Mungkin saja, sutradara ingin mengambil pola yang sama di film pertamanya, ketika lagi sayang sayangnya sama Arini kemudian di tinggal begitu saja, sama juga seperti Richard pas lagi sayang sayangnya kemudian di tinggal juga oleh Arini.
Pembangunan Karakter yang Sangat Dekat
Momen momen romantis yang diciptakan Ican (Adipati Dolken) dan Arini (Della Dartyan) memang hanya sebatas permukaan alias bukan hubungan secara dewasa. Yang menjadi penyebabnya adalah, salah satu alasannya karena perbedaan usia, Ican yang sangat oportunis dan Richard yang terlalu pragmatis. Arini pun harus bisa menyesuaikan diri menjadi pasangan keduanya.
Dapat diacungi jempol, chemistry Arini dan Richard memang lebih dapat feelsnya, tapi enggak ada yang bisa menandingi kehangatan serta kedekatan Arini dengan Ican di Love for Sale 2.
Della Dartyan berhasil tampil sebagai sosok cewek yang sangat kejam yang bikin siapa pun dibuat gemas melihat tingah lakunya. Namun, seperti yang dikatakannya "bahwa yang salah dari sebuah hubungan adalah memulainya".
Adipati Dolken bukan hanya tampil sebagai bad boy yang sayang kepada keluarga, tapi juga berhasil akting sebagai cowok yang dewasa yang hancur berkeping keping ditinggal cinta sejatinya. Meski kurang bisa merasuk ke hati penonton, emosi Adipati yang setiap hari ditanya "kapan nikah?" yang sangat sering terjadi di sekelling kita.
Ibu Rosmaida berhasil tampilkan sosok ibu yang memiliki karakter yang cerewetnya tapi sebenarnya merupakan salah satu tanda sayang. Berasal dari Sumatera Barat yang memegang teguh ajaran agama, membuat sosok Ibu Ros menjadi idaman sekaligus ancaman bagi sebagian orang.
Kesuksesan Ratna Riantiarno Memerankan Karakter Ibu Ros
Memang untuk masalah akting Ratna Riantiarno pantut diacungi jempol, Ratna Riantiarno bisa dibilang cukup sukses memerankan karakter ibu Ros, Karakter Ibu Ros sangat menonjol yang menyembabkan Adipati Dolken sebagai Icad tersaingi, padahal yang harusnya lebih menonjol adalah Adipati Dolken.