhi kebutuhannya, terlebih jikalau orang tersebut berperan sebagai kepala keluarga yang harus menafkahi keluarganya agar dapat terpenuhi kebutuhannya dan melanjutkan hidupnya. Dengan adanya pandemi ini semakin membebani masyarakat khususnya masyarakat kecil yang dimana sebelum adanya covid 19 kondisi ekonominya sudah sulit dan semakin sulit untuk bertahan dalam kondisi seperti ini.

Kondisi ekonomi yang kian memburuk selama pandemi ini hampir terjadi disemua kalangan tanpa memandang usia, agama dan pendapatan per bulan. PHK (Pemberhantian Hubungan Kerja) yang terjadi mengakibatkan semakin meningkatnya pengangguran, hal lain seperti pengurangan kegiatan industri, transportasi, pendidikan dan lain lain ikut menjadi penyebab perekonomian masyarakat menjadi terhambat terlebih pada aspek rumah tangga, UMKM, perusahaan dan finansial. Disinilah pendapatan keluarga menjadi ujung tombak perekonomian dunia.

Berdasarkan laporan kuartal 1 BPS (Badan Pusat Statistik) pada Mei 2020 menyatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi kuartal 1 tahun ini mencapai angka 2,97% dibandingkan kuartal IV pada tahun 2019 sebesar -2,41%. World bank mendefinisikan keulitan ekonomi sebagai tingkat kesejahteraan yang rendah dan memperkirakan pertumbuhan Indonesia hanya 0%. Tolak ukur umum mengenai kesulitan diseluruh dunia adalah memenuhi kebutuhan dasar hidup (basic needs) yang tercermin antara lain melalui konsumsi rumah tangga.

Salah satu permasalahan yang muncul ditengah pandemi yaitu meningkatnya angka pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan laporan pada bulan 2020 bahwa jumlah pengangguran sebanyak 6,88 juta, kenaikan ini meningkat sekitar 60.000 orang jika dibanding periode yang sama pada 2019. Angka pengangguran mencapai 4,99% dari total angkatan kerja yaitu berjumlah 137,91 juta penduduk. Pemerintah memprediksi angka pengangguran ini bisa meningkat akibat pandemi dan mencapai angka 5,23 juta orang.

Dampak dari pandemi yang sebelumnya telah disebutkan membuat masyarakat harus bisa bertahan dalam kondisi ini. Masyarakat harus pintar dalam mengelola keuangannya agar ekonominya tetap terjaga. Upaya keluarga dalam mempertahankan ekonominya dapat dilakukan dengan gaya hidup hemat dan harus lebih kreatif dalam mendapatkan tambahan sumber pendapatan seperti misalnya berjualan online/berwirausaha.

Menurut Prita H. Ghozie (ojk.go.id, 2020) ada 6 cara yang dapat dilakukan agar ekonomi keluarga dapat bertahan dimasa pandemi :

  • Mengevaluasi pendapatan, membagi anggaran rumah tangga menjadi 3 yaitu living, saving, playing.
  • Mengatur ulang budget dengan cara memprioritaskan kebutuhan
  • Mempersiapkan dana darurat
  • Mempertimbangkan barang barang yang bisa dijual/ digadai sebagai keperluan dana darurat
  • Mencari/melakukan kegiatan yang sifatnya minim modal (tidak memerlukan biaya banyak) contohnya mengikuti kelas online di media sosial (Instagram, whatsapp secara gratis)
  • Menunda berbelanja menggunakan cicilan

Mengutip (Irawaty, 2020) usaha yang dapat dilakukan untuk menambah pendapatan dapat dilakukan dengan cara :

  • Usaha kuliner seperti lauk pauk dengan sistem siap antar
  • Usaha rempah rempah tradisional seperti jamu yang siap antar
  • Bahan baku makanan dengan sistem siap antar
  • Usaha garmen seperti membuat masker yang unik untuk di jual secara online
  • Usaha pulsa, listrik, telepon dan internet

Ketahanan ekonomi keluarga merupakan keadaan dinamis sebuah keluarga. Bagaimana cara keluarga tersebut bisa bertahan dan memiliki keuatan dalam menghadapi tantangan, hambatan dan ancaman serta gangguan dari internal maupun eksternal, yang membahayakan ekonomi keluarga baik secara langsung maupun tidak langsung. Keluarga sebagai unit/satuan terkecil di dalam sebuah negara juga memiliki peran dalam perekonomian negara, karena keluarga dengan tingkat ketahanan ekonomi yang tinggi/kuat maka akan menciptakan dasar ekonomi negara yang kuat pula.

Upaya pemerintah dalam mengembalikan ekonomi nasional dilakukan dengan cara :

  • Melakukan belanja besar besaran
  • Membentuk komite penanganan covid dan pemulihan ekonomi nasional
  • Memberikan banuan kredit berbunga rendah dan menyiapkan program -- program untuk UMKM
  • Menempatkan dana di perbankan untuk memutar roda ekonomi
  • Melakukan penjamin kredit modal kerja untuk korporasi.

Dalam menstabilkan ekonomi masyarakatnya akibat dari dampak pandemi covid 19 pemerintah juga melakukan beberapa upaya untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang ekstrim melalui jaring pengaman sosial (social safety net) bagi masyarakat yang berpendapatan rendah. Adapun bentuk bantuan lain yang diberikan yaitu subsidi listrik dan bantuan sosial (bansos) berupa kartu sembako, program keluarga harapan (PKH) dan kartu prakerja yang diberikan pemerintah untuk masyarakat yang terkena dampak pandemi. Pemerintah juga mendukung keberlansungan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) agar dapat kembali bergeliat. Upaya yang diberikan terhadap UMKM yaitu perbanlan diminta untuk memberikan restrukturasi pinjaman seperti penurunan suku bunga, perpanjangan waktu pembayaran dan penundaan cicilan kredit. Agar bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat miskin mudah diperoleh, pemerintah menjamin dengan cara merelaksasi prosedur prosedur pelaksanaan anggaran dan menerapkan pembayaran nontunai (cashless) yang berfungsi juga untuk menekan penyebaran virus covid 19.

Kesimpulan :

Pandemi Covid 19 mengakibatkan banyak sektor terdampak, beberapa diantaranya yaitu bidang sosial dan ekonomi. Dampak yang terjadi ini diakibatkan oleh pembatasan yang diterapkan di masa pandemi yang menghambat mobilitas dalam segala sektor. Dalam bidang ekonomi dampaknya begitu terasa, baik ekonomi nasional maupun ekonomi maskayaratnya.  Terutama pada ekonomi masyarakat(keluarga) sebagai dasar ekonomi negara. Maka dari itu agar ekonomi selama pandemi bisa tetap terjaga, keluarga sebagai satuan terkecil dala negara harus mampu dengan cerdas mengelola keuangan agar bisa bertahan. Pemerintah pun berkontribusi dalam kestabilan ekonomi dengan cara memberikan bantuan kepada masyarakatnya. 

Ditulis oleh Rachmawati Nurtriyana (Mahasiswa Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta)

Referensi : 

Alamsyah, F. (2021). Covid 19: Penyebab, Penyebaran dan Pencegahannya . Indonesian Scholars Network, 2-4.

Maulina, D. (2021). Ketahanan Ekonomi Keluarga di Saat Pandemi Covid-19. https://iesp.ulm.ac.id/.

Permana, D. A. (2020). 5 Upaya Pemerintah Kembalikan Pertumbuhan Perekonomian Nasional. https://nasional.kompas.com/read/2020/08/07/16224171/5-upaya-pemerintah-kembalikan-pertumbuhan-perekonomian-nasional?page=all.

Puspasari, R. (2021). Perkuat Ketahanan Ekonomi Untuk Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/siaran-pers-perkuat-ketahanan-ekonomi-untuk-jaga-momentum-pemulihan-ekonomi-nasional/.

Salistia, D. J. (2020). DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA NEGARA TERDAMPAK . https://jurnal.bppk.kemenkeu.go.id/snkn/article/view/600/323, 995.

Siallagan, W. A. (2020). Redam Kesulitan Ekonomi Akibat COVID-19, Pemerintah Lakukan Upaya Ini. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/redam-kesulitan-ekonomi-akibat-covid-19-pemerintah-lakukan-upaya-ini/.

Syauqi, A. (2020). Jalan panjang Covid 19 (sebuah refleksi dikala wabah merajalela berdampak pada perekonomian. https://e-journal.iainptk.ac.id/index.php/jkubs, 1 (1), 1-19.

Yuliana. (2020). Corona virus diseas (Covid-19); Sebuah tinjauan literatur. WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE, Vol. 2(No.1), 187 - 192.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun