Saat itu presiden Amerika Serikat, Herbert Hoover sedang berpidato dalam acara politik. Kebetulan Emma menghadiri acara tersebut karena acara itu dihadiri pejabat pejabat negara. Namun dalam pidatonya Hoover mengatakan bahwa wafatnya Harding adalah stress yang diakibatkan oleh temannya sendiri yang merusak citra dirinya dan partainya.
Mendengar pidato publik tersebut, Emma berdiri dari kursinya dan berteriak tanpa menghiraukan para hadirin yang lain. Dengan lantang ia mengatakan, ” What! Harding betrayed by Fall? No! My Husband never betrayed anyone. This whole house full of gold would not tempt my husband to do wrong. He is the one who has been betrayed and led to slaughter crucified”
Betapa keras kepalanya istri Fall yang dalam ucapannya masih saja mendewa dewakan suaminya. Sudah terbukti secara terang terangan bahwa dia bersalah di pengadilan tapi masih menganggap suaminya sebagai korban.
Begitulah, sifat subyektif dalam darah kita memang selalu akan membuat kita terlihat konyol dan tidak masuk akal. Hadirnya cinta ataupun benci akan membiaskan nilai nilai obyektif dalam diri kita. Berbicara tentang obyektifitas, mungkin menjadi pelajaran yang tak akan pernah selesai untuk kita pelajari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H