Mohon tunggu...
Rachmawan Deddy
Rachmawan Deddy Mohon Tunggu... Jurnalis - Profesional

Sarjana Pertanian yang berladang kata-kata. Penulis buku Jejak PKI di Tanah Jambi dan Jejak Sejarah Lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

M Nuh yang Membuka Lelang Absurd

22 Mei 2020   12:00 Diperbarui: 22 Mei 2020   11:53 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motor Jokowi yang dilelang. Foto minews.id

*

Selepas waktu buka Nuh dan keluarga batihnya meninggalkan rumah. Tetangga sekitar tak tahu ia ke mana. Mungkin dibawa oleh polisi. Dilindungi, bukan ditangkap. Kapolda Jambi, sudah memberikan pernyataan. Intinya, Nuh mengira ia mengikuti acara bagi-bagi hadiah. Ia tak tahu bila itu acara lelang yang justru keluar uang.

Nuh mengira mendapat hadiah.

Wanda mungkin mengira Nuh pengusaha. Tak yakin saya Nuh mengaku ia pengusaha.

Choki Sitohang lantang bilang, para penelepon sudah diverifikasi. Entah bagaimana mereka memverifikasi atau bahkan, itu tak layak disebut verifikasi. Barangkali sebatas menelepon, menanyai biodata diri, memastikan apa benar mau ikut lelang yang sepertinya tanpa setor uang jaminan.

Hingga akhirnya ditetapkan Nuh sebagai pemenang lelang, Bamsoet berucap "terima kasih kepada bapak yang dari Jambi, semoga Allah swt memberikan rezeki yang lebih banyak lagi kepada bapak." Setelah mendengar saya aminkan doa Ketua MPR itu.

Tapi, duh.

Lelang model apa ini. Tentu ini bukan kayak kuis jari-jari.

Nuh yang penerima PKH itu hanyalah orang biasa. Bila seturut keterangan kepolisian, sepertinya ia tak ada niat usil. Prank kata anak sekarang.

Kena prank. Begitu bilang netizen. Se- Indonesia. Ya MPR, ya BPIP. Juga pesohor di acara amal, masyarakat dan duh, media. Walaupun istilah prank ini ya ga  pula tepat karena saya haqulyakin Nuh tak ada niat demikian. Tapi satu hal, tak ada itu si Nuh yang pengusaha, yang ada ya Nuh yang buruh yang menang lelang.

Nuh polos. Seperti pengakuan warga di kampungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun