Mohon tunggu...
Rachmatullah Alvian Aji Kusuma
Rachmatullah Alvian Aji Kusuma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bismillah, Saya seorang mahasiswa. Tinggal di Bantul. Sedang mencoba menulis tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Memiliki Empati saat Pandemi

15 Juni 2020   16:51 Diperbarui: 15 Juni 2020   16:56 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada tahun 2020 ini, dunia dihebohkan dengan adanya pandemi COVID-19. Tak tanggung-tanggung, banyak korban yang berjatuhan. Begitu pun juga yang terjadi di Indonesia. Semakin hari, kasus yang terjadi semakin menjadi-jadi.

Baik sebagai individu maupun masyarakat, semua dihadapkan dengan masalah ini. COVID-19 benar-benar telah menjadi bencana. Adanya pandemi coronavirus saat ini yang terjadi di seluruh dunia telah membuat banyak perubahan serta gangguan di hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari.

Bagi banyak orang, perubahan ini begitu sulit dan ditambah dengan tekanan ekonomi. Selain itu, kemungkinan merasa kewalahan dengan kecemasan dan stres juga tinggi. Pikiran yang tidak menentu dan cemas memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya dapat mempengaruhi kesehatan mental.

Bencana ini cukup menguras pikiran dan hati. Banyak petugas kesehatan berjuang hingga mati. Banyak keluarga yang rindu menanti. Banyak orang tak bisa mengais rejeki untuk kehidupan sehari-hari. Banyak anak yang tak tahu bagaimana nanti.

Para pemimpin yang kami hormati. Sekarang bukan saatnya untuk bicara sana-sini umbar kepalsuan janji. Pandemi ini harus segera dihadapi dengan berani. Berani dalam mengambil kebijakan untuk antisipasi dan memberi solusi. Berani untuk berempati.

Atau jangan-jangan kalian tidak mengetahui apa itu empati. Baiklah, saya akan jelaskan disini namun bukan bermaksud menggurui. Empati merupakan respons emosional terhadap penderitaan yang dirasakan orang lain. Empati mungkin melibatkan kemampuan untuk mengalami emosi yang serupa dengan orang lain atau rasa kelembutan terhadap orang itu.

Terdapat hipotesis empati-altruisme yaitu pandangan yang didukung oleh temuan Batson (1991), bahwa empati terhadap orang lain mengarah pada kemungkinan yang lebih besar untuk membantu orang itu (Snyder & Lopez, 2017).

Altruisme adalah perilaku yang bertujuan memberi manfaat kepada orang lain. Perilaku altruistik dapat dimotivasi oleh egoisme pribadi, atau dapat dipicu oleh keinginan empatik "murni" untuk memberi manfaat kepada orang lain, terlepas dari keuntungan pribadi.

Keterampilan emosional ini dapat dipelajari. Beberapa cara untuk membangun empati adalah seperti mendengarkan orang lain, terlibat dalam tindakan pelayanan dan belajar menempatkan diri pada posisi orang lain.

Tips yang dapat dilakukan untuk berlatih empati di masyarakat selama pandemi menurut Cherry (2020) ini adalah dengan tetap terhubung (misal tetap menjalin komunikasi via telepon dan lainnya), tetap waspada dengan saling menjaga kesehatan diri dan orang lain, bersikap baik, bersikap penuh perhatian dan membantu orang lain.

Empati memungkinkan individu untuk meningkatkan keterhubungan sosial dalam masyarakat sehingga dapat meningkatkan altruisme. Selain itu juga meningkatkan kemampuan untuk mengatur emosi selama masa-masa stres. Sehingga menjadi lebih baik dalam mengatasi kecemasan dan stres tanpa merasa kewalahan.

Empati memainkan peran interpersonal dan sosial yang kritis, memungkinkan berbagi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan antara individu dan menyediakan jembatan emosional yang mempromosikan perilaku pro-sosial (Riess, 2017).

Empati merupakan kapasitas untuk merasakan bahwa orang lain menderita, dan untuk mengetahui bagaimana rasanya menjadi sasaran penderitaan semacam itu (Stobbs, 2020). Secara keseluruhan, krisis COVID-19 ini harus berfungsi sebagai pengalaman penting bagi seluruh peradaban dan memberikan pelajaran dalam bidang kesehatan, sosial, politik dan ekonomi (Kanupriya, 2020).

Berlatih empati dapat mengingatkan bahwa semua orang berada dalam hal ini bersama. Mari berempati pada mereka yang terdampak COVID-19, pada mereka yang hilang pekerjaan, yang kelaparan, yang melayani di rumah sakit, pada pemerintah yang sudah berupaya menghadirkan kebaikan, dan pada semua yang membutuhkan. Empati ada agar kita bisa melihat hal-hal baik terjadi di dunia.

Daftar pustaka

Asrianti,S & Murdaningsih,D .2020. Pentingnya Empati dan Kebaikan di Tengah Pandemi. Diakses dari https://republika.co.id/berita/q9i6gk368/pentingnya-empati-dan-kebaikan-di-tengah-pandemi

Cherry,K. 2020. How to Practice Empathy During the COVID-19 Pandemic. Diakses dari https://www.verywellmind.com/how-to-practice-empathy-during-the-covid-19-pandemic-4800924

NOAH. 2020. 5 Tips for Practicing Empathy During the COVID-19 Pandemic. Diakses dari https://noahhelps.org/5-tips-for-practicing-empathy-during-the-covid-19-pandemic/

Snyder, C.R., & Lopez, S.J.(2017). Positive Psychology The Scientific and Practical Exploration of Human Strength. California: Sage Publication

Kanupriya. (2020). COVID-19: A Socio-economic Perspective. FIIB Business Review, 231971452092391. https://doi.org/10.1177/2319714520923918

Matias, T., Dominski, F. H., & Marks, D. F. (2020). Human needs in COVID-19 isolation. Journal of Health Psychology. https://doi.org/10.1177/1359105320925149

Riess, H. (2017). The Science of Empathy. Journal of Patient Experience, 4(2), 74--77. https://doi.org/10.1177/2374373517699267

Stobbs, N. (2020). Compassion, the vulnerable and COVID-19. Alternative Law Journal, 0(0), 1037969X20927806. https://doi.org/10.1177/1037969X20927806

https://corona.jogjaprov.go.id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun