Semua  harap maklum, cerita pun berjalan ke arah yang sebetulnya udah jelas dan terarah, tapi malah jadi dipanjang-panjangkan dan dibikin terbelit belit.Â
Rosa berkali-kali terlihat kejam, berkali-kali juga Rini terlihat baik, seakan terlihat kontras ini dibentuk buat menjadikan Rosa sebagai antagonis tandingan. Hal ini lagi-lagi terkesan terlalu dipaksakan sehingga malah bikin fokus cerita malah  teralihkan.
Kurang Istimewanya Karakter
Karakter Rini jadi tidak begitu terlihat istimewa, khususnya karena Titi Kamal juga enggak bisa kelihatan "takut" sepanjang film. Ini memang film horor pertama Titi Kamal, tapi debut ini enggak bisa jadi jalan pintas buat menambah portofolio dalam dunia  aktingnya.
Yang paling  bikin mengganggu, karakter Pak Ganda (Ali Syakieb), seorang guru agama sekaligus ustadz, pun enggak bisa tidak terlihat seperti kelihatan kayak ustadz.
Untungnya, meski dengan peran minor, dari Jajang C. Noer bisa total menggambarkan ketakutan dan kekhawatirannya, bahkan tanpa mengeluarkan suara.Â
Permainan mimic muka ini yang sayangnya enggak bisa dilihat dari Titi Kamal dan Ali Syakieb. Malah Sebaliknya, justru para aktris muda kayak Tissa Bianni, Bianca Hello, dan Adila Fitri-lah yang berhasil menghidupkan cerita dan  suasana film dengan baik.
Saat takut, senang, dan sedih, mereka bisa menyatu dengan situasi apa pun yang film ini tawarkan dalam ceritanya. Ala Hasilnya, kengerian yang seharusnya justru lebih bisa didapatkan saat karakter merekalah yang jadi sorotan. Mereka bisa dibilang malah lebih bersinar dibandingkan Titi Kamal dan Ali Syakieb.
JumpScare Sangat Monoton
Jump scarememang salah satu unsur utama dalam film horor yang bisa dianggap cukup tricky. Soalnya, komposisinya harus pas karena formula jump scare pada dasarnya sangat monoton.