Mohon tunggu...
Rachmat Hendayana
Rachmat Hendayana Mohon Tunggu... Penulis - Tinggal di Bogor

Peminat Sosial Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suasana Baru dan Semangat Baru Pasca Lebaran

11 Mei 2022   21:51 Diperbarui: 11 Mei 2022   22:02 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Freepik/Ilustrasi spirit of competition

Libur lebaran sudah berakhir. Kini saatnya kita harus kembali ke  rutinitas kerja yang sempat ditinggalkan waktu libur. Ada perasaan menyenangkan, tetapi juga kadang-kadang dihinggapi rasa malas yang menyelimuti ketika akan mulai masuk ke kegiatan rutin ini.

Mengutip Dr. Fadhli R.M. dalam halodoc.com (05/05/2022) orang yang menghabiskan liburan bersama keluarga, seperti yang dilakukan saat lebaran dapat memberikan dampak positif pada kesehatan.

Beberapa manfaat dirasakan antara lain dapat mengurangi kondisi stres, memperpanjang usia, mengurangi gangguan pada otak, hingga memiliki kesehatan tubuh yang optimal. Momen libur hari lebaran juga dapat digunakan untuk bersantai dan melupakan sejenak pekerjaan sehari-hari yang tentunya membuat rasa lelah atau stres.

Namun, jangan lupa untuk mengembalikan produktivitas kerja setelah liburan usai. Tiap orang bisa berbeda-beda dalam menyikapi kondisi ini. Hal itu tergantung persepsinya terhadap pekerjaan yang dihadapinya. Jika pekerjaan selama ini memberikan tantangan yang prospektif, biasanya masuk kerja itu akan menggairahkan. Sebaliknya, manakala ruang lingkup pekerjaannya penuh tekanan yang menyebabkan stress bisa jadi malas untuk masuk kerja. 

Terlepas dari latar belakang situasi pekerjaan yang dihadapi, munculnya kemalasan dan kegundahan pada diri seseorang untuk masuk lagi ke suasana rutinitas itu manusiawi. Mengutip kompasiana.com (09/05/2022), terjadinya kemalasan atau kegundahan masuk kerja setelah liburan panjang itu ada dukungan teorinya, yaitu yang disebut Post Holiday Blues (PHB) atau  perasaan cemas dan stres yang muncul setelah liburan. Bisa juga hal itu disebut depresi usai liburan panjang.

Berangkat lagi ke kantor setelah berhari-hari mudik untuk merayakan lebaran memang terasa begitu berat. Bagi orang yang pernah mengalaminya pasti sempat merasa ogah-ogahan bangun di pagi hari karena masih terbawa nuansa liburan.

Tulisan ini tidak membahas terjadinya PHB, tetapi ditujukan mendiskusikan dan membahas suasana baru dan semangat kerja baru pasca lebaran.

Suasana baru merupakan refleksi dari suasana hati yang damai usai mendapatkan "kemenangan", kembali ke fitrah.  Berhasil menang melawan hawa nafsu melalui ibadah menjalankan puasa Ramadhan sebulan penuh, menjadi modal dasar terbentuknya hati yang damai.  

Kedamaian hati itu akan membentuk suasana baru dengan sikap dan perilaku yang baru juga ketika masuk kerja. Kondisi itu akan tambah menguat ketika sebelum masuk kerja mengikuti halal bihalal.

Merujuk pada KBBI, halal bihalal adalah hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan. Mengutip detik.com (09/05/2022) halal bihalal juga didefinisikan sebagai silaturahmi.  Kata halal bihalal mengandung arti penyelesaian masalah, mencairkan yang beku, dan melepaskan ikatan membelenggu.

Halal bihalal juga dapat dijadikan momentum untuk mencairkan suasana, dan menjadi ajang pelepasan memori liburan, untuk  move on  siap untuk memulai suasana kerja baru.

Suasana baru  itu dapat dijadikan pemicu untuk memperbarui semangat kerja baru, up to date, mampu mengadaptasi perubahan yang terjadi. Salah satu wujud terbangunnya semangat kerja baru itu tampil  dengan spirit kompetisi. Jika sebelumnya kadar bekerja kita hanya untuk menggugurkan tugas rutin, setelah libur idul fitri ini semangatnya harus berubah.

Mengutip paismk.com (07/2020), hakekatnya setiap insan manusia itui ingin hidup damai, tenteram, dan bahagia. Kehidupan yang damai, tentram dan bahagia itu  akan muncul karena masing-masing bekerja dengan disiplin mengikuti SOP, adanya semangat berkompetisi secara sportif dan kolaboratif, dan dengan demikian  apa yang diinginkan terpenuhi.

Bekerja tidak hanya untuk menggugurkan tugas, tetapi lebih dari itu perlu menumbuhkembangkan jiwa kompetitif. Bukan untuk show of force tetapi untuk meningkatkan peran dan kontribusi kita dalam khasanah pekerjaan. 

Untuk mengembangkan semangat kerja baru itu baik di kantor maupun work from home,  diperlukan tekad yang kuat. Kuncinya terletak pada mindset atau pola pikir yang harus diubah kearah suasana semangat kerja baru yang lebih produktif. Kita harus bisa fokus pada pekerjaan yang dihadapi walau terasa tidak menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun