Mohon tunggu...
Seputar Film
Seputar Film Mohon Tunggu... Freelancer - FILMAKER DAN REVIEW FILM

MEMBAHAS SEPUTAR FILM

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Love For Sale 2" Karya Andi Bachtiar Yusuf

6 November 2019   21:56 Diperbarui: 6 November 2019   22:00 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.youtube.com/watch?v=JjmxLEaAw8E 

Film Love For Sale ini Saya Beri Nilai 8/10


Menceritakan tentang Indra Tauhid alias Ican yang sering berdebat dengan ibunya karena soal perjodohan. Dianggap sudah saatnya untuk menikah.

Ican karena menikah bukan prioritas utama, Ican berinisiatif memesan calon menantu palsu melalui sebuah aplikasi penyedia jodoh, Love, Inc. Enggak lama, Arini langsung datang ke rumah Ibu Ros dan menjalankan tugasnya.

Cerita yang Relate 

Temen temen bisa tahu Arini memiliki karakter sangat membahagiakan. Bukan hanya Richard dan para karyawannya percetakan primawarna di di film Love for Sale (2018), tapi juga keluarga Tailor Sikumbang dan warga Jatinegara di film Love for Sale 2. Sosok karakter Arini bisa dibilang sukses dibangun oleh sang sutradara Andibachtiar Yusuf, sejak film pertamanya muncul.

Memang, kurang begitu relate jika dibandingkan dengan film pertama, karena dari alur pun udah sangat berbeda. Sutradara enggak hanya membangun film pertama secara keseluruhan untuk bisa dikembangkan di film kedua. Melainkan hanya membangun karakter Arini sebagai penghubung film pertama dan kedua. Hal ini udah bisa temen temen lihat ketika di awal film.

Love for Sale 2 menyuguhkan drama keluarga yang nyata dan kisah romantis yang jahat. Lewat keluarga Sikumbang, kita bisa tahu betapa hangatnya sebuahhubungan keluarga, meski semuanya memiliki berbagai kekurangan. Melalui Arini, kitadapat menangkap pesan bahwa memberi kebahagiaan kepada orang lain adalah sesuatu yang sangat mulia.

Lagi-lagi, Andibachtiar Yusuf (Sutradara) memberikan bumbu adegan multitafsir di akhir film, sebagai effect dari adegan awal yang di ingatkan kembali perjuangan Richard untuk berusaha mencari Arini. Meski enggak ada hubungan sama sekali secara langsung dengan keluarga Sikumbang, kehadiran Arini membuat siapa pun tersenyum lega, sekaligus dibuat gemas.

Dapat disayangkan, ada beberapa adegan yang terlihat sedikit berlebihan, seperti ambisi Ibu Ros yang ingin segera Ican menikah. Sehingga, romantisme antara keluarga Sikumbang, Arini, dan pegawai tailor terasa kurang terlihat sempurna. Masalah yang dibangun hanya keluarga Sikumbang, tapi bisa lupa dengan adanya Arini, meski dia hanya sebagai "boneka".

Mungkin saja, sutradara ingin mengambil pola yang sama di film pertamanya, ketika lagi sayang sayangnya sama Arini kemudian di tinggal begitu saja, sama juga seperti Richard pas lagi sayang sayangnya kemudian di tinggal juga oleh Arini.

Pembangunan Karakter yang Sangat Dekat

https://www.youtube.com/watch?v=JjmxLEaAw8E 
https://www.youtube.com/watch?v=JjmxLEaAw8E 

Momen momen romantis yang diciptakan Ican (Adipati Dolken) dan Arini (Della Dartyan) memang hanya sebatas permukaan alias bukan hubungan secara dewasa. Yang menjadi penyebabnya adalah, salah satu alasannya karena perbedaan usia, Ican yang sangat oportunis dan Richard yang terlalu pragmatis. Arini pun harus bisa menyesuaikan diri menjadi pasangan keduanya.

Dapat diacungi jempol, chemistry Arini dan Richard memang lebih dapat feelsnya, tapi enggak ada yang bisa menandingi kehangatan serta kedekatan Arini dengan Ican di Love for Sale 2.

Della Dartyan berhasil tampil sebagai sosok cewek yang sangat kejam yang bikin siapa pun dibuat gemas melihat tingah lakunya. Namun, seperti yang dikatakannya "bahwa yang salah dari sebuah hubungan adalah memulainya".

Adipati Dolken bukan hanya tampil sebagai bad boy yang sayang kepada keluarga, tapi juga berhasil akting sebagai cowok yang dewasa yang hancur berkeping keping ditinggal cinta sejatinya. Meski kurang bisa merasuk ke hati penonton, emosi Adipati yang setiap hari ditanya "kapan nikah?" yang sangat sering terjadi di sekelling kita.

Ibu Rosmaida berhasil tampilkan sosok ibu yang memiliki karakter yang cerewetnya tapi sebenarnya merupakan salah satu tanda sayang. Berasal dari Sumatera Barat yang memegang teguh ajaran agama, membuat sosok Ibu Ros menjadi idaman sekaligus ancaman bagi sebagian orang.

Kesuksesan Ratna Riantiarno Memerankan Karakter Ibu Ros

https://www.youtube.com/watch?v=JjmxLEaAw8E 
https://www.youtube.com/watch?v=JjmxLEaAw8E 

Memang untuk masalah akting Ratna Riantiarno pantut diacungi jempol, Ratna Riantiarno bisa dibilang cukup sukses memerankan karakter ibu Ros, Karakter Ibu Ros sangat menonjol yang menyembabkan Adipati Dolken sebagai Icad tersaingi, padahal yang harusnya lebih menonjol adalah Adipati Dolken.

Tidak hanya Ratna Riantiarno yang berperan sangat bagus, yaitu Bastian Steel yang sangat menarik perhatian dalam segi akting dan bisa dibilang bagus dari film film sebelumnya yang ia mainkan.

Gambar Yang Menjadi Hidup

https://www.instagram.com/loveforsalefilm/ 
https://www.instagram.com/loveforsalefilm/ 

Pemandangan kampung di sekitaran Jakarta Timur beserta para warganya menjadi visual yang original yang disuguhkan oleh sang sutradara. Enggak butuh pemandangan komplek dengan rumah-rumah mewah. Cukup dengan hanya gang sempit yang bersih, dapat menampilkan keakrban penduduk warga Jakarta yang sebenarnya: gotong royong, ramah, dan saling berbagi.

Potret kota besar seperti gedung-gedung perkantoran di daerah pusat Jakarta, angkutan umum, dan stasiun Jatinegara menampilkan romantisme tersendiri bagi perjalanan cinta Ican dan Arini. Ditambah lagi dengan, theme song film Love for Sale yang mengalun saat momen haru muncul, mengingatkan kembali rasa sedih Richard ketika ditinggal pas lagi sayang-sayangnya kepada Arini.

Cukup Sekian Untuk Review Kali Ini, Jika Ada Saran Film Selanjutnya Apa Yang Layak Di Review Silahkan Comment, Jangan Lupa share Ke Temen Temen Dan Mari Kita Diskusi Bareng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun