Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan satuan pendidikan vokasi yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten untuk bekerja sesuai dengan keahliannya. Keterserapan lulusan di dunia kerja menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh SMK beserta pemangku kebijakan (stakeholder) pendidikan.
Penguatan keterampilan teknis (hard skills) dan keterampilan non-teknis (soft skills) merupakan kunci untuk meningkatkan angka kebekerjaan lulusan SMK. Pembelajaran langsung di dunia kerja menjadi kebutuhan peserta didik SMK agar dapat mengasah kompetensi dan menguatkan budaya kerja.
Pelatihan Vokasi adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan untuk bekerja dan/atau berwirausaha.
SMK sebagai salah satu dari pemangku kebijakan di sektor pendidikan mendukung program Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi dari Kementerian PUPR pada Program Pemberian Kompetensi Tambahan Untuk Sumber Daya Manusia (SDM) Konstruksi.
Oleh karena itu, penting sekali membangun kerja sama antara SMK dengan melibatkan dunia kerja dan Lembaga Pemerintah. SMK Negeri 1 Kelapa Kampit  memberikan dukungan untuk keberkelanjutan serta mengikuti kesempatan emas (golden opportunity) bagi para lulusan dan calon lulusan program vokasional untuk berpartisipasi aktiv dalam proses pembangunan infrastruktur dan peran khusus dalam pembangunan  insan vokasi.
Hal ini disadari mengingat pentingnya peran Asesor dalam pelaksanaan uji sertifikasi, sekaligus menjadi personil inti dalam LSP. Oleh karenanya para asesor harus menjaga integritas agar dapat melahirkan tenaga kerja konstruksi yang berkualitas demi menjaga hasil pembangunan infrastruktur. Tidak hanya itu, dukungan dari sektor pendidikan seperti SMK, Politeknik, Perguruan Tinggi, Balai Latihan Kerja (BLK) serta LSP bidang konstruksi dalam pelaksanaan  uji sertifikasi sangatlah signifikan dalam melahirkan tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat.Â
Tugas besar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Vokasi adalah:
1. Â Meningkatkan probabilitas keterserapan alumni dan lulusan
2. Menggambar desain (road map) vokasi agar relate dan bermanfaat bagi dunia kerja
3. Membangun komunitas belajar vokasi yang aspiratif, komunikatif serta sehat lahir & bathin
Model relevansi pendidikan vokasi dengan dunia kerja adalah kerangka kerja yang menggambarkan bagaimana pendidikan vokasi dapat menjadi relevan dan bermanfaat bagi dunia kerja," ungkap Sulistio, "Model ini menunjukkan hubungan erat antara kurikulum pendidikan vokasi dengan kebutuhan dan tuntutan dunia kerja," tuturnya.
Review dan Feelling Good kurikulum SMK akan memantopkan model kesesuaian dan keterikatan (link and match) dengan dunia kerja. Merancang Kurikulum Vokasi memiliki orientasi pada penggabungan antara instruction dan construction sehingga pendekatan konstruktivisme melaui tahapan dan fase pembelajaran vokasi di sekolah ataupun praktik baik (real experience) bersama industri serta berorientasi pada hasil proses pembelajaran berkelanjutan melalui proses SMKÂ sama dengan Sertifikasi Menuju Kompeten.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H